pt💚17

14.8K 1.6K 39
                                    

Walau terasa berat masalah yang kau dapat
Ingat hanya satu cara menghadapinya
Ikhlas menjalani, optimis jika kau dapat melaluinya.
Tuhan pasti tau jika masalah yang ia berikan adalah cara menguatkan dirimu.


***

Belajar berdua, iya mereka Runa dan Jaemin sedang belajar bersama. Ujian sudah di depan mata dan mereka menambah jam ekstra untuk belajar. Untuk hari ini Runa ditemani Jaemin. Yang pasti bukan Runa yang mau tapi Jaemin yang sedari tadi siang masih menetap betah di rumah Runa setelah mengantarnya pulang dari sekolah.

Runa tak mempermasalahkan kehadiran Jaemin. Justru ia merasa membutuhkannya karena rumah akan terasa sepi saat kedua orang tuanya belum pulang dari pekerjaan mereka.

Namun Jaemin bukannya ikut belajar ia malah asik menatapnya yang sekarang fokus pada buku paket dan beberapa simulasi soal ujian nasional. Merasa terus ditatap oleh orang di depannya. Runa menatap balik Jaemin dengan tatapan sebal.

"Belajar Jaem" sentak Runa  yang risi terus dipandang Jaemin.

"Ini juga belajar" balasnya.

"Belajar apa? Orang malah sibuk liat gue terus"

"Cie salting ya?" godanya.

Pipi Runa bersemu merah. Runa malu. Apa dia terlalu percaya diri?

"Nggak. Siapa yang salting" elaknya buang muka dari Jaemin.

"Nggak salting tapi pipinya merah" ejeknya menoel-noel pipi Runa.

"Enggak iih.."

"Jaem?" panggil Runa.

"Hem. Kenapa?"

"Kok lo jadi nggak cuek sih sama gue sekarang. Padahal kan dulu lo sok cool. Bicara aja irit banget. Jawab cuma dehem doang bahkan kadang lo cuma ngacangin gue"

"Emang kamu mau aku kaya dulu apa yang sekarang?" tanya balik Jaemin sebelah tangannya mencoba membelai rambut Runa yang terurai.

"Ya gue ngerasa aneh aja. Masa lo secepat itu ngerubah sikap"

"Aku gini cuma sama kamu. Ke orang lain ya balik cuek kaya biasa" tuturnya.

"Kenapa?" tanya Runa dengan nada imut membuat Jaemin gemas lalu mencubit pipi Runa.

"Ihh sakit tau.." pekik Runa mengelus pipinya yang berdenyut.

"Haha..  karena aku bakal berubah demi kamu" ucap Jaemin menatap lekat manik mata Runa.

Runa juga menatap balik manik mata Jaemin seakan terkunci dengan sorot tatapan tajam itu. Darahnya berdesir hangat. Jantungnya memacu dengan kencang seakan ingin meledak saja.

"Ke-kenapa alasannya aku?" tanya Runa gagap.

"Maafin kesalahan aku waktu itu. Aku bakal berubah demi kamu. Aku ingin mengawali kehidupan aku yang baru sama kamu. Kamu mau kan nuntun aku ke arah yang lebih baik?" Kata Jaemin penuh keseriusan.

Runa mengangguk," iya aku bakal bantu kamu".

"Jadi udah mau aku kamu-an nih?" ledek Jaemin ke Runa dengan seringai jahil.

"Ihh yaudah nggak mau. Sana pergi aja balik sama mantan lo, sana ikut balap liar lagi, mabuk-mabukan lagi. Gue nggak peduli"  kesal Runa melipat tangannya di depan dada.

"Iya iya jangan marah dong. Aku cuma bercanda tadi. Masa kamu cuma gitu ngambek. Senyum dong cantik" kata Jaemin berusaha membuat Runa tak marah.

Runa menoleh sebal, menatap Jaemin kesal, " udah sana pulang aja" usir Runa mendorong tubuh Jaemin.

"Aku nggak akan pulang  kalau kamu masih marah"

"Bodo"

"Aku cium ya kalau masih marah"

"Nggak!"

"Yaudah deh aku kasih kamu satu permintaan biar kamu nggak marah" lerainya.

"Yaudah kamu pulang sana" suruh Runa dengan sinis.

"Ya jangan itu dong Sayang. Yang lain"

"Ya apa, gue mintanya itu"

"Nanti kalau aku pulang kamu malah jadi kangen" gombalnya.

"Ck! Nggak akan"

"Bener ya? Yaudah aku pulang" pamit Jaemin tiba-tiba berdiri dan membereskan barang-barangnya kemudian dimasukkan ke dalam tas.

"Pulang ya. Bye" ucap Jaemin berjalan dengan menaikkan tasnya ke pundak kiri.

Runa kini memasang mode bingung. Ini Jaemin beneran pulang. Ia jadi merasa tidak enak dengan permintaannya barusan. Apa Jaemin marah?

"Jaem?" panggil Runa sebelum Jaemin benar-benar pergi.

Jaemin menghentikan langkahnya dan berbalik, " iya Sayang?"

Runa memutar bola matanya malas dengan balasan Jaemin tadi.

"Bener mau pulang? Kamu nggak lagi marah, kan?" tanya Runa memastikan.

"Aku nggak marah kok. Kan aku nurutin permintaan kamu" jelasnya.

"Jangan pulang dulu. Tunggu mama sama papa pulang dulu. Aku sendirian"

"Yaudah aku nggak jadi pulang deh. Aku mau nemenin calon istri aku dulu"

"Lebay" cibir Runa.

"Lebay gini calon suami kamu" belanya.

"Terpaksa" ketusnya menohok hati Jaemin.

"Maaf" lirih Jaemin.

"Eh.. aku nggak bermaksut Jaem"

"Nggak apa-apa kamu bener kok. Pernikahan kita nanti dilandasi oleh sebuah kesalahan dan selamanya aku akan merasa bersalah karena buat kamu harus menikahi cowok brengsek kaya aku" ucap Jaemin menunduk bersalah.

"Ini udah takdir kita berdua Jaem. Aku juga bakal berusaha menerima semua keadaan aku yang sekarang. Dan mungkin juga berusaha menerima kamu" 

Jaemin mendongakan kepalanya. Ia tersenyum. Dan kemudian memeluk Runa erat.

"Makasih"

EVIL | Na JAEMINWhere stories live. Discover now