VASTATRIX 47

481 39 16
                                    

GUA BALEEKKK 😆

Biasa KKN dulu, itu skala prioritas gue emang.

Double up woiii... jarang-jarang gue kaya gini. Moment langka nih.

Tetap vote dan coment seperti biasa ya. Semoga mengobati rindu kalian 💚

***
"Bisa kau jelaskan apa yang terjadi disini?" Avilla bertanya gusar di dalam mobil yang dikendarai Edrick.

"Jay mengkonsumi narkoba kembali, kami sudah berjanji untuk mengakhirinya namun bagi Jay itu sangat sulit sehingga dia masih memakai"

Avilla menghela nafas panjang. "Lantas hanya karena itu kau akan membuang Jay begitu saja?"

"Aku tidak membuangnya, dia yang membuang kita" tukasnya.

"Jadi kalian sudah selesai? Jangan tinggalkan dia, bawa Jay park kembali kita membutuhkannya. Bukankah mafia juga pemakai contohnya aku"

"Kalau kau yang memakai sih aku tidak peduli" sudut bibirnya tertarik "Mengenai Jay sudikah dia kembali, mungkin dia enggan memungut sampah. Jadi kita harus menganggap dia sudah hilang dari peradaban jika tangannya tidak ingin kotor"

"Errr... kau kejam sekali" tukasnya ambigu, entah ditujukan padanya atau Jay. "Tapi tetap saja meski aku tidak terlalu dekat dengannya rasanya ada yang hilang, kalian sudah seperti puzzle bagiku. Satu bagian hilang maka puzzle itu cacat seluruhnya"

Edrick menyambung lagi "jangan khawatir, aku tahu Jay seperti apa. Kata-kata hanya akan mengambang tapi sebuah pukulan akan membuatnya sadar, Jay lebih suka bogem yang berbicara dari pada mulut. Jika pakai mulut dia punya lebih seribu mulut untuk melawan. Itu alasan kita memukulinya kalau dia pintar dia pasti tahu jalan pulang"

Avilla menggelengkan kepala lelah mencari sandaran nyaman. Sorotnya menatap kaca spion terlihat mobil Van Theodor dan Leonel mengekor dari belakang. Disusul mobil hitam Percy. Harusnya Percy satu mobil dengan Jay tapi karena kejadian ini Percy harus menduda.

Avilla tersentak bangkit "Aku penasaran akan satu hal"

"Jika masih menyangkut Jay simpan saja, aku tidak ingin lagi mengungkitnya"

"Ini tentang hal lain yang menurutku ganjil, belakangan ini aku memikirkan tentang Arllete"

"Menarik, katakan" apapun yang menyangkut Arllete selalu membuat atensinya memusat.

"Kau tidak sudi memaafkan pamanmu, lantas apa sekarang kau sudi memaafkan Bruce Mazza yang sudah menghianatimu?"

"Aku meyakini satu hal sekarang, dia punya alasan melakukannya entah apapun itu aku berusaha mempercayainya. Karena jika memang dia musuhku dia tidak akan mengorbankan nyawanya untuk melindungiku. Dia menggunakan tubuhnya sendiri sebagai tameng ketika Nick hampir menembakku"

"Ku kira semua ini karena Arllete Mazza. Kau menyukainya maka dari itu kesalahan Bruce bisa kau maafkan"

"Sulit untukku berhubungan dengan orang yang memiliki hubungan bersama orang-orang yang sudah terlibat dalam skenario kematian ayahku. Termasuk Percy, aku terus waspada apakah dia penghianat sesungguhnya, aku tidak tahu. Tapi kau bilang dia tidak ada hubungannya. Lantas apakah aku masih harus membencinya dan menguras tenagaku? Kau juga yang membuatku sadar bahwa jangan membenci orang yang tidak ada sangkut pautnya. Termasuk Arllete, dia tidak tahu menahu perihal perbuatan ayahnya. Tapi kenapa dia yang harus menanggung kebenciannya. Kau pernah melihat anak kecil memainkan kotak geometri?"

Avilla mengernyit tapi kemudian mengangguk.

"Kau pernah lihat bagaimana cara mereka memasukan bentuk bintang kedalam segitiga? Tidak akan muat sampai kapanpun karena itu bukan tempatnya. Semua bentuk harus dimasukan pada lubang yang sesuai bentuknya. Bagiku kebencian seperti itu. Harus ditempatkan pada tempat yang tepat"

VASTATRIX Cartel (Complete)Where stories live. Discover now