38. INFERIOR

114K 11K 2.3K
                                    

38. INFERIOR

“Apakah orang yang berparas sempurna harus berpasangan dengan yang sempurna juga? Bukankah Tuhan menciptakan manusia berpasangan untuk saling melengkapi kekurangan mereka?”—SastraRahmasya.

KAMU ngapain ke sini malem-malem? Mana hujan lagi. Nanti kamu sakit,” ujar Sastra saat menemukan Aksa berdiri di depan pintu rumahnya. Rambut dan jaket hitam cowok itu sedikit basah karena percikan air hujan.

“Aku kangen kamu,” ucap Aksa sambil tersenyum. Bisa-bisanya kangen malem-malem.

“SIAPA TAMUNYA SAYANG?!!” tanya Sarah-Ibu Sastra dari dalam rumah. Sarah tengah sibuk memasak makan malam keluarga di dapur.

“Eh—” ucapan Sastra terpotong.

“CALON MENANTUNYA TANTE!!!” teriak Aksa membuat Sastra melebarkan kedua matanya. Mampus!

“Kamu ngomong apasih?” tanya Sastra ingin teriak namun ia tahan.

“Lebih baik ngomong jujur kan?” tanya Aksa menarik senyum jahil. Terlalu jujur juga gak baik Bang!

Suara langkah kaki dari dalam rumah membuat Aksa dan Sastra langsung menoleh bersamaan. Sarah-Ibu Sastra berjalan menuju ke pintu utama rumah dengan celemek yang masih menempel di tubuhnya. Sastra menggigit bibir bawahnya merasa ketakutan. Sedangkan Aksa hanya santai dan tidak sabar menjahili Sastra.

Ketika sampai di pintu utama. Sarah menatap Sastra sekilas lalu beralih menyipitkan mata menatap Aksa. Sementara itu Aksa hanya menampilkan senyuman manisnya.

“Sayang? Ini siapa?” tanya Sarah pada Sastra yang berdiri di sampingnya.

Assalamu'alaikum Tante. Saya Aksa pacar Sastra sekaligus calon menantu Tante,” ucap Aksa seraya menyalimi tangan Sarah.

Wa'alaikumsalam, Sastra gak pernah cerita kalau punya pacar,” ujar Sarah masih kebingungan mencerna semuanya. “Masa kamu punya pacar ganteng gini nggak ngomong sama Mama? Mirip Manu Rios lagi,” ujar Sarah pada Sastra.

“Hehe... belum sempet mau cerita ke Mama,” ucap Sastra cengengesan. Alias Sastra gak berani ngomong.

Saat Sastra berpacaran dengan Arka. Kedua orang tua Sastra juga tidak mengetahuinya alias Sastra melakukan backstreet. Semua di lakukan karena Sastra tidak memiliki keberanian bercerita. Takut jika orang tua Sastra tidak memberi izin.

“Kalau punya pacar tuh kenalin ke orang tua. Baru jadi anak baik. Bukan diem-diem aja,” ujar Sarah menasehati Sastra. Tak seperti dugaan Sastra sebelumnya. Ternyata Sarah menerima dengan baik Aksa.

“Iya Ma, maaf,” ucap Sastra.

Sarah menatap Aksa. “Ayo masuk—siapa namanya tadi? Tante lupa.”

“Aksa Tante,” ucap Aksa memberitahu. Sarah tersenyum sangat ramah.

“Ayo Aksa masuk! Tante lagi masak makanan enak! Kamu pasti suka,” ujar Sarah merangkul bahu Aksa menuntunnya masuk ke dalam rumah Sastra. Jangan tanya Sastra! Sekarang Sastra justru di lupakan bagaikan anak tiri.

Sastra menutup pintu rumah. Lalu menyusul Sarah yang sudah membawa Aksa menuju meja makan. Aksa sudah duduk di meja makan bersama Aryo-Ayah Sastra. Keduanya terlihat sibuk berbincang-bincang. Jika respon Sarah baik. Belum tentu respon Aryo juga sama.

“Sastra ayo duduk,” ujar Sarah. Sastra mengangguk kemudian menarik kursi di samping Aksa.

“Siapa nama kamu?” tanya Aryo menatap serius Aksa. Calon mantu lagi di interogasi:)

AKSARA (TAMAT)Where stories live. Discover now