Tujuh

15.9K 1.4K 73
                                    

Multimedia: Dining Room rumah Maudy. Kalau nggak suka, bisa bayangin yang lain kok :)

⚠️Part ini agak gaje gitu. Ehee

..

Vote!

Adrilasmnjtk send kafin.danurendra's story
Adrilasmnjtk: kok kayak kenal ya? 🤔

Sudah sepuluh menit Maudy memandangi pesan dari Rila tanpa berniat untuk memberikan balasan. Bukannya tidak mau, Maudy hanya bingung ingin membalas apa.

Selama ini Rila memang belum tahu mengenai kedekatan dua tetangga itu selain saling follow di instagram.

"Ra, salah nggak sih gue?" Tanya Maudy pada Maura yang sedang menonton di sebelahnya.

"Apaan?" Jawab Maura sambil menguyah stik balado dari toples yang sejak tadi dipeluknya.

"Tapi lo jangan kasih tau Papa ya?"

Maura menatap adiknya curiga. "Hayoo! Lo habis ngapain? Lo habis nyuri duit Papa ya?"

"Bukan bego! Makanya dengerin dulu," decak Maudy gemas. "Tapi serius, jangan kasih tau Papa!"

"Hmmm." Gumam Maura malas.

Setelah itu Maudy langsung mengambil posisi nyaman. Dia memangku bantal sofa dan menghadapkan dirinya pada Maura.

"Lo tau kan gue akhir-akhir ini deket sama Kafin?" Maura mengangguk. Tentu saja dia tahu. Adiknya itu selalu diantar-jemput oleh Kafin, belum lagi setiap malam ada Maudy yang senyum-senyum sendiri hanya karena chattingan dengan Kafin.

"Terus tadi gue bolos bareng Kafin,"

"Gila lo!!" Pekik Maura memotong ucapan Maudy. Sedangkan Maudy hanya menyengir.

"Sekali doang, Ra. Kayak lo nggak pernah aja sih. Waktu itu kan lo juga bolos sama Bang Arkan." Maudy menyebut nama mantan terindah Maura. Membuat kakak semata wayangnya itu tersenyum kecut.

"Terus tadi kami ke pantai. Dia ambil foto candid gue terus dijadiin ke snapgram. Pulangnya kami ke rumah Kafin, nonton. Terus ya lo tau kan, ada cowok yang mulutnya manis banget. Si Kafin itu salah satu dari mereka. Gue bingung, Ra." Lanjut Maudy menceritakan apa yang terjadi, tentu minus bagian Kafin yang mencium keningnya. Maudy tidak sebodoh itu untuk menceritakan hal semacam itu pada mulut ember seperti kakanya.

"Bingung apanya sih? Bagus dong. Mimpi lo punya pacar ganteng, tajir, dan sweet itu bisa tercapai."

Bibir Maudy mengerucut mendengar jawaban Maura yang tidak sesuai ekspetasinya. "Gue rasa lo nggak lupa kan kalau Kafin udah taken?"

"Biasanya sih gue lupa. Tapi kali ini gue inget kok."

"Tau ah!"

Maudy menghela napas panjang lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa. Wajahnya menghadap ke atas, sedangkan matanya terpejam.

Ada setitik perasaan bersalah yang borcokol dalam diri, namun sulit untuk mundur setelah Kafin sudah mengambil salah satu tempat di hatinya.

"Njir, lo galau beneran?"

"Gue jahat nggak sih?" Kata Maudy masih dengan posisi yang sama.

"Ya jahat lah! Udah tau Si Kafin udah taken, tetep aja lo suka.

"Tapi tenang Dy, ini nggak sepenuhnya salah lo. Karena dari cerita-cerita lo ke gue, Si Kafin senang hati nerima lo. Malahan dia yang kayaknya narik lo mendekat gitu." Lanjut Maura seraya menepuk-nepuk pelan paha Maudy.

Implisit ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora