ID-13

1.3K 153 1
                                    

"....Luna saat ini...sedang Kritis."

Dia tidak salah dengar,kan??

Mate-nya....

Saat ini kritis dan dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sam langsung masuk kedalam tanpa menghiraukan Paul yang saat ini berada di depannya. Dapat ia lihat, wajah Vanessa sangat damai dalam ketidaksadarannya saat ini. Wajah gadis itu pucat dan beberapa perban menutupi luka-luka mengerikan yang Vanessa peroleh. Dia merasa sangat bersalah saat ini. Dia merasa tidak berguna sama sekali. Menyelematkan Mate-nya saja dia gagal. Tanpa ia sadari air mata sudah membasahi matanya, apakah ini dosa dari perbuatan yang ia lakukan pada Vanessa? Apakah Moon Goddes sedang menghukumnya saat ini???

Sam membaringkan dirinya di samping tubuh wanita yang sedang lemah itu. Menggenggam tangan yang dingin bak bongkahan es sambil berusaha menyalurkan kehangatan yang ia punya. Apakah Vanessa bersenang-senang di mimpinya saat ini? Dia tidak mau memikirkan apapun saat ini, dia hanya ingin berada disamping gadis itu, memeluknya dan menghirup aroma yang sangat membuatnya ketagihan itu.

Hanya itu...

Dia memeluk gadis itu dengan penuh kelembutan dan terlelap menuju alam mimpi.

Hanya satu keinginannya...

Dia ingin Vanessa-nya segera sadar dan membalas pelukannya.

********

BUGH!!

seorang pria tergeletak di lantai setelah menerima pukulan dari seorang pria yang merupakan tuannya sendiri.

"BODOH!!!" Teriak pria itu dan menendang perutnya hingga pria itu terbatuk mengeluarkan darah segar.

Pria itu hanya bergeming, tak membalas apapun. Dia juga merasa bodoh karena gagal membunuh Roy malam itu.

"KAU GAGAL MEMBUNUH PRIA BAJINGAN ITU !!!" Bentak pria bertudung hitam itu murka.

"Saya minta maaf, tuan..saya memang gagal membunuh alpha itu. Tapi tolong ampuni saya, tuan." Ujar pria yang bernama Vin itu sambil terbatuk-batuk. Setiap hantaman dari tuannya itu sangat menyiksa tubuhnya.

"Bukan itu saja kesalahanmu. Aku tidak menyuruhmu untuk melukai gadis itu, tapi kenapa kau melukainya???!!!" Tanya pria itu dengan wajah memerah murka di balik tudung hitam yang menutupi seluruh wajahnya.

"Saya..saya minta maaf, tuan." Ujar Vin memohon sambil memegang kaki pria itu, berharap tuannya akan memaafkannya.

"Baiklah...aku mengampunimu kali ini, tapi.." pria itu membantu Vin berdiri, hingga sebuah pisau telah bersarang di dada pria itu tepat di jantungnya. Mata Vin membulat, dia merasakan rasa panas menjalar hingga jantungnya terasa diremuk, dia tidak tahu juga bahwa pisau itu telah di lumuri dengan Devil's helmet hingga pria itu ambruk dan tewas seketika.

"Itu akibatnya jika tidak becus menjalankan tugas dariku. Dan kalian!! Buang mayatnya ke jurang!!" Ujar pria itu dingin, para anak buah itu hanya mengangguk patuh, jika tidak ingin nyawa mereka itu yang menjadi taruhan.

"Aku tidak butuh bawahan tidak becus seperti dia. Aku masih bisa melakukan semuanya sendiri, dia juga telah melukai gadis itu." Gumam pria itu kesal.

"Aku harap dia baik-baik saja...akan aku buat Vanessa meninggalkan bajingan itu dan jatuh ke pelukanku.. Karena Aku menyukainya." Ujar pria itu sambil tersenyum miring mengingat wajah cantik Vanessa selalu terlintas di pikirannya.

Masa bodoh dengan Mate-nya nanti, yang ia pedulikan hanya Vanessa menjadi miliknya...selamanya dan oh ya...RALAT...dia tidak menyukai Vanessa, hanya saja..

"Karena aku mencintainya lebih dari diriku sendiri."

*****

Vanessa melihat langit malam penuh bintang dan cahaya berpendar seperti aurora menghiasi angkasa. Tempat ini, dia ingat tempat ini..ini adalah tempat ia pertama kali bertemu dengan Moon Goddess. Tapi ia tidak menemukan siapapun di sana hanya ia seorang diri.

Fallen Luna (Moon Series #1) [END]Where stories live. Discover now