pt💚23

13.1K 1.4K 36
                                    

Hari keempat yang berarti hari terakhir ujian. Setelahnya semua sudah selesai. Namun untuk Runa hari ini sangat panjang untuk ia lalui. Ia harus menahan rasa mual selama ujian dilangsungkan. Ia nampak gelisah dan tak berkonsentrasi.

Saat bel tanda ujian berakhir Runa bergegas keluar dan berlari cepat menuju toilet sekolah yang ada di lantai atas. Kenapa? Karena untuk jaga-jaga agar orang tidak merasa curiga dengannya.

Setelah selesai ia turun untuk menemui Jaemin yang sudah menunggunya di bawah. Ia berjalan menuruni tangga dengan lemas dan bibirnya memucat.

"Run lo nggak papa?" tanya Alina menegurnya saat sudah sampai di bawah.

"Nggak papa, cuma gue agak nggak enak badan Lin" jawab Runa lemah.

"Yaudah gue bantu lo ke Jaemin. Ayok" kata Alina dan merangkulnya.

Terlihat dari jauh Jaemin menunggu Runa. Ia sedang bersandar di mobil hitamnya. Tak sengaja Jaemin melihat Runa dan Alina menuju ke arahnya. Segera ia menyusul dan juga membantu Runa untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Gue balik dulu Lin" pamit Jaemin ke sahabat karib Runa.

"Iya hati-hati. Tolong jaga temen gue baik-baik ya Jaem" pinta Alina juga mengawatirkan keadaan Runa.

Jaemin tak menjawab ia segera melajukan mobilnya keluar dari area sekolah dan menuju rumah Runa.

♡♡♡

Jaemin memapah Runa dan membaringkannya di tempat tidur. Badan Runa lemas dan wajahnya masih memucat.

"Kamu masih mual?" tanya Jaemin tangannya mengelup puncak kepala Runa.

"Udah nggak" jawabnya menggeleng-gelengkan kepalanya lemah.

"Yaudah kamu istirahat ya. Aku temenin di sini" suruh Jaemin lembut dan menyelimuti tubuh Runa yang masih mengenakan seragam sekolah.

"Makasih" kata Runa mencoba menggenggam tangan Jaemin.

Jaemin juga membalasnya, ia mengelus tangan Runa memberi ketenangan.

"Iya, kamu sehat ya sama dedek bayinya juga" ucapnya dengan tersenyum.

Runa tersenyum dan mengangguk. Matanya kemudian menutup. Tubuhnya begitu lemah hanya untuk tetap terjaga ia ingin beristirahat sejenak. Terdapat tatapan sendu Jaemin dikala melihat gadis ayu itu tertidur. Hatinya seperti tersayat ribuan belati tajam. Sakit melihatnya harus menderita batin dan raga karena dirinya.

Sekarang Jaemin sangatlah berhasil membuat hidup Runa hancur sehancur-hancurnya. Membuatnya trauma, membuat masa depannya suram, dan sekarang ia harus mengandung anaknya diusia yang masih sangat muda. Dampak dari kelakuan gilanya membuat orang yang ia cintai harus menanggung segalanya.

♡♡♡

Di suasana senja sore ini. Mark dan juga Alina menghabiskan waktu berdua di pantai. Merasakan hembusan angin pantai yang begitu menenangkan pikiran mereka setelah hari ini berjuang untuk menyelesaikan ujian.

Mereka duduk di pasir pantai menunggu sang surya yang akan segera tenggelam dengan sinar jingga memenuhi langit sore.

"Cantik ya" ucap Alina kagum.

"Iya" timpal Mark di sampingnya.

"Mark?" panggil Alina tiba-tiba.

Mark menoleh dan melihat raut wajah Alina yang sedikit berbeda. Ada kesedihan di sorot matanya.

"Kenapa?"

"Nggak tau kenapa aku jadi khawatir sama Runa" ucap Alina menghela nafas panjang.

"He, Runa emang kenapa? Kayanya biasa-biasa aja terakhir ketemu" heran Mark.

"Kaya ada yang disembunyiin gitu dari aku. Tapi aku nggak tau apa" curhat Alina tentang kesedihannya.

"Nanti Runa pasti cerita sama kamu By" kata Mark coba menenangkan kekasihnya.

"Hem. Aku khawatir tadi dia kelihatan nggak enak badan. Sejak dia deket sama Jaemin perasaan aku jadi aneh Mark. Kita sahabatan dari jaman SMP. Sama-sama bakal tau kalau kita ada masalah. Tapi sekarang aku kaya nggak tau dia lagi" Alina masih memasang raut sedihnya.

"Aku udah nggak kenal sahabat aku sendiri sekarang" lanjutnya.

Mark mencoba menenangkan Alina. Ia mendekap tubuh kekasihnya itu. Mark sangat tau persis sifat Alina, ia akan sangat rapuh jika menyangkut sahabat dan anggota keluarganya. Dibalik sifatnya yang ceria pasti ada satu sisi dari orang itu yang bertolak belakang dari sifat yang biasa kita lihat.

♡♡♡

Runa terbangun setelah tertidur cukup lama. Ia merasa sangat berat untuk membuka matanya. Kepalanya masih merasakan pusing tapi tidak sesakit sebelum ia tidur tadi. Ia bangun dan merubah posisinya menjadi duduk. Seketika ia kebingungan karena tak melihat laki-laki yang akan berjanji menemaninya sewaktu ia belum menjelajahi alam mimpi.

Namun, decitan suara pintu terbuka membuat Runa menoleh ke arah pintu dan menemukan laki-laki yang ia cari tersenyum manis padanya dengan sebuah nampan yang ia bawa di kedua tangan.

"Udah bangun?" ucapnya terus berjalan mendekat ke ranjang Runa.

Jaemin lalu duduk di sisi ranjang dengan badan menghadap gadis itu. Mencoba merapikan rambut panjangnya yang berantakan setelah tidur siangnya. Runa hanya tersenyum dengan Jaemin yang sangat perhatian padanya.

"Ini aku bawa makan buat kamu karena tadi sebelum kamu tidur belum makan. Aku suapin" katanya dan mulai menyuapi Runa.

"Mama sama papa belum pulang ya?" tanya Runa disela mengunyah makanannya.

"Belum. Ini masih jam 6 sore. Mungkin jam 7 baru pulang" jawabnya dengan tangan akan menyuapi Runa lagi.

Mata Runa kemudian melihat jam dinding yang terletak di kamarnya. Benar saja masih jam 6. Ayah dan ibunya akan pulang di jam 7 atau 8 malam.

"Aku tidur lama ya. Tadi sebelum tidur jam 3 sekarang udah jam 6"

"Aku aja sampai bosen nunggunya" kata Jaemin dengan wajah datar.

Runa tersenyum dan dengan refleks juga mencubit pipi Jaemin gemas.

"Sakit Yang..." keluh Jaemin mengelus pipinya.

"Tapi tumben kamu skinship ke aku"

Runa sedikit membulatkan matanya kaget. Pipinya mulai bersemu merah. Benar juga yang Jaemin katakan. Entah kenapa ia tadi ingin melakukannya. Sekarang ia merasa malu pada Jaemin.

"I-itu. Emang nggak boleh?"

"Boleh kok. Aku malah seneng. Uyel lagi dongg" suruh Jaemin dengan nada manja yang dibuat-buat.

"Nihh aku tampol muka kamu mau?" balas Runa sangar.

"Ck! Kumat singanya" gumam Jaemin masih bisa didengar Runa.

"Apa!" Pekik Runa marah.

"Nggak Sayang"

"Habis ini mandi ya. Nanti kalau mama papa kamu pulang. Aku juga pamit pulang" lanjut Jaemin.

Runa hanya mengangguk mengerti. Ia menerima suapan terakhir dari Jaemin. Dan beranjak untuk segera membersihkan diri.

EVIL | Na JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang