#ch26

5.4K 647 5
                                    

"Hah, ini melelahkan sekali!" Yoongi merentangkan tubuhnya di atas ranjang.

Dua hari ini dia sibuk dengan pekerjaannya. Badannya terasa pegal-pegal. Bahkan dia sampai telat memasak untuk Jungkook dan selalu lebih dulu menyelesaikan makan.

Yoongi membuka handphonenya yang selama dua hari pula dia abaikan. "Tidak ada pesan atau panggilan yang penting." Yoongi menggumam lalu menghela napas kasar. Matanya masih fokus ke layar handphone.

"Sekarang tanggal 31 Agustus?" Yoongi terlonjak kaget. Dia mondar-mandir di dalam kamarnya. "Aish, aku harus apa? Kejutan mungkin akan seru. Sepertinya aku harus mengundang Tae..."

Yoongi kembali melihat layar handphone dan mengecek waktu saat ini. Pukul 6 sore. Masih ada waktu. Yoongi bergegas mengambil kunci mobilnya dan keluar dari kamar.

Yoongi segera melajukan mobilnya dengan cepat. "Bisa-bisanya aku lupa! Aish, bodoh!" Yoongi terus-terusan memaki dirinya sendiri. Dia baru teringat pada Taehyung. Lebih tepatnya masalahnya dengan Taehyung juga Jungkook dengan Taehyung.

Yoongi memang mencintai lelaki itu. Sejujurnya setiap Taehyung menemui Jungkook, bersama adiknya itu bahkan sampai menginap, hatinya sakit. Yoongi hanya lelaki biasa yang masih bisa merasakan sakit ketika melihat orang yang dicintai bersama orang lain, apalagi orang lain itu adalah adiknya sendiri. Itu lebih sakit.

Tapi Yoongi juga tak ingin hubungannya dengan Taehyung ataupun dengan Jungkook menjadi buruk. Dia tak ingin melihat orang-orang yang dia cintai terluka. Meski ini menyakitkan bagi Yoongi, tapi dia harus tetap menemui Taehyung dan mengajaknya menemui Jungkook. Mereka harus meluruskan ini pada Jungkook. Dia, adiknya tidak salah apapun.

Yoongi berlari menuju apartemen Taehyung meninggalkan mobilnya yang tak terparkir dengan benar. Dia tidak menggunakan lift dan berlari melalui tangga untuk sampai ke lantai 7. Jantungnya berdetak dengan cepat. Pasalnya dia jarang melakukan olahraga. Ini sungguh melelahkan.

Yoongi mengatur napasnya yang tersenggal. Dadanya naik turun tak beraturan. Kini dia sudah berada di depan pintu apartemen Taehyung. Hanya butuh memencet bel saja dan menunggu Taehyung membukakan pintu. Namun dia butuh waktu untuk menstabilkan napasnya. Yoongi tak sadar jika pintu itu sudah terbuka dan menampilkan Taehyung di hadapannya.

"H-hyung?"

"Kau ingin pergi?" Yoongi melihat Taehyung berdiri di depannya dengan tas selempang yang menggantung.

"Iya, aku ingin ke rumahmu hyung. Kau ada ap..."

"Kau tidak menyuruhku masuk?"

"Maaf hyung. Masuklah!"

Yoongi dengan cepat merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah apartemen Taehyung. Tangannya dia gunakan untuk menutupi wajah dan mata yang terpejam.

"Hyung, kau baik-baik saja?" Taehyung berdiri memperhatikan Yoongi. Dia terlihat kelelahan di mata Taehyung.

Tidak ada jawaban dari Yoongi. Dia masih menstabilkan napasnya. Dia berlari sedari keluar kamar hingga harus berlari dari parkiran ke apartemen Taehyung.

"Hyung, kau baik-baik saja?" Taehyung mengulangi pertanyaannya. Kali ini dia mendekatkan dirinya pada Yoongi. Taehyung menyentuh kening lelaki pucat itu untuk mengecek keadaannya. takut jika Yoongi ternyata sakit.

Yoongi yang merasakan sentuhan Taehyung dengan cepat menyingkirkan tangan lelaki manis itu. "Aku tak apa." Lalu menurunkan tangan dari wajahnya. Dibuka ke dua matanya untuk menatap Taehyung. Yoongi bisa melihat bahwa lelaki itu khawatir padanya. Jika bisa, dia ingin memeluknya saat ini. Namun Yoongi ingat fakta bahwa dia adalah calon adik iparnya.

Yoongi membenarkan posisinya dan duduk menyandar. "Kemari dan duduklah!"

