pt💚8

18.7K 2K 90
                                    

Sekarang Runa sudah bisa tenang untuk mulai belajar kembali. Karena tugasnya kemarin yang harus menjadi tutor Jaemin sedikit membuatnya malas untuk sekedar menyentuh buku. Setelah siangnya mengajari Jaemin malamnya Runa akan langsung tertidur atau memilih jalan dengan Alina.

Dan malam ini Runa beraktivitas normal. Di atas meja atau tepat di depannya setumpuk buku pelajaran dan soal simulasi ujian berserakan dan menggunung tinggi. Dan tidak ketinggalan satu mug kopi hitam yang akan mencegah kantuknya nanti.

Jika sudah belajar Runa akan sangat khusyuk. Dia adalah gadis yang ambisius dalam belajar. Mendapat nilai terbaik akan membanggakan untukknya dan kedua orang tua yang sudah membesarkannya.

♡♡♡

Sudah 4 jam berlalu, waktu juga telah menunjukkan hampir tengah malam. Rasa kantuk juga sudah menyerangnya. Sesekali ia menguap dan kembali meneguk kopi hitamnya.

Drrt..drrtt........

Ia menoleh ke arah nakas, melempar tatapan sebal kepada benda persegi panjang bercase pink itu. Dengan setengah malas ia berjalan ke samping ranjangnya dan mengambil ponselnya yang tergeletak manis di nakas. Dahinya mengrenyit heran. Sebuah panggilan dari Jaemin. Ada apa pria tampan itu menelepon Runa di waktu hampir tengah malam seperti ini?

Runa segera menggeser tombol hijau dan mengangkat panggilan.

"Halo Jaem, kenapa?"

"Gue butuh lo sekarang. Ke rumah gue cepet" jawab suara serak di sebrang sana.

Dahi Runa kembali mengrenyit. Ini ada apa kenapa harus Runa, apa Jaemin tidak tau waktu sudah malam untuk menyuruh seorang gadis ke rumahnya?

"Emang kenapa Jaem? Ini udah malem" tolak Runa halus.

"Gue butuh lo sekarang....."

Jaemin menutup sambungan sepihak setelah mengatakan itu. Dan sekarang Runa tidak tau harus bagaimana. Ini sudah malam dan kenapa Runa harus ke sana? Dan ada keperluan apa. Apa Jaemin ada kesulitan belajar dan membutuhkannya lagi.

"Rese banget tuh cowok! Nggak tau udah malem apa gimana? Astagaaa" omel Runa.

Dengan berat hati ia menyambar cardigan coklatnya dan mengambil kunci mobil. Ia memutuskan untuk pergi menemui Jaemin di hari yang sudah menjelang tengah malam. Jika benar Jaemin membutuhkan bantuannya dalam belajar dan Runa menolak ia akan sangat sungkan bertemu Luna nanti.

♡♡♡

Sekitar 15 menit perjalanan Runa sudah sampai di depan rumah mewah bercat putih itu. Kediaman keluarga Na. Rumahnya tampak sepi hanya di depan Runa menemuai satpam yang membukakan gerbang untuknya masuk.

Ditekan bel rumah mewah itu dua kali olehnya. Dan tak lama seorang maid datang menyambutnya. Kemudian ia menjelaskan kedatangannya. Setelah maid itu paham ia mengantar Runa menunjukkan letak kamar tuannya, Jaemin.

Runa sedikit ragu untuk mengetuk pintu kamar Jaemin. Apa dia mengirim pesan saja pada Jaemin bahwa dia sudah datang. Ah, itu bukan cara yang buruk bukan?

Segera Runa mengetik sesuatu di ponselnya dan mengirimnya kepada si empunya nomor. Selang beberapa menit tidak ada sama sekali balasan dari pesannya. Runa juga sudah takut akan pulang larut dan membuat orang tuanya khawatir nanti.

Dan dengan langkah ragu ia mendekat ke pintu kamar Jaemin. Tidak ada suara apa pun di dalam. Apa Jaemin tidur?

Dengan segala keberanian ia mengetuk pintu berwarna coklat itu. Sekali, dua kali, dan tiga kali tidak ada respon apa pun. Raut wajah Runa sudah berubah menjadi marah. Mungkin Jaemin hanya mengerjainya saja.

Jika sudah begini lebih baik Runa pulang dan melanjutkan belajarnya yang sempat tertunda. Ia menghentak-hentakkan kakinya kesal dan berbalik pergi.

Namun belum sempat langkahnya jauh meninggalkan pintu. Terdapat dentingan nyaring dari dalam kamar Jaemin. Seperti sebuah kaca yang terbanting ke lantai. Runa menghentikan lajunya, dia kembali mengetuk pintu itu brutal takut sesuatu menimpa lelaki itu.

Runa semakin merasa takut karena tidak mendapat respon dari orang yang berada di dalam. Tangannya dengan nekat membuka knop pintu yang ternyata tidak dikunci. Sesaat pintu terbuka, mata Runa melotot mendapati Jaemin duduk di pojok samping ranjangnya. Dan yang lebih kaget banyak botol wine, bir, dan berbagai minuman beralkohol berserakan di lantai.

Seperti merasa kehadiran seseorang yang masuk ke dalam kamarnya Jaemin perlahan membuka matanya. Keadaannya sungguh kacau rambutnya acak-acakan, matanya memerah seperti orang yang sudah mabuk parah.

"Jae-- Jaem lo lo ma-mabuk?" tanya Runa terbata.

Jaemin yang 25% sadar itu tersenyum miring saat melihat Runa. Tanpa menjawab pertanyaan Runa. Jaemin berusaha berdiri sempoyongan menghampiri Runa di ambang pintu. Bibirnya menyeringai licik.

Satu langkah Runa mundur, saat ini Jaemin sangat menyeramkan sorot matanya tajam dan seperti akan membunuhnya. Dengan ganas ia menarik tangan Runa masuk. Membanting tubuhnya ke kasur ranjangnya yang luas. Runa berusaha bangun tapi tertahan oleh cekalan kuat di kedua tangannya.

Runa terus berusaha melepas cekalan di kedua tangannya dari Jaemin. Ia berteriak meminta pertolongan namun tidak ada satu pun orang yang berusaha menolongnya saat ini. Ia takut, sangat takut. Air matanya sudah mengalir deras.

Seseorang tolong bantu Runa!

EVIL | Na JAEMINWhere stories live. Discover now