#ch1

21K 1.2K 8
                                    


"Selamat pagi, Taehyung!" Sapa seorang pria tampan - sebenarnya juga manis - bersurai hitam yang mengenakan jeans hitam dan kemeja denim. Tangannya masih menggantung pada pundak seseorang yang baru ia sapa.

"Park Jimin, lepaskan! Banyak orang!" Balas Taehyung sambil berusaha menyingkirkan tangan kiri Jimin.

"Kenapa? Kau tidak suka?"

"Jangan menambah masalah dalam hidupku Jimin! Pergi lah ke kelasmu!"

Jimin mendengus kesal. "Huh, apa-apaan! Aku ini kan sepupumu. Apa perlu aku beritahu setiap orang? Apa kau malu mempunyai sepupu seperti ku Tae?" Lalu Jimin melepaskan rangkulannya.

Sungguh Taehyung tidak bermaksud apapun. Ia menghentikan langkahnya begitu juga Jimin. "Bukan begitu Jimin, tapi kau kan tau kalau aku ini ..."

"Ya ya berhentilah bicara Tae, jangan menyakiti dirimu!"

Jimin tau apa yang dirasakan sepupunya itu. Ia tau betapa Taehyung mati-matian menghadapi bullyan dari banyak orang. Ia sering mendengar bahwa sepupunya itu dianggap gila oleh seantero kampus ataupun orang di sekitar komplek nya. Ntah apa yang mereka pikirkan.

"Apakah aku salah terlahir dengan seperti ini?" Tanya Taehyung sambil menundukkan kepalanya. Jari-jarinya berkutik di bagian ujung kaosnya.

"Taehyung, kenapa murung seperti itu? Maafkan aku. Jangan bersedih, kau tidak  bersalah. Pikiran mereka saja yang kolot."

Taehyung masih menundukkan kepalanya. Otaknya sedang berjalan begitu cepat. Seketika memori itu tumpah di kepala Taehyung. Ia ingat bagaimana teman-temannya mengatai gila dan menyorakinya saat  masih di sekolah dasar.

Saat masuk sekolah menengah pun tak jauh berbeda. Bahkan ada yg terang terangan menghasut teman-teman Taehyung untuk tidak dekat dengannya.

Seakan-akan Taehyung sudah kebal dengan semua itu, ketika masuk perguruan tinggi banyak yang memanfaatkannya. Sungguh, Taehyung tidak tahu mengapa banyak orang berlaku tidak adil padanya. Padahal Taehyung sama seperti orang-orang lain. Ia normal, tidak gila ataupun pria dengan halusinasi tinggi. Bukan. Taehyung hanyalah satu dari banyak orang yang memiliki sedikit kemampuan yang tidak banyak orang lain miliki. Taehyung itu seorang indigo.

Ditambah lagi ntah kenapa setiap ia sedang dekat dengan seorang perempuan ataupun laki-laki, selalu saja muncul gosip dan dikaitkan dengan keistimewaannya itu. Tapi Taehyung lebih suka menyebut "kekurangan" bukan "keistimewaan".

Apa salahnya memiliki bentuk tubuh yang ramping ini bahkan perempuan saja kalah. Dan wajahnya, oh lihatlah baik perempuan maupun laki-laki akan mudah jatuh hati pada paras rupawan nya- cantik, manis, menggemaskan dan tampan di saat yang bersamaan. Sejujurnya Taehyung juga tidak menginginkan ini. Tapi takdir berkata lain. Ia bersyukur saja telah lahir ke dunia ini.

"Kim Taehyung! Jangan abaikan aku!" Teriak Jimin tepat di telinga Taehyung.

"Aku tidak tuli Jimin! Kau membuat telingaku sakit!"

"Salahmu melamun! Ayo kita ke kantin, aku traktir!"

"Tidak, aku sudah makan!"

"Sebenarnya ada seseorang yang ingin bertemu denganmu, dia ada di kantin."

Taehyung mematung lalu menatap Jimin tajam. Siapa yang ingin bertemu dengannya? Bulan ini sudah tiga kali Jimin membawa orang yang katanya ingin bertemu Taehyung.

"Jangan coba-coba membaca pikiranku Tae! Itu ilegal." Sungut Jimin kesal ketika ditatap tajam oleh pria di hadapannya.

"Huh, siapa juga yang mau membaca pikiranmu. Melelahkan saja. Sudahlah ayo ke kantin! Jangan membuat orang menunggu!"

The Secret || KookV ✓Where stories live. Discover now