Epilog

12.5K 981 237
                                    









"Wonnie, ayolah jangan seperti ini. jangan membuat Mama sedih, kita mandi terus makan ya atau Wonnie mau minum susu. Dari tadi pagi Wonnie belum makan apa-apa, Ya. Mau ya"

Jaemin berbicara selembut mungkin, tangannya terulur ke depan. Mencoba meraih Jiwon yang kini sedang duduk di bawah meja sambil memeluk boneka beruangnya. Bersandar di dinding sambil melihat Jaemin yang berjongkok di depannya.

Tidak tau harus berbuat apa, Jaemin rasanya ingin menangis melihat bagaimana anaknya menatap dia seperti sedang kesal. Mata Jiwon basah, bibirnya mengerucu kedepan. Dia tidak menangis, hanya saja kadang saat berkedip airmatanya turun atau saat penglihatannya mulai buran karena airmata tangan kecilnya menghapus dengan kasar.

"Jiwonnie, ayolah. Jangan membuat Mama sedih. Jangan seperti ini ya" bujuk Jaemin

Tapi tetap saja, Jiwon tidak mendengarkan apa yang di katakan Jaemin. dia masih duduk pada posisinya semula. Sebenarnya jika mau Jaemin bisa menarik Jiwon keluar dengan paksa, tapi jika melakukan hal itu yang ada Jiwon makin kesal dan marah padanya. Dan berujung Jeno yang mengamuk jika Jiwon sudah seperti itu.

"Jiwonnie, sayang kemari ya. Nanti Jiwonnie bisa sakit"

Jaemin terduduk di lantai, tidak tau lagi bagaimana cara membujuk anaknya itu. Rasanya Jaemin ingin ikut menangis saja saat ini.

"Jaemin, ada apa?"

Menoleh, Jaemin melihat Taeyong dan Haechan yang mendekatinya. oh iya ini sudah hari ke 4 Jaemin dan Jeno menginap di keluarga Jung. Tadinya mereka ingin menginap 1 atau 2 hari, tapi karena nanti malam Jaehyun mengadakan pesta entah itu pesta apa terpaksa mereka masih menginap.

"Wonnie kenapa ada disitu, kemari sayang" ucap Taeyong

Tetap, Jiwon masih diam dan menatap mereka dengan mata berkaca-kaca tangannya memegang kuar boneka beruangnya.

"Jiwon kenapa Jaem?" tanya Haechan

"Dia kesal, dan merajuk. Aku khawatir dia akan sakit jika seperti ini"

"Apa yang membuatnya merajuk?" tanya Taeyong

Jaemin menghela napas, dia berdiri dan masih membiarkan Jiwon di bawah meja.

"Dia.."

"Wonnie"

Ucapan Jaemin terpotong saat tiba-tiba Jeno berjalan kearahnya. Bahkan Jeno sampai harus mendorong Haechan dan juga Jaemin karena menghalangi meja tempat Jiwon bersembunyi.

"Papa~"

Jiwon akhirnya membuka suara, perlahan dia bergerak saat Jeno mengulurkan tangan. Meningalkan boneka beruangnya, kini Jiwon memeluk Jeno yang menggendongnya. Melihat itu Jaemin hanya bisa tersenyum. Berbeda dengan Taeyong dan Haechan yang tidak paham dengan situasinya.

"Kenapa kumpul disini?" tanya Jaehyun yang tiba-tiba ikut bergabung dengan Mark.

Mata mereka tertuju pada Jiwon yang sesegukan di gendongan Jeno. Jiwon bahkan memeluk leher Jeno seperti akan mencekiknya.

"Jiwon merajuk, entah apa yang membuatnya seperti itu" balas Taeyong

"Na, badan Jiwon hangat" tanya Jeno

"Kamu tau alasannya jangan menatapku seperti itu" ucap Jaemin saat melihat Jeno menatap tajam padanya.

"Siapkan bubur dan obat untuknya, aku akan membawanya ke kamar"

Jeno pergi begitu saja, membuat yang lain heran dengan raut wajah Jeno yang terlhat kesal, terkecuali Jaemin yang sudah tau.

"Tadi Jiwon, sekarang Jeno. kenapa dengan mereka?" tanya Haechan

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang