12. Tahu, Kenal, dan Cocok.

2K 189 8
                                    

Kacamata hitam yang bertengger sempurna di hidung ku pindah ke atas dahi. Seorang wanita yang sedang menarik koper besar itu tampak celingak-celinguk begitu tiba di depan pintu kedatangan. Refleks tangan kananku melambai semangat.

"Athena," teriakku.

Ia menoleh, kacamata hitam yang bertengger itu ia turunkan sedikit. Senyum lebar mengembang  setelahnya dibarengi langkah kaki yang mendekat ke arahku. Begitu posisinya sudah dekat, Athena memelukku erat. "Kangen," ujarnya.

"Sama." balasku sembari memeluknya tak kalah erat.

"Rexha, salam dulu sama Tante,"

Gadis kecil dengan kisaran usia 5 tahun itu menerima uluran tanganku dan menyalaminya. Anak bernama Rexha ini tampak sangat polos. Matanya cokelat muda dan bulat. Pipinya terlihat lebih gembil karena rambut poni.

"Udah gede banget ya. Bayinya aja dulu ketemu cuma sekali."

Athena tertawa, "lo sih jarang nengokin ke Bali."

"Lo tau lah ribetnya PR."

Athena menganggukan kepala. Ia satu profesi denganku. Bedanya, Athena Public Relation dari salah satu hotel di Bali.

"Kita mau langsung ke rumah orangtua lo atau mau makan siang dulu?" tanyaku sembari melangkah menuju parkiran.

Athena  mengikuti langkahku sembari menarik koper, sementara Rexha berpegangan tangan dengan tangan kiri Athena yang bebas.

"Makan dulu deh, laper," balas Athena.

"Oke." jawabku yang sedang membuka bagasi mobil dan memasukan koper ke dalam bagasi.

Setelah seluruh koper sudah masuk ke dalam mobil. Dan kami bertiga sudah di dalam sana, kami memutuskan untuk segera pergi menuju salah satu mal yang tepat ada setelah turun tol.

"Makan di sini aja kali ya?" tanyaku sembari melipir sedikit.

"Boleh, bebas sih." jawab Athena tampak tidak keberatan dengan usulku.

Aku pun memarkirkan mobil di sebuat tempat yang menjadi pusat restoran-restoran cepat saji. Jam terus berputar, terik matahari mulai berubah menjadi cahaya terang dengan suasana sedikit teduh. Hari sudah mulai sore, jalanan pun bertambah padat. Kakiku sudah lelah sedari tadi menginjak gas dan rem, jadi tempat makan ini ku pilih karena terletak tepat saat keluar tol.

Athena menggendong Rexha yang tertidur sedari turun mobil tadi sampai masuk ke dalam salah satu restoran. Karena tidak tega melihat Athena, aku memilih tempat duduk paling ujung karena ada sofa yang menempel dengan dinding.

Wanita itu meletakan Rexha di atas sofa, kemudian ia memijat lengannya pelan. "Gemukan nih anak, berat," ujarnya diakhiri tawa renyah.

"Lo sih kasih makan mulu," balasku bercanda.

Athena hanya tertawa menanggapi. Kemudian ia memanggil pelayan untuk memesan. Satu kwetiau goreng spesial dengan ekstra telur untuknya, dan satu porsi nasi ayam mentega untukku. Tidak lupa nasi tim Rexha yang dipesan untuk dibawa pulang karena anak itu tidur.

"So, ada hal menarik apa nih yang mau lo kasih tau gue?" tanya Athena begitu sang pelayan pergi meninggalkan meja kami.

"Uhm..., banyak sih. Tapi biar gue mulai dari dunia percintaan kali ya?"

Athena mengangguk setuju, "silahkan" ujarnya sembari memberikan pesan non verbal dengan tangan kanannya yang mempersilahkanku untuk bercerita.

"I have a boyfriend now, but..., it's not like something that make me excited."

CelibateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang