24. Ketakutan

1.5K 170 29
                                    

Aku meletakan mug di atas meja. Duduk melipat kaki di atas ayunan dengan alas duduk bantal. Menikmati angin dan suasana cerah.

Sudah lama aku tidak me time dengan leyeh-leyeh seperti ini. Walaupun tidak bisa dibilang full me time juga karena nanti sore harus bertemu Anna untuk membahas event kantor yang bulan depan akan dilaksanakan.

Aku melihat rentetan aplikasi di layar ponsel. Sudah lama tidak mengakses sosial media, sepertinya melihat-lihat apa yang sedang ramai di dunia maya asik juga. Ibu jari bergerak memilih Twitter sebagai media sosial untuk dikunjungi. Hanya berita dari akun Detik, Tirto, dan Vice yang berseliweran di timeline. Beragam dan terlihat sangat menarik untuk dibaca, sayangnya aku lagi malas membaca jadi aku memutuskan untuk menutup Twitter dan membuka Youtube untuk ditonton.

Sebuah video langsung muncul di home Youtube. Video dari seseorang yang akunnya ku subscribe. Yap benar, Ghani Surya. Video dengan judul "Mencari Passione". Menarik, langsung saja klik.

"Hei, guys. Balik lagi sama gue Ghani Surya, kali ini gue akan bahas soal bagaimana gue mencari Passion atau gairah dalam dunia kerja." Seperti biasa, pembuka yang menarik dan terasa berwibawa dengan suara bariton.

Ghani mulai menceritakan saat ia memilih jurusan untuk kuliah, kemudian UKM yang ia pilih, sampai pekerjaan pertama dan pekerjaan terakhirnya sebagai karyawan. Yap, terakhir. Ia menjelaskan bahwa ia baru saja resign.

"Jadi gue resign karena sebuah masalah. Sangat tidak profesional karena gue dan cewe gue mencampuradukan dunia kerja dan pribadi. Kalian kalo berantem gausah dibawa ke kantor ya, apalagi sampe jadi tontonan karyawan lain. Asli malu hahaha."

Well spilling, man.

Entah kenapa aku merasa kasihan pada Anna —EO acara kantorku yang merupakan kekasih Ghani. Jika aku ada di posisinya dan kekasihku membeberkan soal pertengkaran berakibat fatal di sosmed, aku pasti akan murka. Bagaimana tidak, hal semacam itu merupakan aib menjijikan yang tidak akan pernah mau aku ingat apalagi bahas. Bayangkan kalian bertengkar karena masalah pribadi di kantor dan berakhir dengan pengunduran diri, ewh.

Karena video ini, sedikit respect-ku menurun pada Ghani. Tapi yang aku tidak habis pikir adalah komen Youtubenya yang mendapatkan banyak dukungan karena ia baru saja keluar dari pekerjaan. Alih-alih fokus dengan perkataan yang menyebabkan Ghani dan Anna putus, para netizen malah fokus pada kalimat berikutnya yang menyatakan bahwa Ghani merelakan kerjaannya karena ia sangat menghargai Anna.

Tling

Sebuah notifikasi Gmail muncul memecah konsentrasiku pada video Ghani yang sebentar lagi habis. Surel tanpa subjek itu membuatku penasaran setengah mati. Karena sudah penasaran, aku keluar dari aplikasi Youtube dan membuka Gmail.

Menemukan sebuah email dari hotchoco@gmail.com. Aku tidak tahu siapa ini karena tidak ada foto profilnya juga. Ia juga tidak menuliskan kalimat apapun di badan email, hanya tiga attachments tanpa penjelasan apapun.

Saat aku membuka email itu, perasaanku mulai tidak enak namun aku tetap melanjutkannya. Dimulai dengan membuka attachment paling kiri.

Sebuah foto yang menampilkan dua pria berpegangan tangan. Foto itu diambil dari samping, tidak begitu jelas tapi sudah pasti aku bisa menebak siapa salah satu pria diantaranya.

Pikiranku mulai kacau dan melalang buana. Ada rasa panas tidak enak menyerang tubuh. Terlebih lagi saat aku membuka foto kedua yang memperlihatkan wajah kedua orang itu secara jelas. Keduanya tersenyum manis dan terlihat senang.

Ibu jariku berhenti bergerak. Ku letakan ponselku di samping. Kepalaku mulai pening dengan pemikiran sendiri. Rasanya sulit berpikir jernih dan optimis. Karena ada rasa yang mulai sulit ku kendalikan, aku men-download tiga foto itu. Kemudian beralih membuka WhatsApp dan mengirimkannya kepada satu kontak di sana. Layaknya si Hot Chocolate@gmail.com lakukan, aku mengirimnya tanpa embel-embel lain.

CelibateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang