39. HANCUR

113K 10.6K 1.4K
                                    

39. HANCUR

“Satu kesalahan kamu saja sudah bisa membuat aku hancur berkeping-keping.”—SastraRahmasya.

“KENAPA lo gak mau jadi pacar gue?! Apa kurangnya gue?!” tanya Tiara mengikuti Aksa yang berjalan masuk ke dalam lapangan indoor.

Aksa benar-benar muak dengan segala tingkah Tiara. Jika Tiara bukan perempuan Aksa tak segan-segan menghajarnya. Bukan hanya mengganggu aktivitas Aksa. Tapi beberapa kali Tiara terus merendahkan Sastra. Ingin sekali Aksa merobek mulut Tiara.

“Gue sayang sama lo Aksa! Sastra gak ada apa-apanya di banding gue! Buka mata lo!” ujar Tiara mulai kesal karena Aksa terus mengabaikannya.

Aksa berhenti berjalan lalu berbalik menghampiri Tiara yang masih di pijakan yang sama. Di sana Tiara tersenyum kemenangan karena berpikir Aksa sudah sadar. Namun asumsi Tiara salah. Aksa menghampiri Tiara bukan karena sudah sadar akan perasaanya pada Tiara. Tapi karena ingin meluapkan amarah.

“Udah selesai? Selain murahan ternyata lo juga gak tau diri! Liat muka lo aja udah bikin gue enek!” ujar Aksa menatap tajam-tajam wajah Tiara.

****

Meskipun masih terngiang-ngiang dalam kepala. Sastra berusaha melupakan perkataan Sheila tadi pagi. Sastra sangat yakin kalau Aksa tidak akan mengkhianatinya. Senyuman Sastra semakin mengembang saat melihat selembar kertas usang di telapak tangannya. Setiap menatap selembar kertas itu selalu membuat mood Sastra membaik.

Sastra mempercepat langkah kakinya menuju ke lapangan indoor SMA Kalingga. Tadi Sastra sempat pergi ke markas untuk mencari Aksa. Tapi kata teman-teman Aksa. Saat ini Aksa berada di lapangan indoor.

Sesudah sampai di depan pintu masuk lapangan indoor. Sastra semakin tidak sabar untuk bertemu dengan Aksa dan memberikan selembar kertas usang bertuliskan huruf A kepada Aksa.

“Gue tau lo suka sama gue Aksa! Sastra cuma pelampiasan lo kan?! Yang lo cinta itu gue! Bukan Sastra!” itu suara perempuan.

Sastra tertegun saat mendengar suara perempuan dari dalam lapangan indoor. Artinya Aksa tidak sendiri di dalam lapangan. Ada seorang perempuan yang bersama Aksa. Tapi siapa?

“Campakkan Sastra dan lo jadian sama gue! Hidup lo pasti lebih sempurna sama gue ketimbang Sastra!” suara perempuan itu lagi.

Jantung Sastra berdebar semakin cepat. Hati Sastra mulai memanas mendengar permintaan gadis itu pada Aksa untuk membuang Sastra. Apa Sastra seburuk itukah sampai pantas untuk di buang?

“Lo ketua geng! Gak pantes kalau lo pacaran sama cewek kolot kaya Sastra!” ujar gadis itu semakin meremas hati Sastra.

Cukup! Sastra tidak tahan lagi. Cepat-cepat Sastra melangkahkan kakinya memasuki lapangan indoor. Sastra di buat terkejut saat melihat gadis itu ternyata adalah Tiara yang masih bernotaben murid baru. Di pijakannya Sastra terpaku melihat jarak antara Tiara dengan Aksa sangat dekat. Bahkan hanya beberapa senti saja.

“Gue cinta sama lo Aksa! Get rid of Sastra and have me!” ujar Tiara sambil membelai lembut rahang kokoh Aksa dengan jari-jari tangannya. Tiara dan Aksa belum menyadari kehadiran Sastra di sana.

Beberapa detik setelahnya. Tiara langsung mencium bibir Aksa membuat Sastra semakin syok di tempatnya berdiri. Kedua kaki Sastra melemas. Telapak tangan Sastra yang di gunakan untuk menggenggam kertas usang mulai mengeluarkan keringat dingin. Tanpa izin Sastra air matanya berguguran membasahi pipinya.

Aksa mendorong Tiara dari hadapannya. “Apa-apaan?!—” ucapan Aksa terhenti saat mendapati Sastra tengah berdiri kaku di pinggir lapangan dengan kedua mata berkaca-kaca.

AKSARA (TAMAT)Where stories live. Discover now