3.1

7.1K 2K 355
                                    

Heejin kebangun.



Pemandangan pertama yang ia lihat takala kelopak gandanya terbuka adalah wajah tenang Jaemin yang sedang terlelap.



Detik berikutnya ia bisa merasakan kedua tangan Jaemin melingkar di pinggangnya, memeluk dirinya dengan erat seakan tak ingin kehilangan.



Dasar kang modus.



Kedua mata Heejin menyipit ketika melihat ada luka basah disudut dahi Jaemin, dengan lembut ibu jarinya mengusap dahi cowok didepannya itu, membuat sang pemilik membuka mata.



"Udah bangun?"ujarnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.



Heejin mengangguk sembari tersenyum tipis.



Jaemin meletkan telapak tangannya dikepala, menjadikan sikunya sebagai titik tumpu. Kedua sudut bibirnya otomatis tertarik, "Mau makan?"



Kali ini Heejin menggeleng. Nafsu makanya turun, mungkin karena beberapa hari belakangan ini dia gak makan apapun selain minum air putih.



Jaemin cemberut, "makan dulu."



Kekehan kecil mencelos dari bibir Heejin, ia menjitak kepala Jaemin pelan. "ngapain nanya kalo gitu!"



Baru kali ini Jaemin seseneng ini kalo dijitak orang.



Jaemin menarik tangan Heejin, membantu gadis itu untuk bangkit dari tidurnya. Mereka berdua keluar, duduk didekat kayu hitam yang hampir habis dilalap api.



Ada Seoyeon dan Jisung disebrang sana, tengah tertidur dengan kepala bersandar satu sama lain. Sedangkan Hyunjin yang katanya gabisa tidur udah ngorok paling gede dipahanya Jisung.



Dasar orang orang ini.



Dengan cekatan Jaemin menumpuk beberapa potong kayu itu, kemudian membakarnya dengan korek. Cowok itu meletakan tempat minumnya yang lebih mirip seperti termos kecil diatas api.



"Heejin tolong ambilin tas dong."



Heejin mengangguk. Ia meraih tas yang terletak dibibir tenda, kemudian menyerahkannya kepada Jaemin.



"Hasil rampok kantin sekolah nih."ujar Jaemin dengan bangga sembari menunjukan bubur instan rasa kari ayam yang berasal dari dalam tasnya.



Heejin ketawa. Selagi menunggu air mendidih, Jaemin menggenggam jemari Heejin yang bergetar karena kedinginan. Netranya memandang kaki Heejin, "masih sakit?"



Kepala Heejin menggeleng, sambil tersenyum tipis ia meraih kotak p3k dari tas Seoyeon.



"Dahi lo, sini gue obatin."



"Gak usah." ujar Jaemin cepat.



Tapi tangan Heejin tetap bergerak menuangkan alkohol keatas kapas, "nanti berbekas."



"Biar keliatan laki." Jaemin nyengir lebar.



Tapi tetep aja Jaemin membiarkan tangan Heejin yang bergerak mendekati dahinya bersamaan dengan kapas berisi alkohol itu.



Apa yang Heejin mau, apa yang Heejin dapat.



Heejin teliti banget ngobatin lukanya, sampe sampe Jaemin nahan napas sendiri karena wajah mereka yang deket banget. Kalo gini ceritanya, rasanya tiap hari Jaemin pengen jedotin kepala aja biar diobatin sama Heejin.



"Yatuhan, apakah ini penampakan jodohku dimasa depan?"ujar Jaemin menganga, dibalas pukulan ringan dari Heejin.
















***

mau bawa pulang jaemin.

[2] DISTANT SKY ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora