4.6

6.9K 1.9K 110
                                    

Hyunjin sudah tahu topik apa yang ingin Heejin bicarakan. Maka dari itu ia menyuruh temannya agar berkumpul sebentar, berbincang perihal langit terbelah yang terjadi tadi.



"Tadi lo liat kan?" tanya Heejin mencoba memastikan.



Jisung mengerinyit, "hah liat apaan?"



"Iya langitnya terang, matahari gak ilang" ujar Hyunjin, membuat ketiga pasang mata menatap aneh kearahnya.



Rupanya hanya Hyunjin dan Heejin yang melihat. Mungkin karena mereka berada diposisi paling tinggi dan terbuka. Dibawah ada pohon besar dan bangunan yang jadi penghalang.



"Kita ngeliat sesuatu waktu di rooftop. Langit kebelah, ada batas antara yang terang dan yang gelap." ujar Hyunjin.



Hening seketika. Lima kepala itu tengah berpikir dengan keras maksud dari ucapan Hyunjin barusan.



"Kita yang ilang."



Setelah berucap kini Heejin menjadi pusat perhatian. Mata gadis itu membulat, menyadari sesuatu. Seperti menemukan salah satu kepingan puzzle yang hilang, Heejin mencoba menyusun spekulasinya itu.



"Jisung bilang tahun 2000 orang orang distrik sembilan dibantai, bukannya aneh yang kesisa cuman kita kita aja?"



Mendengar ucapan Heejin membuat Hyunjin segera merogoh sakunya. Tatapan cowok itu tidak dapat fokus ketika jemarinya tak kunjung menemukan benda perak itu didalam sana.



"Kenapa?" tanya Jisung.



"Liontin gua."



Hyunjin bangkit, berniat pergi menuruni bukit walaupun kondisi kakinya sedang tidak bagus. Penting, benda itu sangat penting bagi Hyunjin. Ia tidak boleh kehilangan.



"Mau kemana?" tanya Seoyeon, menahan lengan Hyunjin.



"Nyari."



Jaemin melotot, "Udah gila lu ya?" bentaknya. "Kita baru aja bebas dari mereka!"



Hyunjin seolah menulikan pendengarannya. Ia terus berjalan, kakinya diseret karena tak bisa diangkat. Terlalu sakit.



"Gua ikut." Jisung berucap, sembari menyambar Han yang sedaritadi diletakan didalam tas.



Jisung cukup terharu dengan aksi heroik Hyunjin yang menolongnya dimobil waktu itu. Setidaknya Jisung tau cara berbalas budi.



Heejin mengangkat tangan kanannya tinggi tinggi, "Ikut juga." ujarnya sembari tersenyum.



Seoyeon? Cewek itu tak perlu banyak berbicara, karena ia tengah mengikat tali sepatunya, bersiap untuk pergi. Keempat pasang mata itu menatap Jaemin, membuat sang pemuda mendecak sebal.



"If we die, i'll kill you Hwang."





































***

Kalo lupa kehadiran benda perak ya Hyunjin, yuk balik lagi ke part 0.9

[2] DISTANT SKY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang