pt💚9

17.3K 1.8K 96
                                    

Pagi ini suara tangis pecah dari seorang gadis. Ia terduduk meringkuk di samping seorang laki-laki yang semalam berbuat tidak pantas padanya. Merebut segalanya darinya.

Ia menjambak kuat rambut panjangnya yang sudah berantakan. Ia merasa jijik pada dirinya sendiri. Semua yang sudah ia jaga selama ini terenggut. Mahkota, masa depannya, dan bahkan kepercayaan dari kedua orang tuanya. Ia malu, marah namun hanya tangis yang bisa ia tumpahkan saat ini.

♡♡♡

Di bawah, sebuah buah mobil hitam memasuki area rumah Jaemin. Dua orang itu keluar dan akan segera memasuki rumah namun sebuah mobil lain membuat salah satunya heran dan bertanya-tanya siapa pemiliknya. Putranya tidak mungkin yang memilikinya.

Tanpa berpikir lebih lama, kedua orang paruh baya itu memasuki kediamannya yang sepi hanya para maid yang menyambutnya.

"Tuan dan Nyonya sudah pulang?" tegur salah seorang  kepala maid rumah itu.

"Iya kami sudah pulang. Di mana Jaemin, apa belum bangun?" tanya Luna.

"Eumm be-belum Nyonya" ucapnya terbata dan terlihat rautnya ketakutan saat menjawabnya.

"Ada apa? Apa dia berbuat sesuatu saat kami tidak ada? " desak Luna selidik dengan sikap maidnya itu.

"Ti-tidak Nyonya. Tapi tadi malam ada seorang teman perempuannya datang dan belum pulang sampai pagi ini" jujurnya pada sang majikan.

"Siapa? Apa yang punya mobil di depan tadi?"

Tanpa basa-basi lagi Luna dan Jinu suaminya menuju lantai atas untuk mengecek anak tunggalnya itu.

Dari luar kamar terdengar suara tangisan dan sepertinya  itu perempuan. Luna dan Jinu semakin dibuat penasaran. Tanpa mengetuk pintu Jinu berusaha memutar knop pintu tapi percuma pintu terkunci dari dalam.

"Dikunci" lirih Jinu pada Luna.

"Bentar aku ambil kunci serep di bawah" ucap Luna segera turun.

Dengan berlari kecil Luna kembali membawa belasan kunci yang diikat jadi satu dengan kunci-kunci lainnya. Jinu segera mengambilnya dan mencoba satu persatu kunci.

Setelah usaha berkali-kali akhirnya mendapat kunci yang pas. Dan yaaaa.... pintu terbuka. Mata mereka membulat penuh, seorang gadis meringkuk dengan kepala ditumpu di atas lutut dan tangannya. Punggungnya naik turun tanda ia sedang menangis. Dan di sebelahnya terdapat putranya tertidur lelap dibalut selimut hanya sampai di perut yang menunjukkan dadanya yang tak mengenakan pakaian.

Gadis itu tak merasakan kehadirannya, ia tetap menangis. Keadaan bajunya lusuh dan rambutnya berantakan. Apa yang sudah mereka perbuat saat mereka tidak ada tadi malam?

"Kamu siapa?" Luna bersuara tertuju pada si gadis malang itu.

Gadis itu dengan berat menegakkan kepalanya. Badanya bergetar, matanya benar-benar bengkak, sembab, dan memerah.

"Tan-tante?" lirihnya.

"Astaga? Kamu Runa?" pekiknya kaget.

Luna berlari menghampiri Runa di atas ranjang. Memeluknya penuh hangat.

"Kamu kenapa Sayang? Kenapa sama Jaemin. Kalian ngapain? Dan keadaan kamu berantakan gini? Apa yang terjadi" tanya Luna bertanya tanpa jeda.

Tanpa menjawab semua lontaran pertanyaan itu Runa kembali menanggis lagi bukan lirih melainkan sangat keras seperti orang yang frustasi.

"Jae-Jaemin Tante di-dia ..."

"Dia ngapain Run? Kenapa?"

"Jaemin perkosa Runa Tante hwwaaaaaa!!" Jelas Runa dan menangis lagi lebih kencang dan mejambak erat rambutnya kembali.

"Aku hancur Tante. Aku malu aku jijik sama diri aku sendiri.. hiks..hiks!!" Kata Runa masih terisak dalam.

"Maksut kamu apa Runa? Jaemin perkosa kamu semalam. Lalu kamu kenapa bisa ada di sini. Maaf tolong jelasin semua sama Tante, bisakan?" Ujar Luna menenangkan Runa.

Runa menghela napasnya panjang setelah itu ia menceritakan kejadian dari awal ia yang di suruh oleh Jaemin menemuinya di rumah, hingga ia menemukan Jaemin yang sedang mabuk di dalam kamarnya. Ia juga menceritakan saat ia ditarik oleh Jaemin ke ranjang dan sampai hubungan ilegal itu terjadi.

Tangis kembali pecah, Runa sangat membenci hidupnya sekarang. Menceritakannya pada Luna tidak membuat ia tenang namun justru memperkeruh segala perasaannya.

Kedua orang tua Jaemin tak dapat berbicara apa-apa lagi. Mereka memang sudah tau kelakuan putranya selama ini. Tapi mereka tidak tau akan terjadi hal semacam ini. Melihat kondisi Runa yang kacau membuat mereka merasakan kesedihan gadis malang itu.

Jinu sebagai ayah Jaemin merasa gagal dan marah pada putra satu-satunya itu. Sikapnya sudah melewati batas. Dengan satu sentakan ia membangunkan Jaemin. Saat tersadar laki-laki muda itu membangunkan tubuhnya menjadi duduk.

PLAKK

Dan sebuah layangan tangan menampar wajah tampannya. Ia terkaget, tangannya refleks mengelus pipinya yang berdenyut dan terasa perih di ujung bibirnya yang sudah mengeluarkan darah.

EVIL | Na JAEMINWhere stories live. Discover now