pt💚15

16.7K 1.7K 21
                                    

Tangan Runa menggenggam sangat erat lengan kanan lelaki di sampingnya. Teriakan-teriakan kecil ia lepaskan sepanjang permainan itu dimainkan.

Sedangkan di sebrang ia duduk. Seorang laki-laki terus memasang senyum bahagianya. Bahagia saat melihat gadisnya terlihat begitu senang.

Setelah permainan selesai Jaemin membantu Runa untuk keluar dari kereta rollercoster yang baru saja mereka tempati.

"Seneng?" tanya Jaemin.

"Iya"

"Nggak pusing?"

"Nggak" balas Runa geleng-geleng kepala imut.

"Bisa nggak sehari nggak bikin gemes?"

"Haa?"

"Nggak. Sekarang mau main apalagi?" tanya Jaemin ke Runa.

Runa lalu mengedarkan penglihatannya ke seluruh wahana di tempat itu. Matanya menemukan sebuah wahana yang menarik untukknya. Bianglala. Ia menunjuk ke arah bianglala.

♡♡♡

Setelah mendapat tiket untuk dua orang. Mereka sekarang sudah menaiki wahana sangkar burung itu. Pemandangan dari atas sangat indah. Hampir seluruh kota bisa mereka lihat saat sangkar mencapai puncak tertingginya.

Asik dengan keindahan kota dari balik kaca membuat Runa tak sadar jika saat ini Jaemin tengah membidiknya dengan kamera di ponsel pintarnya.

Cekrek!!
Flash menyala

Dengan gerak cepat Runa menoleh. Ia melihat Jaemin sedang tersenyum manis memandang ponsel di genggamannya.

"Ihh lo fotoin gue yaaa" rengek Runa kesal.

"Enggak" elaknya masih fokus ke ponsel.

"Bener? Gue nggak percaya. Lo jangan ambil foto gue diem-diem"

Jaemin mengangkat kepalanya, " jadi maunya terang-terangan nih? Yaudah pose aku fotoin"

"Nggak. Hapus foto gue cepett"

"Kenapa, malu?"

"Jaemin ihhh hapus aja itu fotonya" kesal Runa berusaha merebut ponsel di tangan Jaemin.

"Jangan", Jaemin mengangkat tangannya tinggi agar Runa tak bisa merebutnya.

"Siniin"

Runa masih berusaha merebut benda pipih itu. Hingga tak sengaja ia malah terjatuh, menubruk dada bidang Jaemin. Kedua tangannya melingkar di lehernya. Manik mata mereka bertemu.

Runa canggung dengan keadaan ini. Tubuhnya kaku, otaknya seketika beku. Wajah mereka saling berdekatan. Untuk ukuran seorang pria mata Jaemin sangat indah, bulu matanya lentik Runa iri melihatnya. Dan dilihat sedekat ini Jaemin begitu tampan, sangat tampan. Dari dulu Runa selalu berusaha untuk tak terpikat dengan pesona laki-laki yang memiliki reputasi playboy di sekolahnya itu. Ditambah stylenya bak oppa-oppa korea semua gadis akan terpikat kharisma dalam dirinya.

Tak jauh dengan Runa. Jaemin merasakan hal yang sama. Canggung. Napasnya tercekat, sesak. Runa cantik. Sorot mata Jaemin tak lepas dari bibir warna pink cherry milik Runa. Terdapat debaran aneh pada diri Jaemin. Namun ia menyukainya. Debaran dengan rasa ingin memiliki wanita di hadapannya sekarang ini.

"Akh.. maaf"

Tersadar dengan posisi mereka tadi. Runa mengangkat tubuhnya dari atas tubuh Jaemin.

"Iya. Nggak apa-apa" balas Jaemin.

"I-ini kapan berhentinya?" tanya Runa tidak tau ke siapa. Wajahnya berpaling dari Jaemin.

"Mungkin bentar lagi. Lihat sini deh Run" suruh Jaemin menghadap ke arahnya.

EVIL | Na JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang