pt💚4

22.6K 2.7K 94
                                    

Entah kenapa hari ini pak Rudi sang guru matematika tidak hadir dan malah membuat kelas menjadi kosong, tanpa pelajaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah kenapa hari ini pak Rudi sang guru matematika tidak hadir dan malah membuat kelas menjadi kosong, tanpa pelajaran. Runa dan Alina yang bosan berada di kelas karena jam kosong kini menuju balkon yang ada di area sekolah mereka.

"Tuh Pak Rudi ke mana? Tumben nggak dateng, juga nggak ada tugas biasanya paling rajin" celetuk Alina memangku dagunya.

"Halah.. lo bukannya malah seneng jadi jam kosong gini Lin?" respon Runa.

"Lo juga kali Run" cibir Alina.

Ia menyenggol lengan Runa yang sedang fokus membaca novel fiksi di tangannya. Runa pun hanya menanggapi dengan senyuman tipis dengan ucapan Alina tadi. Ya, siapa murid di dunia yang tidak bahagia jika mendapat jam kosong?

"Run pulang sekolah ke kafe deket sekolah yuk!" ajak Alina antusias.

"Yaaah, nggak bisa Lin gue disuruh pulang cepet nanti sama mama" balas Runa dengan raut menyesal.

"Ya udah besok deh, ya ya?" rengeknya.

"Iya iya, emang ada apa sih? Kan bisa ke sana sama Mark".

"Maunya sama lo, katanya ada menu baru. Kalau sama Mark tuh nggak asik Run"

"Seriusan ada menu baru? Ya udah besok kita ke sana" semangat Runa.

Runa ini emang suka makan tapi anehnya badan dia tetap ideal. Mungkin karena diimbangi sama olahraga. Liat saja tadi reaksinya dengan tawaran Alina karena ada menu baru, ia akan sangat bersemangat jika ada hubungannya dengan makanan.

"Run liat deh itu bukannya si Jaemin ya?" tanya Alina menepuk pundak Runa.

"Hem, siapa Lin?" mengikuti arah telunjuk Alina ke bawah.

"Itu Jaemin kan sama temen-temennya. Mereka nyebat" kata Alina menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Itu bener Jaemin?" tanya Runa memastikan.

"Iya si evil . Kelakuannya itu astaga, nggak takut ketahuan guru apa gimana deh" cerocos Alina.

Runa hanya bisa diam dengan tindakan pria tampan yang saat ini ia pandang dari atas balkon. Jaemin memang brandal. Sejak pertemuan mereka hari itu ia sudah tau sifatnya yang sering main dengan perempuan, bergonta-ganti pasangan dan sekarang ia merokok di area terlarang. Di sekolah yang notabennya adalah tempat untuk mendidik bukan untuk tempat berbuat sesuka hatinya.

♡♡♡

Gadis itu kini berdecak kesal, karena sang sopir yang baru saja mengabari jika tidak bisa menjemputnya. Pasalnya mobil yang digunakan untuk menjemputnya tiba-tiba mogok di tengah perjalanan. Tidak ada pilihan lagi dia harus pesan taxi online sekarang.

Namun tiba-tiba saja di depannya bertengger sebuah motor sport. Runa sedikit tersentak, ia seperti kenal dengan motor ini. Matanya ia tujukan ke arah si pemilik. Oh astaga! Pria ini lagi, sudah cukup hari Runa sekarang harus berurusan dengan si evil ini?

Sang pemilik yang tak lain adalah Jaemin membuka kaca helmnya yang menampakan separuh wajah tampannya.

"Belum dijemput?" tanyanya dengan suara husky.

"Eh! I-iya. Sopir gue nggak bisa jemput. Tapi ini gue mau pesen taxi online, iya" balas Runa terbata.

"Gausah pesen. Gue anter aja" suruhnya yang membuat Runa membelalakan matanya.

"Ha?! Ng-nggak usah Jaem. Nanti pacar lo marah" tolak Runa cepat.

"Ya udah sih kalau marah, peduli banget. Udah naik!" ajaknya dengan nada tinggi.

"Ok.. iya" balasnya, dengan ragu ia menaiki jok belakang motor Jaemin.

Runa akhirnya menurut dengan ajakan Jaemin. Namun sebenarnya Runa itu takut dengan suara bentakan seperti Jaemin tadi. Jadi mau tidak mau Runa menurut saja. Toh daripada dia nunggu lama-lama kalau dia jadi pesan taxi online.

♡♡♡

Sesampainya di depan pagar rumah Runa, Jaemin menghentikan laju motornya. Runa yang ada di jok penumpang pun segera turun.

"Makasih ya Jaem, udah dianterin" ucap Runa pada Jaemin.

"Sama-sama, gue balik dulu" kata Jaemin.

"Eh! Nggak mau mampir dulu?" tawar Runa.

"Nggak. Lagian besok gue ke sini lagi buat belajar" tolaknya, dan mulai menyalakan mesin motornya.

Motor merah itu sudah melaju dengan sang pemilik yang menggunakan hoodie hitam dengan helm full face menutup seluruh kepalanya. Runa hanya memandang kepergian Jaemin dengan lamunan yang mengisi otaknya.

Walaupun kelakuannya nakal, brandal, playboy atau apalah itu tapi Jaemin mempunyai sisi baik menurut Runa. Atau apakah hanya sekadar balas budi padanya karena sudah mau membantunya belajar kemarin? Tapi bukankah menghargai dan membalas budi seseorang itu termasuk perbuatan baik?

Wahh semua pemikiran itu berkecamuk di otak Runa dan daripada harus memikirkan tingkah polah Jaemin, Runa lalu berbalik dan masuk ke dalam rumahnya.

♡♡♡

Malam ini Runa dan kedua orang tuanya tengah menikmati makan malam di resto. Quality Time seperti ini sudah biasa keluarga ini lakukan untuk menambah kehangatan dan kebersamaan di antara anggota mereka.

"Sayang, kemarin Jaemin ke rumah ya?" tanya Lian pada Runa disela-sela makan malam.

"Iya Ma, padahal kan kemarin Runa belum setuju mau jadi tutor Jaemin. Tapi malah dia udah dateng aja ke rumah" ungkap Runa dengan raut sedikit kesal.

"Jaemin siapa sih Ma?" suara Tian, ayah Runa menanggapi pembicaraan putri dan istrinya itu.

"Jaemin anaknya temen Mama, Pa. Anaknya mbak Luna. Yang suaminya juga kerjasama sama perusahaan kamu" jelas Lian, yang dibalas anggukan mengerti oleh suaminya.

Acara makan malam itu pun selesai dijam 20.50. Dan kini mereka sudah bersiap untuk pulang. Saat akan menuju parkiran mobil, Runa melihat pria dengan seorang perempuan yang menurutnya masih seumuran dengannya.

Si pria tidak bisa Runa lihat karena dia berdiri membelakanginya, sedangkan si gadis terlihat menangis tersedu dengan tangannya mencoba meraih tangan si pria. Tapi dengan sekali hentakan ia melepas genggaman tangan tersebut, kemudian si pria berbalik.

Dan lagi-lagi Runa tersentak kaget, si pria itu adalah Jaemin. Ia kemudian menaiki motor kebanggaannya dan pergi meninggalkan si gadis itu yang mulai berteriak memanggil namanya keras. Namun percuma saja karena Jaemin sudah melaju cepat dan menghilang bersama kuda besinya.

"Sayang ayok!" seru Lian dari dalam mobil.

Runa menoleh ke arah mamanya," Eh! Iya Ma"

Runa masuk dan segera menduduki kursi belakang, mobil pun mulai melaju meninggalkan resto. Tapi, tidak dengan pikiran Runa dengan apa yang sudah ia lihat tadi. Kenapa semua pikirannya akhir-akhir ini tertuju pada pria itu? Dia tidak mau terlibat apa-apa dengan Jaemin.

Jangan lupa tekan tombol bintang ya...

⬇⬇

EVIL | Na JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang