Part 10

7.3K 878 288
                                    








Jeno menghembuskan napas lega saat keluar dari ruang interogasi. Kemeja coklat yang tadi dia gunakan sudah berubah menjadi sedikit gelap karena noda darah yang hampir mememuhi semua pakaiannya.

"Bereskan yang di dalam" ucap Jeno pada bawahannya.

Jeno memang tidak pernah membunuh tahanannya, dia hanya menyiksa dan membiarkan mati dengan sendirinya. Atau jika tidak cepat mati, Jeno akan menyuruh anak buahnya untuk membereskan.

Jeno hanya membunuh orang-orang yang menurutnya pantas untuk di bunuh. Orang-orang yang menganggu hidupnya.

Jeno berjalan ke lantai atas, keluar dari ruang bawah tanah ia pergi keruangannya. Setidaknya dia harus membersihkan tubuhnya sebelum keluar dari markas ini. tidak mungkin kan dia keluar dengan banyak darah di tubuhnya.

Masuk kedalam ruangan, Jeno mengambil beberapa baju sebelum pergi ke kamar mandi. Menyegarkan tubuh dan juga pikirannya.




Disisi lain, kini Jaemin sedang menyetir dengan tidak aturan. Beberapa lampu merah dia terobos, bahkan dia tidak melihat jika sedari tadi dia hampir membunuh banyak orang. Tujuan Jaemin hanyalah pergi ke Jeno saat ini.

Mengigit bibir bawahnya, Jaemin menahan tangis. Jeno yang tidak bisa di hubungi berarti dia sedang melakukan tugasnya, dan Jaemin tau apa yang di lakukan Jeno jika seperti itu, tanpa pikir panjang dia pergi ke markas Jeno.

Jaemin memberhentikan mobilnya dengan cara menabrakannya pada mobil lain. Jaemin tidak peduli itu mobil siapa yang jelas dia harus segera menemui Jeno.

Membuka pintu asal Jaemin mengabaikan beberapa bawahan Jeno. Berjalan tergesa kedalam gedung ini.

"Dimana Jeno?" tanya Jaemin saat berpapasan dengan Yeeun di lobi

"Boss, sepertinya sedang ada di ruangannya"

Tanpa menunggu lama, Jaemin pergi kesana. Sedikit menaiki tangga Jaemin mencoba membuka pintu ruangan Jeno yang sialnya terkunci.

"Jeno" lirih Jaemin

Tangannya mengedor pintu itu, tangisannya pecah. Jaemin merosot dipintu menunggu Jeno membuka dan menemukannya.

Tangan Jaemin memukul-mukul dadanya. Mengurangi rasa sesak yang dia rasakan. Lama menunggu, Jeno tak kunjung membuka pintu; Pikiran lain tiba-tiba muncul di otak Jaemin. perlahan dia berdiri dari duduknya, kembali menuruni tangga kini Jaemin berjalan ke ruang bawah tanah.

"Jaemin kamu mau kemana?" teriak Yeeun saat dia melihat Jaemin

Jaemin hanya diam, matanya melihat kearah lantai. Airmata terus mengalir mengingat apa yang terjadi padanya. Mengingat semua itu membuat Jaemin merasa jijik pada dirinya sendiri.

Kali ini mungkin Jeno akan kecewa lagi dengannya.

Membuka pintu Jemin memasuki ruang interograsi Jeno. Matanya melihat beberapa alat di sana. ruangan ini kedap suara, Jaemin tidak bisa mendengarkan suara dari luar begitu juga orang luar yang tidak akan mendengar apapun jika Jaemin berteriak.

Berlutut di tengah ruangan kini Jaemin menangis dengan keras. Mengeluarkan semua yang dia rasakan.








Yeeun yang tadi mengikuti Jaemin kini berlari keruangan Jeno saat pintu ruang interogasi di kunci oleh Jaemin. Dengan cepat dia mengedor pintu ruangan Jeno, Yeeun tidak peduli jika nanti Jeno marah yang pasti dia tidak ingin jika sesuatu terjadi pada Jaemin

"Boss, buka pintunya" teriak Yeeun. Bahkan beberapa bawahan Jeno melihat aneh pada Yeeun saat.

Tak menyerah Yeeun tetap berteriak dan menggedor pintu. Membuat kerubutan untuk membuat Jeno keluar.

My Rival is My Brother (End) {Book 3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang