VASTATRIX 62 END

1.2K 56 19
                                    

Jangan malas ini terakhir

Anjoy semua

Vote dan coment ya

Untuk info, follow ig :
@ zeer0_jellybean

***
Setiap perbuatan bukankah ada pertanggung jawaban, dari hal kecil sampai besar. Jika kamu melempar kerikil ke danau apakah riak yang ditimbulkan sama dengan melempar batu bata, tentunya memiliki dampak berbeda. Sejujurnya apakah dunia yang adil itu benar ada, apakah peradaban kita sudah mencapai keadilan itu. Rasanya hukum yang dibuat masih atas dasar kepentingan, itulah mengapa tidak semua bisa menaati hukum. Dalam dunia mafia, hukum yang berlaku adalah hukum yang di tetapkan jari telunjuk dan diputuskan saat itu juga. Pilihannya cukup dua, benar dan salah. Jika benar ya benar jika salah tidak mungkin dibenarkan, semua hukum inginnya begitu. Bedanya mungkin di dunia mafia semua dipukul rata, jika seseorang bermacam-macam mereka cenderung tidak pandang bulu, kadang itu pejabat, aparat penegak hukum. Tidak ada sel khusus untuk pejabat, memangnya ini dunia politik. Tapi tidak berarti mereka lebih baik. Ada yang mengatakan bahwa mafia itu harusnya malu menjadi manusia atau mati bunuh diri lebih terhormat. Mereka mengutuk dengan sesuatu yang pantas.

Lagi pula dimanapun tempatmu berdiri tetap akan salah dimata orang.

"Cuaca di luar panas sekali bagaimana dengan suhu diruang bawah tanah?"

"Cukup pengap, fentilasi disana sangat buruk"

"Baguslah"

Avilla tersenyum seraya mengunyah permen karetnya "aku yang memilih tempatnya. Oh ya senjata apa yang mau kau pakai aku punya apapun, pistol, katana bahkan air keras pun ada"

"Tongkat baseball" imbuh Edrick.

"Benda tumpul? Apa tidak salah"

"Bawakan saja itu"

Mereka terus turun tangga ke bawah tanah di sebuah rumah tua.

"Aku paham kau ingin mengulur waktu tapi kurasa satu peluru saja cukup"

"Kau salah, aku tidak akan membunuhnya"

Avilla menarik bahu Edrick "Untuk alasan yang rasional tolong katakan kenapa tidak?"

"Arllete yang memintaku dan aku sudah berjanji"

Avilla tersenyum kecut "apa kau tidak marah? Aku saja marah aku ingin mencabiknya tapi aku tahan karena menghargaimu tapi sekarang yang kau katakan itu tidak masuk akal, apa kau bodoh setelah bergaul dengan wanita itu, ini bukan dirimu"

"Jangan merendahkannya, dia jauh diatas mu. Apa yang membuatmu berfikir aku tidak marah? Dia membunuh anakku sampai membuatku merasa jadi pecundang. Kau fikir dengan membiarkannya hidup itu adil? Jika kau marah bagaimana denganku, saat itu aku hanya bisa duduk menyaksikan bagaimana dia disiksa bahkan jika bukan karena kalian datang aku sudah menjadi abu sekarang" urat lehernya keluar, kepalan tangannya erat Avilla yang melihatnya sedikit mundur, pria berdarah Italy ini ketahuan sedang memendam murkanya "Yang membuatku bertahan adalah karena aku mencintai Arllete, rasa cintaku padanya lebih besar dari rasa benciku. Jadi aku putuskan untuk mengikuti semua kata-katanya"

"Apa cinta membuatmu bodoh?! Hugo dan Alijendro adalah orang yang sama yang sudah membunuh ayahmu. Kau menggila saat mencari pelakunya sejak lama dan kini kau punya kuasa untuk menghakiminya" Avilla hampir menyemburkan tawanya "dan hanya karna satu-dua kalimat payah kau berhenti. Selama ini aku membantumu untuk mencapai tujuan itu, sekarang raihlah"

Tubuh Avilla disudutkan ke tembok "aku tidak suka caramu memandang rendah istriku, aku memang sangat berterimakasih dan sudah membayarmu cukup banyak untuk kerja kerasmu. Tapi jika kau masih melakukan itu aku bisa saja membuangmu! Sekarang permisi biar aku yang tangani"

VASTATRIX Cartel (Complete)Where stories live. Discover now