VASTATRIX 6

1.1K 79 3
                                    

Klik Bintangnya ya ⭐🌟

***

Langkah demi langkah terasa berbeda, berat setiap kakinya menciptakan jarak. Ingin rasanya ia meluruh, memukul dada dan meraung kembali. Namun itu hanya mengumbar tenaganya sia-sia. Terjebak dalam pusaran putus asa seperti sekarang bukan hal yang bisa Arllete hindari.

Berharap kegelapan merenggut kesadaranya namun tak kunjung datang, atau setidaknya ada suatu benda yang tiba-tiba menghantam kepalanya untuk merenggutnya dari realita yang memuakan. Setidaknya saat terbangun dia akan menganggap ini mimpi buruk dan Arllete akan menceritakan kembali mimpinya pada paman Arthur, Bibi Margaret atau si menyebalkan Mike. Pasti mereka akan menertawakan mimpi Arllete, mimpi konyol dimana sebuah bom meledak di rumah mereka.

Cih...

"Hati-hati"

Suara bariton mengalun menarik kesadaran Arllete. Sentuhan tangan di pingganya menjaga keseimbangan Arllete agar tidak jatuh karena tersandung undakan tangga depan gedung sebelum memasuki lobi.

Sungguh ia baru menyadari keberadaanya, tentang dimana ia sekarang dan bersama siapa. Beberapa waktu lalu fikiranya kosong dia mengikuti kemana pria asing ini membawanya.

"Mau kemana kita?" Tanyanya parau

"Ke tempat yang aman, ikuti saja aku. Jangan khawatir akan ku jelaskan apa yang terjadi nanti"

"Apa aku dalam bahaya?"

"Begitulah"

"Tolong aku" lirihnya kembali menahan tangisan "siapapun kau tolong aku, aku takut" pintanya memelas mencengkram pergelangan pria asing.

Membuang nafasnya kasar Edrick mengangguk sebelum menekan tombol lift membawa mereka ke tempat paling atas di gedung ini.

Tanpa di minta pun Edrick akan melakukannya.

Selang menunggu di atas rooftop yang dingin juga gelap Arllete memeluk tubuhnya sendiri. Terlebih dia telanjang kaki, lantai dingin begitu menusuk tulang. Bagaimana tidak jika yang di pakainya hanya sebatas piama tipis.

Dirasakan jaket hangat tersampir di badanya, tidak perlu di tanya karena hanya mereka berdua di sini. Hangat dan wangi parfum maskulin begitu menyeruak ke penciumannya.

Arllete tidak tahu tujuan pria ini membawanya kemari, meski ketakutan itu menghantui dan mengikutinya seperti bayangan akhirnya keraguan itu sirna tatkala sebuah helikopter mendekat dan mendarat di hadapannya.

"Kita akan naik ini?" Tanyanya memastikan

"Beginilah cara kita melarikan diri dari bahaya" seringaian muncul di bawah cahaya remang-remang. Arllete tidak sebodoh itu mengakui lelaki yang bersamanya jelek. Perawakanya membuat Arllete teringat Nick Bateman, baru sadar betapa miripnya mereka.

Fikirannya terlalu kacau untuk mengorek lebih dalam, apa yang di milikinya tidak ingin Arllete bahas. Sekalipun dia milyuner yang bisa melunasi hutang negara. Sama sekali bukan urusannya.

Keindahan kota malam terpancar memesona di atas ketinggian beribu kaki, lampu yang kelap-kelip dan sedikit berpendar menyaingi bintang di atasnya.

Tiba mendarat di atas rooftop sebuah gedung kembali, Edrick membawanya turun dari helikopter. Masuk kedalam gedung tersebut Arllete di suguhi sebuah panthouse dengan View super cantik gedung-gedung.

"Istirahat di kamar ini, kau pasti lelah"

"Tunggu" sergah Arllete "siapa nama mu?"

"Edrick"

VASTATRIX Cartel (Complete)Where stories live. Discover now