#ch7

8K 859 15
                                    

"Kau tak apa Tae?" tanya Jimin tanpa menoleh pada Taehyung. Matanya masih fokus ke jalanan.

"Iya."

"Sebaiknya kau istirahatlah dulu. Kau pasti sangat lelah hari ini."

"Iya, terimakasih Jim."

Jimin tersenyum lalu mengusak rambut Taehyung. Dia tau sepupunya itu masih merasa shock atas kejadian tadi. Ditambah dia terluka. Lagipula ini pertama kalinya dia membantu orang seperti ini.

"Biarkan aku menginap di apartemen mu malam ini, ya?"

"Iya."

Jimin senang Taehyung tidak mendebatnya ketika dirinya ingin menginap. Biasanya Jimin harus mati-matian beradu mulut dengan Taehyung. Iya, Jimin memang tahu saat ini Taehyung sungguh lelah. Dan Jimin, harus menjaganya dengan baik.

-

Sudah tiga hari Taehyung hanya berdiam diri di apartemennya atau jika ada kelas dia berangkat ke kampus, jika tidak dia memilih istirahat di apartemen.

Taehyung masih memikirkan kejadian kemarin saat terakhir bersama Jungkook. Dia bertanya-tanya kenapa Jungkook bisa kesakitan seperti itu padahal sebelumnya dia baik-baik saja. Ini ada yang aneh. Taehyung pun belum mengetahui keadaan Jungkook sekarang. Dia lupa untuk meminta kontak Yoongi. Cincin itu juga masih ada dalam tasnya dan belum disentuh nya lagi.

"Hah, cincin itu." Gumam Taehyung. Dia pun bangkit dari ranjangnya dan mengambil tas selempang yang dia gantung di pintu dalam kamarnya.

Taehyung menatap dengan seksama cincin itu. Indah. Ya, Taehyung akui itu cincin yang indah. Terlebih jika terpantul cahaya, batu akik merah itu akan memancarkan kilauan.

"Aneh, kenapa aku tidak bisa merasakan apapun?" tanya Taehyung pada dirinya sendiri sambil membolak-balikkan cincin yang dipegangnya.

Teeeeettttttt

Suara bel itu mengalihkan perhatian Taehyung dari cincin itu. Dia buru-buru menaruh cincin itu kembali. Namun tidak di tas selempangnya. Kali ini dia meletakkan di dalam laci kamarnya yang sebelumnya cincin itu dia balut dengan kain agar tidak kotor.

Teeeeettttttt

Bel di pintu apartemen Taehyung terdengar lagi. Dia pun buru-buru menuju pintu apartemennya.

"Siapa yang jam segini datang. Apa mau menumpang makan malam?" monolog nya setengah kesal.

"Aku bisa mendengarmu Taehyung."

"Eh, siapa?" Taehyung terkejut. Padahal dia baru menginjakkan kakinya di ruang tengah.

"Cepat bukakan pintunya!"

Taehyung pun cepat membukakan pintu. Antara terkejut dan tidak dengan kedatangan Yoongi. "Cepatlah ganti pakaianmu!"

"Apa-apaan, kau baru datang dan langsung memintaku mengganti pakaian?"

"Jungkook sudah menunggu. Bergegaslah Tae!"

"Baiklah hyung!" Akhirnya Taehyung menurut saja. Dia pun mulai melangkahkan kaki ke kamarnya.

"Jika kau bertanya dari mana aku tau apartemen mu, aku minta pada Jimin. Dan tak usah memaki dirimu sendiri. Kau memang bodoh Tae!" Ucap Yoongi yang sudah duduk di sofa apartemen Taehyung.

"Hei, kau tadi membaca pikiranku? Itu ilegal hyung!" sungut Taehyung.

"Tidak. Kau sengaja membuatnya agar aku mendengar itu."

Mungkin memang benar. Lagipula Taehyung juga ingin bertanya tapi sedikit malas. Mungkin sinyalnya lebih kuat daripada keinginannya.

Tanpa membuang-buang waktu, Taehyung langsung mengganti pakaiannya. Celana jeans hitam serta sweater berwarna merah berpadu abu melekat pada dirinya. Dengan rambut cokelatnya yang tak tertata dengan baik.

The Secret || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang