Dua puluh lima

14.6K 1.2K 33
                                    

Multimedia: Floral print dress yang Maudy pakai.

Tulis satu adegan yang kalian mau ada di cerita ini :)

..

Musik yang keras menyambut dua remaja yang baru saja memasuki ruangan cafe yang sudah disulap menjadi pesta ulang tahun yang cukup meriah.

Hampir seluruh meja sudah dipenuhi oleh tamu undangan. Beberapa ada yang berdiri sambil menikmati minuman atau makanan pencuci mulut yang disediakan.

Salah seorang remaja yang mengenakan dress dengan flower print berwarna mustard itu mengernyit ketika bau asap rokok tercium olehnya.

"Cowok lo emang badboy, nggak diragukan lagi." Kata remaja yang tak lain adalah Maudy. Dia sedang menemani Rara datang ke acara ulang tahun yang dua bulan terakhir menjadi kekasih temannya itu.

Sebelumnya Maudy memang mengetahui kalau Erwin-Pacar Rara adalah seorang badboy dari cerita-cerita Shelly dan Lois yang dapat ia lihat kebenarannya malam ini.

Lebih dari setengah kaum pria yang hadir di sini terlihat asik dengan sebatang rokok di tangannya. Belum lagi botol alkohol yang menghiasi meja mereka.

Maudy berdecak pelan. Dia memang bukan remaja lugu yang alergi dengan hal-hal seperti itu. Namun rasanya awkward saja, hanya berdua dengan Rara sekarang.

"Lo kenal Erwin darimana sih?" Tanya Maudy lagi ketika tidak menemukan orang yang dia kenali dari tamu sebanyak itu. Terlihat jelas Erwin bukan berasal dari lingkaran sosial Maudy.

"Dia dulu tetangga gue. Cuma waktu SMP dia ikut neneknya ke luar kota. Terus pas kuliah balik lagi ke sini." Jelas Rara sambil celingukan mencari keberadaan Sang Kekasih.

Namun bukan Erwin yang dia dapatkan, melainkan seseorang dengan kemeja navy yang sedang tertawa bersama temannya yang berada di meja yang sama.

Rara menepuk pundak Maudy dua kali yang hanya dibalas oleh gadis itu dengan dehaman. "Itu bukannya Kafin ya? Apa gue salah orang?"

Mendengar nama itu disebut, Maudy langsung menoleh. "Ha mana? Salah orang kali lo."

"Ituuu.." Rara menunjuk keberadaan Kafin dagunya. "Nggak mungkin lah gue salah orang. Walaupun gue nggak pernah ngobrol bareng, gue sering liat dia kalau jemput lo. Beberapa kali kan mukanya doi juga muncul di story whatsapp lo."

Mata Maudy mengerjab-ngerjab ke arah yang Rara tunjukkan dan terkejut saat menemukan Kafin di meja sudut ruangan.

Sebenarnya bukan keberadaan Kafin yang mengejutkannya, namun sebatang nikotin yang berada di sela-sela bibirnya.

Bahkan Maudy tidak tahu kalau Kafin merokok. Sebenarnya dia tidak terlalu bermasalah dengan itu, Fadlan-Papanya juga seorang perokok aktif. Namun ada sesuatu yang membuatnya merasa tak nyaman.

"Ra? Cowok lo mana?" Tanya Maudy ketika memutuskan pandangannya dari Kafin.

"Barusan dia chat nanya kita dimana, eh itu tuh dia."

Maudy menoleh mendapatkan seseorang dengan kemeja putih datang ke arah mereka.

"Hai sayang, sorry ya lama. Nyapa temen-temen yang lain dulu tadi." Ujar Erwin ketika melepas pelukan singkatnya dengan Rara.

"Nggak papa." Jawab Rara tersenyum. "Eh ini temen aku, Maudy."

Merasa namanya disebutkan, Maudy menampilkan senyuman ramah. "Hai, gue Maudy."

"Gue Erwin. Thanks ya udah dateng, nemenin Si Bawel ini." Jawab Erwin sambil mengacak-acak rambut Rara. Membuat Maudy tersenyum miring. Erwin adalah tipe pria yang cukup berbahaya. Cowok itu tahu bagaimana cara meluluhkan hati perempuan.

Pantas saja Rara bisa dengan cepat dia dapatkan. Dari cerita yang Maudy dengar, sepasang kekasih di depannya itu hanya butuh satu minggu pendekatan.

"Santai. By the way, happy birthday ya."

Erwin mengucapkan terimakasih lalu mempersilahkan dua gadis itu untuk menempati salah satu meja yang kosong. Berjarak tiga meja dari tempat Kafin berada.

Saat dua orang di depannya sibuk mengobrol, Maudy memilih untuk sibuk dengan ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan untuk Kafin.

Aku baru tau kamu ngeroko.

..

Di meja lain, Kafin dibuat terkejut dengan pesan yang dia baca. Sebenarnya pesan itu masuk lima menit lalu, namun Kafin baru memeriksa ponselnya.

Cowok itu menekan ujung rokoknya yang memang sudah memendek ke asbak lalu membalas pesan tersebut.

Kamu disni?

Beberapa menit menunggu, namun balasan tak kunjung datang. Membuat Kafin berencana untuk mencari Maudy. Karena ia yakin gadis itu ada disini.

"Gue toilet bentar ya?" Pamit Kafin.

Teman-teman Kafin hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah itu, Kafin berdiri dan mulai mencari Maudy di setiap sudut ruangan.

..

Vomment kalau suka :)

Implisit ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang