#ch2

9.7K 1K 1
                                    

Sudah dua hari setelah Yoongi bertemu dengan Taehyung namun pria bersurai cokelat itu belum juga datang ke rumahnya. Yoongi merasa uring-uringan dibuatnya. Dia tak habis pikir, Taehyung bilang dia akan datang tapi sampai saat ini belum juga ada kabar. Bodohnya dia tak meminta kontak Taehyung saat itu. "Huh, bodoh sekali kau Min Yoongi!" Umpat Yoongi pada dirinya sendiri.

Entah akhir-akhir ini dia memikirkan apa. Rasanya setelah bertemu Taehyung, dia merasakan makin banyak saja yang harus dia pikirkan. Ditambah keadaan Jungkook yang masih sama saja saat ia kembali beberapa bulan yang lalu.

"kau memang benar-benar bodoh!" Maki nya lagi.

Saat ini Yoongi benar-benar merutuki dirinya sendiri saat sebuah ide baru muncul di kepalanya. Dia hanya bertanya-tanya kenapa tidak terpikirkan dari kemarin.

Yoongi langsung menuju nakas dan menyambar handphonenya dengan kasar. Dicarinya kontak seseorang dan langsung memencet tombol "call". Dan dalam deringan ke tiga, terdengar jawaban dari orang yang di telpon nya.

"Halo?"

"Jimin di mana dia?" Tanya Yoongi buru-buru

"Dia siapa?"

"Dia yang ada di sebelah mu Jimin!"

"Jika kau tau dia di sebelahku kenapa tanya dia di mana, Bodoh!"

"Tidak usah memakiku! Cepat suruh dia kemari, atau aku akan benar-benar menyeretnya!"

"Hyung, kau ini....."

Yoongi langsung mematikan sambungan telponnya. Ia malas untuk mendengarkan ucapan dongsaeng nya itu yang kadang terdengar aneh di telinganya.

-

"Dasar bantet, gila! Seenaknya mematikan telpon. Aku belum selesai bicara hei!" Jimin berulang kali mengumpati orang yang baru saja menelponnya. Taehyung yang berada di sebelah nya sedari tadi hanya memperhatikan Jimin.

"Ada apa Jimin? Ada masalah? Berhentilah memaki!" Katanya yang sudah jenuh mendengar makian Jimin.

"Yoongi hyung, dia memang aneh. Sunbaeku yang satu ini memang gila!"

"Jika kau berkata seperti itu lagi sama saja kau menyebutku gila dan aneh." Taehyung tidak terima mendengarnya.

"Tapi dia memang aneh Tae, terlepas dari siapa dirinya. Lebih baik sekarang kau ke sana sebelum dia menyeretmu!"

Taehyung diam untuk beberapa saat. Haruskah dia melakukan ini, Haruskah dia pergi. "Jimin, apa aku harus datang?"

"Dia tidak akan berbuat macam-macam padamu. Ayo aku akan menemanimu!"

"Tidak usah. Kau kan masih ada kelas. Aku bisa datang sendiri."

"Benarkah tak apa?" Tanya Jimin serius. Dia tahu bahwa Taehyung masih terlihat ragu. Dia tidak ingin terjadi apa-apa terhadap sepupunya itu.

"Tentu Jimin. Aku akan berangkat sekarang. Kau masuklah ke kelasmu!"

"Baiklah, hati-hati Tae!" Teriak Jimin sambil melambaikan tangannya.
Entah Taehyung melihatnya atau tidak. Pasalnya setelah dia mengatakan akan pergi dia langsung berdiri dan berlari menjauh. Tapi Jimin yakin, dia akan baik-baik saja.

-

Sudah satu jam lebih Yoongi menunggu. Jika sampai sore pria -manis- ok Yoongi setuju jika dia memang manis juga cantik - itu tidak datang, dia akan benar-benar menyeretnya untuk datang ke rumahnya. Yoongi bisa melakukan hal-hal nekat sekalipun jika itu berhubungan dengan Jungkook. Tapi untunglah dia tak akan melakukan itu.

Terdengar ketukan pintu dari luar rumahnya. Dia yakin Taehyung lah yang datang. Dia bergegas ke pintu utama dan membukakan pintunya. "Akhirnya kau datang juga." Mata Yoongi langsung berbinar. "Masuklah!"

The Secret || KookV ✓Where stories live. Discover now