Taehyung menuruti perintah Yoongi. Meskipun Taehyung sudah duduk di sampingnya tapi dia tau jika ada rasa canggung pada Taehyung. "Maafkan aku Tae!"

"Ya?" Taehyung memiringkan tubuhnya ke arah Yoongi.

"Maafkan aku karena sudah menyakitimu." Kali ini Yoongi ikut memiringkan tubuhnya agar dapat berhadapan dengan Taehyung. "Tolong maafkan aku Taehyung, aku juga sudah membuatmu dan Jungkook bertengkar."

"Hyung..."

"Kau tak akan kehilanganku. Kau tak akan kehilangan Jungkook " Yoongi memeluk Taehyung. "Kau tak akan kehilangan siapapun. Aku tak akan meninggalkanmu. Tidak akan pernah. Maaf aku."

"Hyung..." Taehyung lalu menangis di pundak Yoongi. "Maafkan aku hyung, kau tak seharusnya menerima semua ini."

Yoongi melepaskan pelukannya. Dia menatap lekat lekat Taehyung. Kedua ibu jarinya menghapus bekas air mata di pipi Taehyung. "Jangan menangis lagi di hadapanku!"

"Terimakasih hyung."

"Ayo, kita ke rumahku!"

"Kau tak apa hyung?"

"Aish memangnya ada apa?" Yoongi tertawa. Diusapnya puncak kepala Taehyung lalu tersenyum. "Aku akan bahagia ketika melihat orang orang yang aku cintai bahagia. Dan itu harus karena aku. Jadi aku harus menyatukan kalian. Ayo!"

Taehyung terus menatap Yoongi. Sejujurnya dia juga merasa bersalah. Selama ini dia tak tau perasaan Yoongi padanya. Betapa sakit yang Yoongi tahan ketika melihat dirinya bersama Jungkook. Taehyung tau kesakitan itu dari mata Yoongi. Semakin dia menatap lelaki itu rasanya Taehyung ingin menangis. Yoongi, orang yang sudah Taehyung anggap sebagai teman sekaligus kakak tidak pantas menerima semua ini. Dia terlalu baik untuk disakiti.

"Ayo!" Yoongi menggenggam jemari lentik Taehyung. "Biarkan aku menggandengmu untuk terakhir kali." Beberapa saat Yoongi menatap Taehyung.

Mungkin ini adalah kali terakhir bagi Yoongi untuk dapat menatap Taehyung seperti ini. Sedekat ini. Dengan perasaan ini. Walaupun entah perasaan ini akan berapa lama bertahan di dalam hatinya. Selanjutnya Yoongi melemparkan senyumnya.

"Aku akan merindukan ini. Ya, sebelum aku melihatmu di altar dengan adikku, setidaknya aku harus mempunyai kenangan indah bersamamu." Yoongi tertawa.

"Hyung, hentikan!" Taehyung memukul bahu Yoongi. Taehyung tau Yoongi tertawa untuk menghibur diri. Tapi dia tak ingin lebih menyakiti calon kakak ipar nya itu. "Ayo hyung, nanti semakin malam."

"apa kau sangat merindukannya?"

"Berhenti menggodaku!" Taehyung memukul bahu Yoongi lagi. Kali ini lebih keras. "Aku harus menggambil pecahan cincin itu hari ini juga."

"Hari ini? Kenapa kau tidak datang sedari pagi?"

"Aku sibuk. Bahkan aku baru pulang ke apartemen."

"Ah begitu. Ayo, aku akan membantumu!"

Yoongi berjalan menuruni tangga bergandeng tangan dengan Taehyung. Mereka hanya diam. Masih terasa canggung sebenarnya di antara mereka.

Bohong jika Yoongi baik-baik saja. Hatinya sakit. Dia terluka. Tapi dia harus merelakan lelaki yang dia cintai itu. Sia-sia saja jika dia memaksakan perasaannya pada Taehyung sedangkan Taehyung sudah memilih adiknya.

Apakah Yoongi harus berjuang mati-matian agar Taehyung dapat mencintainya dan meninggalkan Jungkook? Lalu Jungkook, apa Yoongi sanggup menyakiti adik kesayangannya itu? Keegoisannya hanya akan menyakiti banyak orang. Bukan hanya mereka berdua tapi orangtuanya juga. Yoongi hanya ingin melihat orang di sekitarnya bahagia. Lagipula, masih banyak lelaki ataupun gadis di luaran sana yang akan menjadi takdirnya.

The Secret || KookV ✓Where stories live. Discover now