BAB 33

416 18 0
                                    

"cinta itu rumit, tapi ia tetap punya jalan sendiri untuk kembali.”

Suasana di dalam rumah ternyata membuat Alice bosan. Ia mengajak Fransisca pergi ke taman depan rumahnya. Fransisca menuruti perkataan Alice. Berita putusnya hubungan Fransisca dengan Kei belum sampai ke telinga Alice. Fransisca tidak tahu harus berbicara dari mana, dan ia juga tidak tahu apakah informasi itu masih penting untuk kakaknya.

“dulu yang dorongin aku, eh malah aku sekarang yang di dorong,” ujar Alice memecahkan keheningan.

“gimana keadaan Kakak sekarang? Aku ikut sedih lihat Kak Alice kayak gini.”

“jauh lebih baik dari pada sebelumnya. Maafin kakak juga ya kalau dulu kakak sering egois atau buat kamu marah. Kakak sayang sama kamu, kakak pengen kita kayak dulu lagi,” ucapan Alice tanpa terasa membuat Fransisca meneteskan air mata.

Fransisca menghentikan mendorong kursi roda Alie. Ia memeluk Alice dari samping. Alice mengusap kepala Fransisca dengan lembut, “Kak, kakak masih inget ucapan aku?”

“yang mana?”

“Aku cuma mau minjem takdir Kakak sebentar. Kalau aku udah bahagia, nanti aku balikin lagi kok,” ujar Fransisca.

Alice menganguk, ia mengingatnya. Tentu saja ia ingat, perkataan yang membuat hubungannya dengan Kei terpaksa hancur. Perkataan yang membuat hatinya terluka parah,”maksud kamu apa?”

Fransisca tidak menjawab. Pandangannya menatap kearah seberang, di sebelah rumahnya.

“bukannya itu Alle?”

Alice mengikuti pandangan Fransisca. Benar saja itu Allle sedang berkelahi dengan seorang lelaki yang bertubuh lebih pendek darinya, “anterin kakak ke sana.”

Kei ternyata juga berada di sana. Tapi dia hanya diam, membiarkan ulah Alle. Melihat kedatangan Alice dan Fransisca, Kei berjalan menghampiri mereka. Sekarang dari jarak yang dekat, Alice bisa melihat siapa lelaki itu.

“Nico?” ujar Alice.

“ngapain lo celakain Alice?!”

Pertannyaan itu lagi yang keluar dari mulut Alle. tapi sepertinya tenaga Nico sudah terkuras habis. Wajahnya yang sudah dipenuhi bercak darah membuat Alice membekap mulutnya.

Bug!

Alle kembali memukul wajah Nico, membuat lelaki itu tersungkur ke jalanan. Alice harap bukan Justin yang menguasai tubuh Alle.

“Alle!” teriakan Alice berhasil membuat Alle tersadar. Ia melihat Nico yang sudah tergeletak berlumuran darah.

Kalau saja aksi itu tidak segera dihentikan, bisa saja Alle membunuh Nico. Nafas Alle masih memburu, “Lice..”

“gue tahu lo marah, tapi gue nggak mau lo jadi pembunuh. All lo beda sama Justin, jangan buat Justin kembali nguasai lo,” ucap Alice.

“Alle lakuin itu karena Nico yang udah celakain lo Lice. Nico yang nabrak lo sampai kaki lo harus di amputasi. Maafin sepupu gue Lice,” ujar Kei. Kei membantu Nico untuk bangkit, ia menuntun Nico masuk ke dalam rumahnya.

“kenapa Nico celakain gue?” tanya Alice kepada Alle.

“lo tahu gue nggak bisa bantu Nico waktu dia butuh bantuan gue. Dan gue lebih banyak habisin waktu sama lo ketimbang sama dia. Sori, udah bikin lo celaka Lice.” Alice menganguk, percuma marah hanya membuang tenaganya saja.

==

Handphone Alice berbunyi. Ia meraihnya, nomor yang sudah lama tidak mengiriminya pesan. Senyum Alice mengembang ketika membaca isi pesan itu.

Anjing tetangga

Mantan kesayangan alias calon gebetan untuk yang kedua kalinya. Udah bobok belum?

Belum

Kok kamarnya gelap, lagi ngapain hayo?

Nonton bokep

Kok cuma nonton? Mau praktek sama gue :*

GGG!!!

Beneran nih mau? Gue ke kamar lo sekarang

Begok!

Hahahha…gitu dong senyum kan gue nanti jadi punya simpenan buat mimpi.

Hemm..

Jangan lupa berdoa agar kita disatukan lagi oke. Night :*

Y

Senyum di bibir Alice tak berhenti mengembang. Alice sudah melupakan kecelakan itu dan mencoba menerima keadaannya yang baru. Setidaknya orang yang ia cintai tidak pernah meningalkannya sendirian.

“Kak!”

Tok! Tok! Tok!

“masuk Ell!”

Fransisca masuk ke dalam kamar Alice dengan secangkir susu di tangannya. Ia meletakkan gelas itu di meja lalu duduk di samping Alice, “aku bobok sini ya Kak.”

Alice bergeser sedikit, memberi tempat untuk Fransisca tidur. “sekarang aku tahu Kak jatuh cinta itu apa.”

“hah? Kok kamu jadi bahas cinta?”

“cinta itu bukan cuma perasaan hati yang sulit terbantahkan. Tapi, cinta itu ada karena perasaan dua orang yang sama. Kalau hanya ada satu orang yang jatuh cinta, itu bukan cinta. Tapi hanya sekedar kata jatuh, dan berakhir menyakitkan.”

“…”

“aku seneng tahu itu sekarang. Tahu kenyataan yang selalu pengen aku ubah. Tapi percuma, takdir Tuhan akan tetap sama.”

Alice menatap Fransisca yang sedang memejamkan mata. Ia memeluk tubuh Fransisca, ternyata Fransisca sudah tumbuh lebih cepat dibanding perkiraannya. Dia bukan lagi anak kecil yang harus Alice jaga setiap waktu, “kakak seneng lihat kamu jadi lebih dewasa.”

“aku banyak belajar dari Kakak. Aku ngerasa jadi adik yang paling beruntung punya kakak kayak Kak Alice.”

“kakak juga beruntung punya adik kayak kamu,” jawab Alice.

“ngomong-ngomong aku udah nggak ada hubungan lagi sama Kak Kei.”
==

Filantropi [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora