FL- 31

1.1K 121 2
                                    

1 Years Ago.....

Other Story of Pain

.

.

.

Seorang wanita bersurai cokelat kehitaman tampak berjalan lesu menuju sebuah ruangan, wajah pucat menghiasi rupanya saat ini. Kejadian tadi sangat melukai hatinya. Ia benci nasibnya harus seperti ini. Bahkan untuk mengungkapkan kebenaran sangat sulit diungkapkan oleh bibirnya. Vanessa berada dikamarnya yang terpisah dari kamar utama dirinya dengan Roy. Sangat jauh sehingga ia bisa menangis sepuas-puasnya.

Ia terpekur diatas kursinya dan menangis sejadi-jadinya, di dalam hatinya ia menyesali perbuatannya yang tak memberitahu yang sebenarnya tentang kutukan yang ia terima sehingga ia tak akan tersakiti jika Roy tahu kebenarannya. Namun di sisi lain ia juga tak sanggup jika Roy bersedih akan kematiannya. Semuanya serba salah.

Anneth datang saat waktu tepat, ia ingin mengajak tuannya untuk makan siang bersama. Namun, yang dilihat olehnya adalah wajah sedih tuannya hingga ia bergegas menuju tuannya.

"Luna, ada apa? Kenapa anda menangis?" tanya Anneth panic

"Aku hancur Anneth....Alpha tidak menginginkan aku lagi. Apa yang harus kulakukan?" isak Vanessa sambil mencengkram dadanya yang mengalirkan rasa sakit dan perih.

"Luna...tolong jangan seperti ini. Saya tak sanggup melihat anda sedih," ujar Anneth menggenggam tangan Vanessa.

"Aku harus pergi dari sini...jika aku tetap disini aku akan lebih menderita," tutur Vanessa diiringi tangisannya yang makin menjadi.

"Tapi, bagaimana jika Alpha mencari anda?" ujar Anneth lagi.

"Dia tidak akan mencariku, Anneth. Dia mengusirku dan aku telah berjanji untuk pergi dari tempat ini. Sejauh mungkin. Sejauh kakiku sanggup untuk berlari," ujar Vanessa parau dengan wajah yang basah akan air matanya.

"Apa yang terjadi sebenarnya, Luna? Anda bisa cerita kepada saya," ujar Anneth yakin.

"Anneth...kau tau? Hidupku tak akan lama lagi," ujar Vanessa dengan senyum getirnya.

"Kenapa anda mengatakan omong kosong kepada saya?" ujar Anneth tak percaya.

"Aku tau ini hanya omong kosong bagimu, tapi lihatlah ini. Kau melihatnya kan?" ucap Vanessa sambil menyodorkan tangannya. Ada ukiran bunga yang memiliki dua kelopak disana.

Anneth hanya melihatnya tanpa paham akan maksudnya. Bunga itu seperti hidup layaknya bunga sungguhan. Berwarna putih pada kelopaknya dan biru di tengahnya.

"Ini batas hidupku Anneth....hidupku adalah anugerah sekaligus kutukan. Anugerah karena Moon Goddes memberikan kesempatan bagi Roy dan aku untuk bertemu. Namun kutukannya adalah hidupku hanya seperti barang pinjaman. Aku punya kekuatan tanpa batas namun kekuatanku juga yang menghabisiku, menghisap rentang hidup yang aku punya. Aku menyangka hidupku adalah anugerah. Namun aku baru tahu fakta pahit akan masa laluku sendiri. Saat aku kecil, sebenarnya aku sudah tewas saat kejadian pemberontakan para Rogue. Namun karena ibuku seorang White Wizard dia melakukan tindakan yang tak terduga, dia meminjam Moon Spirit pada MoonGoddes. Sehingga aku bisa hidup kembali. Namun, ternyata Moon spirit tidak bisa dimiliki secara utuh oleh kaum werewolf seperti kita. Saat terjadinya penyatuan pasangan mate maka siapa saja yang memiliki Moon Spirit ditubuhnya maka rentang hidupnya telah dimulai saat itu juga. Jika rentangnya sudah hilang maka aku akan diambil lagi oleh Moon Goddess. Aku baru mengetahuinya dari Kak Irena saat sebelum aku melakukan penyatuan itu. aku tak membenci Moon Goddes karena ini, aku tak benci siapapun karena ini, namun apa yang harus aku lakukan?" tutur Vanessa membuat Anneth terkejut dan berkaca-kaca.

Fallen Luna (Moon Series #1) [END]Where stories live. Discover now