30. AKSARA MULAI POSESIF?

158K 14.1K 2.3K
                                    

30. AKSARA MULAI POSESIF

“Apa salahnya kalau aku posesif sama kamu? Itu artinya aku sayang ke kamu. Aku cuma gak mau milik aku di sentuh apalagi sampai di rampas orang lain!”—AksaraDentaKaranva.

[SEBAGIAN PART INI DI HAPUS! MAU TAU KELANJUTANNYA? TEMUKAN DI NOVEL AKSARA VERSI CETAK]

****

“Ngelamun apa?” tanya Aksa pada Sastra yang mulai tersadar dari lamunan panjangnya.

“Bu—bukan apa-apa,” jawab Sastra sedikit gugup berada di dekat Aksa.

Tidak nyaman. Begitulah yang di rasakan Sastra ketika seluruh sorot mata orang-orang di kantin tertuju padanya. Semenjak kejadian di lapangan basket tadi. Sastra dan Aksa menjadi tranding topic nomor satu di SMA Kalingga karena pernyataan Aksa kepada Sastra yang menggemparkan. Perlu di ketahui kalau Sastra tidak suka jadi pusat perhatian.

“Tangan kamu gimana? Masih sakit?” tanya Aksa berusaha membuat suasana antara dirinya dan Sastra tidak tegang. Tunggu-tunggu! Sejak kapan Aksa menggunakan sebutan aku-kamu?

“Enggak terlalu. Sebentar lagi juga sembuh,” ujar Sastra.

“Harusnya aku patahin sekalian tangan Davin,” ujar Aksa naik pitam sendiri mengingat Davin yang sengaja menyakiti Sastra di lapangan basket tadi.

“Jangan gitu Kak. Kasihan tau. Patahin tangan orang juga dosa. Kakak mau masuk neraka?” tanya Sastra dengan tatapan naif.

“Kamu peduli sama Davin?” tanya Aksa tidak suka Sastra memperhatikan cowok lain. Uuu cemburu ya Bang?

“Nggak kok, aku cuma kasihan kalau sampe tangannya patah.”

Demi melindungi Sastra dari cowok lain. Aksa harus melakukan sesuatu agar Sastra tidak terlalu lugu dan mudah di bodohi orang lain. Berpacaran dengan Sastra seperti berpacaran dengan anak kecil. Harus di jaga dan di awasi ketat.

“Ada peraturan selama kamu jadi pacar aku,” ujar Aksa serius.

“Emang kita beneran pacaran Kak?” tanya Sastra tidak percaya.

“Kamu kira aku nembak kamu tadi boongan?!” tanya Aksa ngegas.

Sastra mengerucutkan bibirnya. Aksa sudah jadi pacarnya namun sifat galak Aksa masih saja melekat. Gak ada manis-manisnya. Atau memang belum kerasa saja?

“Peraturan pertama, kamu nggak boleh bicarain cowok lain kalau lagi sama aku,” ujar Aksa menatap datar Sastra yang sedang memainkan kuku tangannya sendiri.

“Berati kalau ngomongin cowok lain sama Fira boleh kan? Soalnya Fira sering ngajak aku ngobrol tentang Mas Nanon, Mas Chimon, Mas Terang, Mas—”

“Mas siapapun nggak boleh! Kalau mau ngomongin cogan sama Fira ngomongin aku aja!” potong Aksa cepat.

“Peraturan kedua, kamu nggak boleh ketemu atau deket sama cowok lain tanpa izin aku!” ujar Aksa.

“Jadi kalau aku mau ketemu Papa harus izin sama Kakak?” tanya Sastra. Sungguh polos sekali kamu nak!

“Selain Papa kamu sama saudara-saudara kamu. Aku izinin.”

“Tapi Hugo bukan saudara aku. Tetep nggak boleh ketemu?” tanya Sastra.

Aksa mengernyit. Siapa Hugo? Nama itu begitu asing di telinga Aksa. Apa jangan-jangan Sastra dekat dengan laki-laki lain di luar sekolah? Tapi setahu Aksa, Sastra bukanlah perempuan yang suka keluyuran.

AKSARA (TAMAT)Where stories live. Discover now