VASTATRIX 33

862 57 19
                                    

Holla. Sorry telat.. skuy ngabuburit.

Antri sama tugas bos. Tapi kalau di tagih makin seneng.

Anjoy and happy reading ❤
Jangan lupa vote dan coment.

Kalau ada typo tolong koreksi ya.

Follow my acount : Arnesius
Dan IG : lika.28_11_98

***

"Aku akan keluar sebentar, mandilah" Edrick terlihat sibuk dengan rambutnya, menyisirnya kebelakang menampakan wajahnya yang rupawan "Theo dan yang lain akan datang kemari. Aku akan menemuinya"

"Aku juga ingin menemui mereka. Aku belum sempat mengucapkan terimakasih"

"Akan ada pelayan yang menjemputmu jika sudah selesai. Percayalah kau tidak ingin melihat pertemuan pertama kami"

"Apa yang akan kau lakukan pada mereka?"

"Tidak ada. Hanya mungkin tanganku yang sudah tidak sabar"

"Jangan menyakiti mereka Edrick. Mereka membantu menyelamatkanku, bahkan hampir menebusnya dengan mempertaruhkan nyawa mereka sendiri, mereka menerjang badai meskipun mereka tahu akan terseret kedalamnya. Disini aku yang salah jadi pukul saja aku atau apapun yang kau mau, asal jangan mereka"

"Memangnya apa yang kau fikirkan Mazza?"

"Kau mau menghajar mereka bukan?"

Kaki jenjang pria itu melenggang maju, kepalanya dicondongkan ke wajah Arllete "Jika begitu maka keluarga Miguel akan mendapatkan hukuman yang paling pertama karena membuatmu kabur dari mansion. Tapi bukankah aku tidak melakukannya?" Edrick tersenyum miring ia meninggalkan Arllete seraya bergumam "sepertinya aku seburuk itu dimata mu"

Terlalu rumit jika harus tau tentang orang seperti apa Edrick itu. Pembunuh, mafia, narkoba dan pelindung bukankah itu membingungkan. Seperti dua sisi mata uang, itulah Edrick. Terlalu lelah untuk memikirkan itu lebih baik ia bergegas mandi dan memastikan Edrick tidak memukul mereka.

Sesuatu yang sangat mengejutkan terlihat begitu pintu kamar mandi terbuka. Disana gelap hanya lampu kamar yang menerobos melalui pintu yang terbuka. Menerangi sepotong cermin diatas westafel. Bukankah itu lukisan Arllete yang di gambar dengan pasta gigi tapi seperti lukisan nyata begitu cahaya menimpanya. Pantas saja ia lama dikamar mandi, tapi kenapa melukis wajahnya, itu aneh.

Entah apapun itu cukup  membuat gadis jelita itu tersenyum tanpa alasan.

Angin pantai mengibarkan kemeja Edrick, mengubah rambutnya menjadi berantakan namun sexy. Kacamata hitam tersampir dihidung mancungnya dengan pantas. Tangannya terselip pada satu saku. Air laut yang jernih membuat terumbu karang terlihat jelas di bibir pantai. Tidak banyak orang disini hanya anggota vip yang bisa menikmati pantai eksklusif, anggota vip bebas mengajak keluarga atau bahkan teman mereka jadi selama ada temanmu yang terdaftar maka liburan mewah akan kamu dapatkan. Sama seperti halnya teman-teman Edrick yang baru saja datang ke pantai, melihat Edrick berdiri kokoh memandang laut membut ketiga temannya saling berpandangan. Sepertinya nyali Percy lebih besar, ia maju dan berdiri disamping Edrick diikuti Jay dan Theo dengan langkah berat.

"Bagaimana kabar kalian" tanpa menoleh Edrick bertanya.

Percy tersenyum kecil, menyorot laut lepas mengikuti Edrick "tidak terlalu baik, kami masih memiliki oleh-oleh berupa lebam sisa kemarin. Tapi itu tidak masalah kita sudah biasa dengan itu, bagaimana kabar Arllete?"

"Dia baru sadar kemarin, cukup lama ia pingsan. Tapi melihatnya memarahiku sepertinya dia sudah sehat"

"Hanya Arllete yang berani memarahimu Edd" Percy terkekeh.

VASTATRIX Cartel (Complete)Where stories live. Discover now