DENDAM DAN CINTA 47

30.8K 936 24
                                    

" Ibu.. "

" Nia rindu ibu.. " bisik Daniaa sambil duduk di atas pasir dan memeluk lutut. Kepalanya mendongak merenung langit yang dihiasi bintang-ii yang berkelipan.

" Kalaulah ibu ada sekarang.. Mesti ibu happy tengok Nia nak kahwin.. " bisik Daniaa lagi. Mutiara-ii jernih mula bertakung ditubir mata. Jarinya mengusap lembut cincin lamaran yang diberi Aryan yang tersarung elok di jari manisnya.

" Nia nak sangat ibu ada dengan Nia. Tengok Nia kahwin. Tengok Nia berjaya.. " air matanya perlahan lahan turun membasahi pipi gebunya.

" Love.. " panggil Aryan seraya duduk di belakang Daniaa. Daniaa tersentak. Dia cepat-ii menyeka air matanya sebelum menoleh memandang Aryan.

" Why baby girl? Why are you crying? " soal Aryan sambil mengusap lembut pipi Daniaa. Dia tahu Daniaa menangis. Dia nampak mata Daniaa yang sembap.

Daniaa tersenyum tawar lalu menggeleng. Dia menoleh semula memandang ke dada langit.

" Don't lie. " Aryan memeluk pinggang Daniaa lalu menyangkut dagunya pada bahu Daniaa. Daniaa diam. Air mata yang cuba ditahan mengalir lagi.

" I know you are crying. " bisik Aryan

" I miss my mom. "

" I know. " Aryan menarik kepala Daniaa ke dadanya. Daniaa melepaskan segala tangisannya sehingga lencun baju Aryan.

" I miss her so much. "

" I miss to feel her touchs. "

" I miss her voices.. "

" I miss her hugs.. "

" Yan.. Nia rindu ibu.. " tangisan Daniaa semakin menjadi jadi.

" Shh.. Sabar sayang.. " Aryan mengusap lembut kepala Daniaa.

◾◾◾◾◾

" Ular! " jerit Aryan.

Daniaa yang sedang melukis sesuatu di atas pasir terkejut beruk dengan jeritan Aryan. Serentak itu, reseptor kakinya tiba-ii mengesan sesuatu yang panjang melingkar pada kakinya.

Daniaa lantas menjerit sambil berlari seperti tidak cukup tanah.

" Argh!!! Ular! "

" Ular! "

Daniaa terjerit jerit. Dia berlari tanpa arah tujuan sehingga tubuhnya terlanggar dek tubuh tegap Aryan yang sedang berdiri sambil ketawa memerhati tingkah lakunya.

Daniaa hampir tumbang apabila tubuhnya hilang keseimbangan akibat terlanggar Aryan. Aryan segera memaut pinggang Daniaa.

" Ular? Mana ular? " soal Aryan sebelum menyambung ketawanya. Daniaa yang baru sahaja menyedari di telah pun dipermainkan Aryan merengus geram sebelum menolak kuat tubuh Aryan agar menjauhinya.

" Jahat! " jerit Daniaa. Kelihatan sesuatu yang dianggap ular sebentar tadi hanya kaku di atas pasir. Ianya hanyalah ranting kayu yang dilempar Aryan kerana ingin mengusiknya.

Aryan tidak mampu berhenti ketawa. Dia sudah pun berguling guling di pasir. Matanya berair. Diafragmanya sudah kejang. Perut dan ususnya hampir pecah.

" Kelakar sangat lah tu! "

Daniaa menjeling tajam Aryan yang sedang mengetawakannya. Dia melangkah menuju ke gigi air sambil menghentak hentak kakinya dengan kuat.

Aryan bangun perlahan lahan apabila ketawanya sudah beransur pergi. Masih ada sedikit sisa-ii yang tertinggal. Dia menggosok kasar kepalanya untuk menanggalkan pasir-ii yang melekat pada rambut.

𝗗𝗘𝗡𝗗𝗔𝗠 𝗗𝗔𝗡 𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔Where stories live. Discover now