Part 1

18.8K 1.3K 376
                                    








Matahari semakin tinggi, tapi sepertinya itu sama sekali tidak mempengaruhi seseorang yang masih menikmati hangatnya selimut tebal yang menutup seluruh tubuhnya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang dan walaupun ini hari sabtu, setidaknya dia harus bangun untuk memulai aktifitasnya

"Aihh,, apa kamar ini bocor." Ucapnya sambil mengusap wajah tampannya. pasalnya tiba-tiba saja dia merasakan jika wajahnya basah

"Astaga, kenapa bodohnya tidak hilang sih"

Pemuda manis yang sedari tadi berdiri di sampingnya hanya menggelengkan kepalanya , tidak tau bagaimana caranya untuk membangunkan seseorang yang tidur di ranjangnya.

Hilang kesabaran, air yang tadi hanya di cipratkan gini berubah menjadi di siram ke wajah tampan itu.

"Yakk"

"Apa? Mau marah?"

"Na~, kenapa sih. Aku masih ingin tidur. Ini masih pagi. Suka sekali menganggu orang tidur"

Na Jaemin hanya menatap datar.

Pagi darimana jika sebentar lagi waktunya makan siang.

"Jeno, ini sudah siang. Bangun dan pulanglah."

Jaemin menarik selimut Jeno, tangan satunya mengambil bantal dan memukul tubuh Jeno dengan brutal.

"Iya aku bangun, Na~" rengeknya

Setengah sadar, Jeno kini duduk di ranjang. Matanya menatap Jaemin dengan senyum di wajahnya. Rasa kantuknya benar-benar masih sangat terasa belum lagi kepala Jeno yang sedikit pening

"Ahh, kenapa kepalaku pusing" mata Jeno mengerut saat melihat dia hanya memakai celana pendek, sedetik kemudian dia menatap Jaemin yang masih berwajah datar

"Na, kamu apakan aku, dimana bajuku?"

Jaemin hanya memijit pengkal hidungnya. Menarik napas begitu panjang untuk mencoba bersabar dengan Jeno saat ini.

"Jangan berfikiran yang tidak-tidak. tadi malam kamu mabuk dan muntah di bajumu. Mana mungkin aku membiarkan mu tidur dengan baju kotor"

"Benarkan, kenapa aku tidak ingat?"

"Orang mabuk mana bisa ingat Jeno. Sudahlah, pergi mandi dan cepat pulang" kesal Jaemin

"Kamu mengusirku?"

"Iya, kamu tidak tau saja sedari pagi Haechan menelpon puluhan kali. Jayden mencarimu"

"Astaga aku lupa ada janji dengan Jayden dan David siang ini. oh iya, hari ini apa kamu ada jadwal?"

"Hanya nanti malam, itupun tidak lama dan tidak malam"

"Baiklah, nanti aku antar. Jangan pergi sendiri Ok"

Jaemin mengangguk, merasa senang dengan perhatian Jeno padanya.

"Ya sudah mandi, aku akan menyiapkan makanan"

Jaemin pergi dari kamarnya, membiarkan Jeno untuk membersihkan diri. Saat Jaemin meninggalkannya, mengusap wajahnya dengan kasar. Sebenarnya semalam dia tidak mabuk. Hanya saja dia terlalu lelah dengan apa yang dia kerjakan. Bayangkan saja hampir dua malam Jeno tidak tidur dengan tenang karena perkerjaannya.

Rasanya Jeno ingin tidur saja saat ini, tapi mengingat janjinya pada adik dan keponakannya. Mana bisa Jeno membatalkannya.

Beranjak dari tidurnya, mata Jeno menatap kesal pada ponselnya yang kini sedang berdering. Nama seseorang jelas terbaca oleh mata Jeno.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang