VASTATRIX 27

700 45 0
                                    

Happy reading

Vote ya. Makasih sayang ❤

***

Ketika gael kecil kedinginan meringkuk di pojokan gudang peralatan pertanian dengan setumpuk jerami yang tidak seberapa menghangatkan tubuh ringkihnya yang hanya di balut kaos oblong dan celana bahan selutut, ada jejak air mata yang mengikuti jejek memar di wajahnya. Tangan kecilnya memeluk diri sendiri sementara mata terpejam menahan ringisan sakit di seluruh badan akibat dipukuli. Teringat, kursi kayu terakhir hancur menimpa badannya yang sudah melemah.

Gael sudah bosan dengan batu di perutnya lantas ia melemparkan itu, kembali suara perutnya merengek meminta makan semenjak pagi sampai petang sekarang belum terisi apapun terkahir kali ia ingat hanya meminum seteguk air setelah bangun tidur setelahnya ia langsung mendapat siksaan keji dari ayahnya yang pemabuk dan sialnya terkurung di gudang belakang rumahnya.

Gael melirik kesekitaran hanya ada dua jendela kecil tanpa kaca yang letaknya tinggi dari sanalah cahaya bulan dapat menelisik masuk, setidaknya itu memberinya sedikit remang di dalam gudang yang dibangun dari tembok batu, terasa pengap dan lembap.

Setelah menatap cukup lama jendela itu akhirnya suara seseorang yang dia tunggu dari pagi terdengar samar. Dialah penyelamat Gael, bocah itu sangat bersyukur bahwa dia masih mempunyai kakak laki-laki yang sangat menyayanginya, peduli seperti sekarang.

"Gael" bisiknya dari luar jendela.

"Ya kak, aku di sini. Apa kau membawa makanan aku sangat lapar" balasnya penuh semangat menatap jendela tinggi itu seakan suaranya susah mencapainya.

"Tentu saja. Aku membawanya dalam kotak ini. Akan kulemparkan mejauhlah"

Gael kecil mundur lalu sebuah kotak berhasil Geovani lemparkan kejendela dan mendarat diatas lantai.

"Satu lagi" teriak Geovani bernada pelan.

Sebuah botol mineral menyusul di sebelah kotak makanannya.

Gael berhambur mengambilnya lantas membuka makanan itu tidak sabaran melemparkan tutupnya entah kemana. Hanya tau bagaimana caranya agar semua makanan itu muat di mulut kecilnya sehingga apapun itu ia masukan, mulutnya hampir tidak bisa menutup, pipinya turut menggembung. Bocah itu makan teramat lahap dan terlalu cepat hingga ia membutuhkan air untuk membantu mendorongnya melewati kerongkongan yang serat.

"Maafkan aku baru bisa membawakan makanan selarut ini. Aku harus menunggu ayah tidur, sepertinya dia mabuk berat lagi. Akhir-akhir ini tanaman jagung kita banyak mengalami gagal panen kurasa itu yang membuat ayah menjadi semakin gila minum"

Gael tidak menjawab dia masih sibuk memasukan makanan kemulutnya. Lagi pula untungnya apa Gael mendengar kabar pria itu. Cih, lebih baik tuhan segera mencabut nyawanya saja, orang sepertinya hanya menambah sampah bumi. Sama sekali tidak keberatan jika tuhan memanggil pria itu lebih cepat.

"Tapi kau tenang saja" Geovani melanjutkan monolognya di luar "kudengar ibu akan pulang besok pagi setelah malam ini dia selesai dengan beberapa tamu di club malam. Aku yakin ketika ibu pulang pasti dia akan mengambil kunci gudang ini di tangan ayah. Bersabarlah sebentar lagi"

Gael berhenti sejenak, ah wanita itu. Apa dia masih ingat jalan pulang? Bahkan Gael sendiri lupa dia masih mempunyai ibu, rasanya wanita itu hanya mirip sepotong kayu.

Gael kembali makan. Hatinya terlalu sakit untuk memperdulikan hal semacam itu. Yang dia punya di dunia ini satu-satunya adalah Geovani dia adalah pelindungnya. Gael sangat menyayanginya sampai-sampai tidak rela jika Geovani harus di pekerjakan secara berlebihan untuk mengurus ladang jagung keluarganya oleh sang ayah. Sedangkan pria itu asik kelayapan dan minum. Gael benci melihat Geovani harus bersusah payah merawat tanaman itu siang malam seolah dialah tulang punggung keluarga. Kebencian itulah yang mendorongnya untuk berontak menasehati ayahnya tapi apa yang dia dapat?? Di pukuli dan di kurung di tempat pengap ini.

VASTATRIX Cartel (Complete)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora