pt💚19

14K 1.6K 55
                                    

Runa mengeratkan balutan jaket yang saat ini ia gunakan agar hawa malam tak menembus tubuhnya. Jaket light denim yang Jaemin pinjamkan itu sedikit kebesaran untuk tubuh Runa yang mungil.  Sebelum berangkat tadi Jaemin berinisiatif melepas jaketnya untuk menutup baju Runa yang sedikit terbuka di bagian perut. Croptee  milk choco yang Runa gunakan akan mengundang napsu untuk laki-laki di arena balap pikir Jaemin.

Di sini Runa masih menunggu Jaemin kembali dari basechamp sirkuit. Ia sekarang menunggu di mobil audi hitam Jaemin. Masih terdengar di telinga Runa suara teriakan dan sorak sorai dari para penonton di dalam sana. Sepertinya masih ada jadwal balap setelah Jaemin tadi.

"Lama ih Jaemin" gerutu Runa.

Runa lalu menoleh ke kaca depan mobil sport itu. Di lihat wajah ayunya malam ini hanya menggunakan BB cream , eyeliner, dan polesan liptint di bibirnya. Sederhana tapi sudah bisa membuat pria mana saja akan takluk pada pesonanya.

Beberapa menit kemudian pria yang ditunggu keluar dari pintu sirkuit. Jaemin berjalan santai dengan sorot mata menatap Runa di dalam mobil yang sedang menunggunya. Lalu ia tersenyum manis, sangat manis.

'Ganteng hnggg'  batin Runa berteriak.

Sepertinya kali Runa benar-benar mengakui pesona Jaemin. Apapun outfit yang ia gunakan selalu membuat Runa mati kutu saat menatapnya. Dan malam ini ia mengenakan kaos polos hitam panjang, jeans hitam panjang dan sepatu hitam. Serba hitam. Kaos panjang hitam itu memperlihatkan lengan kekarnya.

"Kenapa? Aku lama ya?" tanya Jaemin saat membuka pintu mobil dan menemukan Runa yang memandangnya tanda berkedip.

"Ha? Lu-lumayan" jawab Runa mengalihkan pandangannya ke depan.

"Pulang?"

"Emang mau ke mana lagi?"

"Ya kamu mau ke mana?"

"Pulang aja. Aku ngantuk" ujar Runa memang wajahnya sudah terlihat sedikit lelah.

"Yaudah" Jaemin mengusap pipi Runa lembut, " kamu tidur aja di perjalanan. Nanti aku bangunin kalau udah sampai" sambungnya.

"Iya"

Jaemin mulai menyalakan mobilnya dan meninggalkan sirkuit.

^^^

Saat di lampu merah mobil berhenti. Dan membuat Runa yang sedari tadi tertidur membuka matanya pelan. Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seperti orang bingung.

"Kamu kok bangun?" ujar Jaemin di sebelahnya.

"Belum sampai ya" jawab Runa masih setengah sadar.

Jaemin tertawa dengan apa yang Runa katakan. Ia terlihat polos dan wajahnya sangat lucu saat bangun tidur. Membuat Jaemin gemas ingin menerkamnya saja.

"Kok ketawa, nggak ada yang lucu padahal" gerutunya.

"Kamu yang lucu Sayang" kata Jaemin mulai melajukan mobilnya saat lampu hijau menyala.

"Aku?" Runa menunjuk dirinya sendiri.

"Iyaaa" gemas Jaemin mencubit pipi Runa dengan tangan kirinya.

"Sakiiitttt....." pekik Runa tangan kanannya memukul-mukul lengan Jaemin.

"Haha... udah udah Yang. Aku juga sakit ini" ringis Jaemin karena pukulan bertubi-tubi dari Runa.

"Ini pipi aku merah ini. Jail banget sih"

"Makanya jangan gemesin" celetuk Jaemin.

Membuat pipi Runa sudah bersemu merah. Hatinya entah mengapa sangat senang. Jantungnya berdebar kencang, desiran darahnya seakan ia bisa rasakan.

"Aku baru sadar kamu kalau diem tuh cantik, kalau marah juga masih cantik. Tapi pas bangun tidur kamu polos banget dan keliatan lucu" ucapnya panjang.

"Gombal banget siih kamu" ujar Runa sedikit salting dan memalingkan wajahnya ke kaca mobil di sebelahnya.

"Nggak gombal Sayanggg. Itu tuh bener"

"Gimana aku bisa percaya orang kamu kan playboy di sekolah. Sampai kapan pun aku nggak percaya. Semua cewek paling kamu gituin kannnn??"

"Ck! Kamu kok ngungkit-ungkit aku playboy siih. Aku udah berubah demi kamu. Dan aku nggak gombal kok, itu fakta"

"Yayaya... yang katanya udah inshaf"

"Demi kamu" toleh Jaemin ke Runa. Tersenyum lagi dengan manis.

Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah memasuki halaman rumah Runa.

"Udah sampai" ucap Jaemin melepas safetybelt.

Runa juga melakukan hal yang sama. Melepas safety belt. Namun dari keduanya belum ada yang berniat keluar dari mobil.

"Jaem jaketnya" kata Runa ingin melepas jaket yang Jaemin pinjamkan tadi.

"Hem" Jaemin menoleh ke arah Runa, " nggak usah pakai aja. Aku masih punya jaket kok di rumah. Lagian kamu pakai baju kebuka gitu ke sirkuit" omelnya kemudian.

"Emang kenapa?" tanya Runa masih tak mengerti.

"Ya kan pusar kamu tuh keliatan. Nanti banyak cowok yang liat"

"Ck! Kamu kali yang suka Jaem. Lagian tadi di sana juga  banyak yang pake baju lebih seksi dari aku" belanya memasang tampang sebal.

"Kamu dibilangin batu banget" lalu tanpa tak terduga tangan Jaemin mengunci pergerakan Runa dan menatapnya dalam, " jangan pakai baju itu lagi di depan laki-laki selain aku Runa" nadanya serius dengan penekanan disetiap kata.

Runa dengan kaku mengangguk patuh. Jaemin lalu menarik tangannya dari sisi kanan tubuh Runa.

"Jangan pakai ini lagi, bukan cuma cowok lain yang tergoda. Tapi aku juga. Kamu mau aku terkam lagi? Nggak kan" tanyanya.

"Nggak lah!" balas Runa cepat.

"Pinter. Kuy sekarang turun" ajaknya.

"Kamu mau mampir dulu?"

"Emang kenapa? Masa sama calon mertua nggak nyapa dulu" balasnya cengengesan.

"Terserah kamu..."


Komen dong, gaes hehe😅😙


EVIL | Na JAEMINOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz