#ch28

5.5K 641 0
                                    

"Hyung, kau sudah pulang?" Jungkook menghentikan pijakannya untuk turun saat melihat Yoongi akan menaiki tangga.

"Ah iya, kau mau ke mana?"

"Aku hanya ingin memasak. Aku sangat lapar."

"Maaf Jungkook, aku akan memasak sekarang."

"Tidak hyung, aku saja." Jungkook menghampiri Yoongi yang masih berdiri memperhatikan dirinya. "Nanti aku akan memanggil mu hyung, kita makan bersama." Jungkook menepuk pundak Yoongi lalu pergi.

-

Malam ini tak berbeda dari sebelumnya. Mereka makan dengan tenang. Bedanya, Jungkook makan dengan sangat tenang seperti orang dewasa kebanyakan. Bahkan ini adalah masakan Jungkook.

Jangan salah, seluruh anggota keluarga Min diwajibkan untuk bisa memasak. Baik itu anak perempuan maupun laki-laki. Mereka harus bisa memasak jika tidak mereka akan terus dituntut untuk belajar memasak dari orang-orang yang sudah diperintahkan untuk mengajari mereka.

"Masakanku enak kan hyung?"

Yoongi hanya berdeham mendengar pertanyaan Jungkook. Sebenarnya dia juga sangat lapar. Yoongi tidak suka jika berisik saat makan.

"Haha, hyung, pasti lebih enak dari masakanmu kan?"

"Jika masakanmu lebih enak dariku, aku akan memberimu 1 juta won."

"Benarkah? Baiklah aku akan memberikan masakanku pada beberapa orang untuk dinilai di depanmu. Dan aku pastikan kau akan memberikannya hyung." Jungkook tertawa dengan ucapannya sendiri. Meskipun dia tak yakin apa dia bisa. Pasalnya Jungkook pun belajar memasak dari Yoongi.

Jika Yoongi kembali ke Seoul pasti Jungkook akan langsung mengajak Yoongi ke dapur. Jika ada kesempatan, Jungkook selalu meminta resep dan tetek bengeknya tentang memasak kepada kakaknya melalui telepon. Ya walaupun dia diberi pengasuh untuk mengajarinya memasak tapi rasanya tetap berbeda. Rasanya tidak ada tuntutan lebih jika dia bertanya dan melakukan latihan bersama Yoongi.

"Akan ku siapkan uangnya. Jika kau dapat melakukannya tahun ini juga, akan kuberikan bonus."

"Kau tidak berbohong kan hyung? Aku akan jadi orang kaya dadakan nanti." Jungkook terkekeh. Rasanya memang sudah lama Jungkook tidak memegang atau menghasilkan uang sendiri. Ntahlah tapi Jungkook merasa jika dia sudah lama tidak membeli sesuatu dengan uangnya sendiri.

Yoongi hanya tertawa. Walaupun dia bilang begitu, tapi pasti dia akan tetap memberikan uang yang banyak pada Jungkook. Uang yang sudah sepantasnya adiknya dapat selama beberapa tahun terakhir ini.

"Hyung, tadi kau dari mana? Apa mengantarkan dia pulang?"

"Iya, ada apa memang?"

"Tidak ada."selanjutnya Jungkook berusaha mengalihkan pembicaraan. "Hyung."

"Hmmmmm....."

"Siapa yang tinggal di kamar tengah itu? Kenapa kamarnya berantakan sekali? Juga banyak mainan anak kecil. Apa kita sempat menampung anak-anak di sana?"

Mendengar perkataan Jungkook rasanya membuat Yoongi ingin tertawa. Sebenarnya ingin sekali dia mengatakan bahwa itu ulah Jungkook sendiri dan mengatainya macam-macam. Tapi dia harus menahannya. Dia mencoba terlihat setenang mungkin.

"Tidak ada. Itu milikku."

"Milikmu? Untuk apa hyung?"

"Untuk calon anak-anak ku kelak." Sungguh Yoongi ingin tertawa sekarang. Dipalingkan wajahnya sesaat. "Dan aku mencoba memperagakan bagaimana nanti kami bermain bersama Jimin. Setelah itu aku sibuk dan belum membereskannya."

The Secret || KookV ✓Where stories live. Discover now