0.6

9.4K 2.4K 81
                                    

Jam berdenting dua belas kali, tanda saat ini sudah tengah malam. Hyunjin baru saja terbangun dari tidurnya setelah seharian ia menangis.



Polisi tak dapat dihubungi.



Cowok itu merogoh ponselnya, menghubungi nomor ponsel sang adik sekali lagi, berharap ini semua tidak nyata. Namun lagi-lagi suara operator terdengar, membuat sebulir cairan bening itu kembali lolos dari pelupuk matanya.



Setelah Hyunjin tenang barulah ia menghampiri Heejin yang tengah menyalakan lilin diseluruh penujuru ruangan rumah.



Bukan hanya matahari dan orang orang yang menghilang, seluruh listrik di penjuru distrik lima juga padam.



"Listrik masih mati?" tanya Hyunjin memecah keheningan.



Heejin menatap Hyunjin, perlahan kepalanya mengangguk. "Tapi tv di ruang tamu nyala."



Hyunjin mengerutkan dahinya bingung. Cowok itu bergegas menuju ruang tamu dan benar saja, cahaya televisi menyinari hampir seluruh ruangan.




 Cowok itu bergegas menuju ruang tamu dan benar saja, cahaya televisi menyinari hampir seluruh ruangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





"Jin."



"Hm?"



Heejin menatap Hyunjin sekilas sebelum akhirnya pandangannya kembali lurus kedepan, "Itu distrik satu, Sunwoo kan tinggal disana."



"I know."



"Kalian masih berantem?"



Kini giliran manik Hyunjin yang menatap kearah Heejin. Cowok itu tersenyum walaupun Heejin tau sebenarnya ia sangat terluka. "He won't listen to me, i can't do anything about it."



"At least telpon dia ya?"



Hyunjin hanya diam sembari menyimak tayangan berita itu, tak berniat untuk menjawab pertanyaan Heejin barusan.

[2] DISTANT SKY ✓Where stories live. Discover now