8. MURID BARU

203K 18.5K 4.1K
                                    

_______________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_______________________________

“Sama seperti sebuah lukisan. Yang tidak bisa fokus pada satu warna saja. Harus ada warna-warna lain yang ikut menghiasinya agar terlihat indah.”—VannesaRahma.

_______________________________

_______________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

8. MURID BARU

KEDUA mata Sastra menatap sebuah kafe yang lumayan ramai di kunjungi oleh muda-mudi. Sastra tidak tau kenapa Aksa menghentikan motornya di depan kafe.

“Kak Aksa kita mau ngapain di kafe?” tanya Sastra pada Aksa yang sedang melepas helm.

“Mancing,” jawab Aksa ngasal. Aksa meletakkan helm-nya di spion motor.

“Emang di kafe ada kolam ikannya Kak?” tanya Sastra. Aksa memutar bola matanya. Harusnya Aksa tidak usah menjawab pertanyaan dari Sastra kalau tidak mau gadis itu terus berceloteh.

“Tapi Kak ini udah sore. Ikannya pasti ngantuk mau tidur,” ujar Sastra polos.

Ikan tidur?” batin Aksa melirik kesal Sastra. Aksa sangat yakin kalau dulu Sastra pasti korban tipuan dari orang tua saat masih kecil.

“Coba Kak Aksa bayangin kalau Kakak mancing salah satu dari keluarga ikan. Bangun-bangun nanti ikannya bingung nyari keluarganya yang ilang,” jelas Sastra panjang lebar.

Di sisi lain Aksa hanya menaikkan sebelah alisnya. Merespon tanpa minat sama sekali. Aksa bingung sebenarnya Sastra itu polos atau bodoh. Tapi, setelah Aksa pikir-pikir polos dan bodoh beda tipis.

“Kak Aksa beneran mau mancing ikan?” tanya Sastra memastikan.

“Kalau di pikir-pikir dari tadi lo udah mancing emosi gue,” balas Aksa tajam.

AKSARA (TAMAT)Where stories live. Discover now