VASTATRIX 10

1K 63 1
                                    

Bintang yoooooooo 🔥

Vote banyak update cepet!!

***

"Berhentilah menatap kagum pesawat ku"

Arllete mendengus kembali menunduk "sewaan saja bangga!"

Pramugari yang menaruh makanan di mejanya hampir terkikik. Kini mereka sudah duduk berhadapan namun bukan berhadapan langsung melainkan zig-zag, meski Edrick menyuruhnya pindah namun Arllete tetap kukuh setidaknya mereka tidak duduk saling membelakangi seperti tadi.

"Menyewa bukan gayaku. Kau lupa siapa aku?"

"Satu-satunya yang aku tahu kau itu mafia bejat"

Kekehan khas pria itu terdengar samar "bagus kalau kau paham sejauh itu, jadi aku tidak perlu repot memberi ancaman supaya kau tetap disisiku" sekilas terdengar seperti permohonan namun ada makna lain disetiap suku katanya.

"sudah minum obatnya?"

"Tidak mau. Mungkin itu bukan obat tapi racun bisa-bisa aku mati, atau itu obat yang membuat ku tidak berdaya dan bisa saja kau memanfaatakan aku yang polos dan tidak berdaya itu untuk tujuan jahat"

"Fikiran mu terlalu jauh dan kotor. Sekedar info aku pengagum wanita berbokong sekal, dada besar dan pinggang ramping dan tentu saja cantik karena wanita-wanita seperti itulah yang berkeliaran di sekitar ku. Tapi kau...." Edrick meggaruk dagu, menyapu pandang tubuh Arllete "kau bisa melihat di cermin sendiri"

"Seperti kau tampan saja!" Ketusnya seraya memotong steak kasar seolah itu Edrick.

"Apa aku tampan?" Tanya Edrick pada pramugari yang menaruh piring terakhir di mejanya.

Salah tingkah pramugari itu di tatap manis Edrick "iya senor"

"Dengarkan?"

"Tidak aku tuli"

Edrick terbahak "tapi kau menjawab"

Arllete mengerang "Aku tahu dia mengatakan itu karena terpaksa atau kau akan mengancam mereka untuk di lemparkan dari pesawat!"

"Tidak Senorita. Aku berkata yang seberanya" bela pramugari itu tiba-tiba.

Alis Edrick naik sebelah seolah berkata 'see?'

Memangnya apa yang bagus dari tubuh berotot dan cocok di jadikan model? Meski Edrick memenuhi kriteria pria idamannya dengan tubuh sempurna di balik pakaiannya Arllete tidak peduli meski dia tahu seberapa keras dan kokoh tubuh pria itu karena Arllete pernah merasakan di gendongnya. Terlebih wajahnya yang serius dengan alis tebal dan deretan gigi rapi bahkan begitu manis ketika tertawa setiap wanita akan lumpuh mendadak jika di tatapnya.

Oh tidak. Apa Arllete baru memujinya?

Memakan kembali makanannya dengan tidak berselera Arllete menyendokan satu suapan penuh dengan kesal. Menoleh ke luar jendela pesawat malah bayangan Givan yang terbujur kaku bersama darahnya menjadi pengingat paling mengerikan saat ini hingga membuat Arllete tersedak hebat. Terbatuk-batuk Arllete mencari tisu seraya memukul-mukul kecil dadanya.

Sigap Edrick duduk di sebelahnya menyodorkan minum dan mengusap punggung Arllete.

Oh astaga, sepotong daging hampir membunuhnya. rasanya tadi ia hampir mati kehabisan nafas.

Masih mengusap punggung Arllete, Edrick mengamati wajahnya tanpa sadar. Bibir merah alami dan wajah tirus dengan bola mata biru, kulitnya begitu eksotis kebetulah Edrick tidak terlalu menyukai wanita berkulit terang. Rambut panjangnya pirang melihat dari sisi ini mungkin gen ibunya lebih dominan dibanding gen milik Bruce yang resersif. Bruce pria hispanik yang menikahi wanita kaukasia, tapi anehnya secara fisik Bruce sama sekali tidak menyumbangkannya pada Arllete. Tapi ada hal di antara mereka yang mirip, cara berbicara dan berjalan keduanya sama. Itu seperti Edrick melihat bayangan Bruce dan membuatnya dekat kembali dengan kehadiran Arllete.

VASTATRIX Cartel (Complete)Where stories live. Discover now