Aku membuka pintu mobil Dimas, "hei," ujarku sembari masuk mobil.
"Hei," balasnya dengan senyum tipis.
"Maaf banget ya ga nawarin masuk. Rumah gue rame banget soalnya, gaenak."
"Santai," balasnya singkat dengan senyum tipis.
Dimas kemudian melajukan mobilnya dan menjauh dari rumahku. Lagu dari radio yang terdengar memenuhi mobil setidaknya sedikit membunuh kesunyian yang terjadi antara kita berdua.
Aku tidak suka keheningan, jadi aku memutuskan untuk buka mulut lebih dulu. "well, kita mau kemana?" tanyaku sembari basa-basi.
"Uhm.., gue belum tau sih. Lo punya rekomen mungkin?" tanyanya sembari melihat ke arahku selama beberapa detik dan kembali fokus menyetir.
"Lo suka sushi ga?"
Ia menganggukan kepala sebagai jawaban.
"Makan sushi aja kali ya, gue kepengen shabu-shabu,"
"Waduh.., ngeri digrebek polisi nanti,"
Aku menoleh ke arahnya, menaikan satu alis kemudian tertawa renyah. "Hahaha nice try, Dim." Ujarku menyadari bahwa ia baru saja melempar candaan.
"Intermezo," tambah Dimas dengan senyum lebar.
Sudut bibir sebelah kiriku tertarik ke atas sedikit, "Bahasa lo masih sama rupanya,"
Mobil ini berhenti saat lampu rambu lalu lintas berganti merah dibarengi oleh tengokan kepala Dimas. "Lho, seharusnya emang gue ngomong pake Bahasa apa? Bahasa Mandarin?"
Aku menghela napas sembari menggelengkan kepala, "Dim-dim, lawakan lo masih gini-gini aja dari dulu. Ga ada kemajuan."
Dimas malah terkekeh melihat sikapku yang tampak muak dengan lawakannya. Ia tau aku bercanda, oleh sebab itu Dimas tidak ambil hati dengan reaksiku.
"Restoran sushi yang enak dimana ya, lo tau?" ia mulai mengganti topik.
"Gue sih biasa makan yang di mal pusat itu. Mau coba?"
"Boleh, kasih tau aja jalannya dari sini kemana."
Aku menjadi penunjuk jalan Dimas menuju tempat makan sushi yang ada di salah satu pusat perbelanjaan. Sudah lama aku tidak main-main ke mal ini dan melihat-lihat barang-barang diskon. Faktanya, sebanyak apapun penghasilan seseorang, tetap saja tertarik dan terbuai dengan diskon. Contohnya aku. Padahal saat remaja impianku adalah membeli barang tanpa melihat price tag, namun nyatanya aku masih sering mengharapkan diskon hingga sekarang.
Kini kami sudah tiba di tempat makan sushi. Aku mengambil piring pertama berisi sushi salmon sementara Dimas mengambil sushi tuna. Kemudian kami memesan shabu-shabu yang menjadi menu tujuanku makan di sini.
CZYTASZ
Celibate
Literatura Kobieca[COMPLETED] Sebuah kisah yang tak diinginkan, namun dibutuhkan. Pic by genel.womenz.me edited by author [21-Dec-2018]