Delapan

15.2K 1.7K 111
                                    

Multimedia: Hanin's monochrome style

Sedih deh, emang nge-vote segitu susahnya ya? 😀
Viewers sama votenya cerita ini kok jomplang banget. Kan anjayy! Heheh. Tapi yasudah. Akupun buat cerita ini cuma buat iseng-isengan kok gaesss.

Tapi thanks ya yg udah vote. Xx.

Happy reading!

..

Sepasang bola mata kecoklatan milik Kafin menatap seluruh isi ruangan bertema monokrom tempatnya berada sekarang. Bukan hanya hiasannya, orang-orang yang ada di sana juga mengenakan baju bertema hitam-putih.

Tak terkecuali dirinya dan seorang gadis yang tangannya tengah ia genggam sekarang. Kafin mengenakan kemeja putih polos yang dipadukan dengan jean hitam dan kets putih yang baru dia beli bulan lalu. Sedangkan gadis di sebelahnya mengenakan mini dress berwarna dasarhitam dengan motif polkadot putih dan heels 7cm.

"Ghena mana sih?" Gumam Kafin sembari mencari seseorang yang menjadi center acara malam ini.

"Pasti sibuk. Kan dia yang punya acara." Balas gadis yang tak lain adalah kekasih Kafin. Hanindya Eka Putri.

"Ohh.." Kafin berohria dan mengajak Hanin untuk menempati salah satu bangku kosong di pojok ruangan.

Sepuluh menit, mereka hanya berbincang ringan mengenai fenomena-fenomena sosial yang terjadi akhir-akhir ini. Termasuk masalah ikan asin yang lagi viral itu.

Hingga seorang gadis yang tampil beda dengan gaun maroonnya datang menghampiri mereka. Ghena, Sang Pemilik Acara.

"Gue cariin juga. Malah mojok disini," kata Ghena sembari bercipika-cipiki dengan Hanin.

"Dari tadi gue cariin, lo yang nggak ada."

"Sorry, gue lagi nyapa yang lain. Jadi nggak liat."

"Cantik banget sih," puji Hanin tulus.

"Kan mau jadi ratu semalam, Nin." Kekeh Ghena lalu berpaling ke cowok di sebelah Hanin yang hampir saja terlupakan keberadaanya. "Weis, artisnya rajawali datang. Tersanjung gue."

Kafin mendengkus tak urung mengulurkan tangannya. "Happy birthday, all the best."

"Makasih lho, ya. Kadonya mana? Kalau Hanin udah tadi pagi." Kata Ghena jenaka.

Kedua kalinya, Kafin mendengkus. "Lupa gue, akhir-akhir ini sibuk. Lo mau apa emangnya?"

Alis Ghena terangkat menatap Kafin. "Bener nih bisa request?"

"Ya tapi lo tau diri juga lah." Jawab Kafin membuat Ghena terbahak. Dia dan Kafin pernah menjadi pasangan duduk di SMP dulu. Jadi mereka tidak perlu canggung-canggung. Apalagi keduanya memiliki sifat easygoing.

"Gue lagi nggak pengin apa-apa. Jadi terserah lo aja deh." Ujar Ghena pada akhirnya.

"Iya udah. Besok gue bawain Kiki aja."

Mata Ghena membola mendengar mantan terlaknatnya di sebut. "Mending nggak usah! Udah ah, gue cabut dulu. Mau sapa yang lain. Enjoy the party, ya?"

"Oke." Jawab Hanin dan Kafin hampir bersamaan.

Setelah itu Ghena pergi untuk menyapa tamu-tamu lainnya.

Implisit ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang