Sembilan

14.9K 1.4K 79
                                    

Mulmed: Rila's style

Sebenarnya malas sih buat part yang ada Haninnya wkwkkw. Aneh aja. Soalnya aku lebih sayang sama Maudy :*
Tapi temenku bilang lebih bagus kalau ada scene dia gitu, jadi yaudah. Jadinya gini. Mwehehe

Enjoy. Xx

..

Di tengah pesta, nampak Hanin sedang duduk sendiri ditemani strawberry cheese cake yang diberikan oleh Kafin sebelum cowok itu pamit sebentar untuk menemui teman lamanya.

Namun sudah lima belas menit berlalu cowok itu belum menampakkan batang hidungnya. Yang datang menghampiri Hanin malas seorang gadis yang terlihat manis dalam balutan gaun putih tanpa lengan.

"Sendiri, Nin?" Tanya gadis itu setelah mengambil posisi di sebelah Hanin.

"Tadinya nggak." Hanin menjawab seadanya sambil memberikan senyuman tipisnya.

"Kafin ya?" Tanya gadis itu yang lagi-lagi hanya dibalas seadanya oleh Hanin. Kali ini hanya dengan anggukan.

Gadis di depan Hanin terkekeh, sama sekali tidak tersinggung. Karena dia sudah tahu kalau Hanin memang tipe yang akan kaku jika bersama orang yang tidak dekat dengannya.

Sama seperti kali ini. Hanin mengenal gadis itu. Tentu saja! Siapa yang tidak mengenal ketua osisnya sendiri kan? Apalagi gadis di depannya itu sering menjadi bahan perbincangan karena kehebatannya dalam memimpin siswa Rajawali.

Ya, dia Adrila Simanjuntak.

"Santai kali, Nin. Kayak sama siapa aja."

"Eh? Iya." Jawab Hanin tidak enak. "Baru datang, La?"

"Iya nih. Udah ramai aja. Padahal gue telat bentar doang."

Hanin menggumam. "Iya Ghena temennya banyak."

"Eh, katanya datang sama Kafin. Terus mana tuh orang?" Tanya Rila sambil memerhatikan sekitarnya, mencari keberadaan cowok yang sedang mereka bicarakan. Namun nihil.

"Katanya mau ketemu temen yang lain tadi."

Refleks, Rila berdecak. "Terus lo ditinggalin gitu aja?"

Hanin terdiam. Tidak tahu ingin menjawab apa.

"Lo pacaran sama Kafin udah lama kan, Nin?" Lanjut Rila. Darah batak yang mengalir di tubuhnya membuat Rila tidak mengenal kata canggung.

"Hampir sembilan bulan."

"Mayan lama juga, ya?"

Senyuman Hanin terbentuk. "Iya."

"Tapi gue heran deh. Kenapa lo nggak mau umumin deh kalau lo pacaran sama Kafin?"

"Buat apa, La? Nggak perlu deh. Kami nggak umumin juga udah ada beberapa yang tahu. Kamu contohnya."

"Ya tapi lebih banyak yang nggak tahu. Tuh liat tuh, tatapan cewek-cewek ke Kafin. Emang lo nggak cemburu?" Rila menunjuk Kafin yang baru terlihat wujudnya.

Cowok itu tengah berjalan ke arah mereka diiringi oleh tatapan memuja para gadis di sekitarnya.

"Nggak masalah. Selagi bukan Kafin yang natap perempuan lain kayak gitu, La."

Melihat ekspresi santai Hanin, membuat Rila jadi tersenyum miris. Dalam hati, dia merapalkan doa agar Kafin diberikan karma secepatnya karena sudah menyia-nyiakan gadis sepolos Hanin.

"Eh ada artisnya PI Residence.." kata Kafin yang sudah berdiri di samping dua gadis itu.

"Artis opung lo kiper!" Ketus Rila sambil menepis tangan Kafin yang bertengger di bahunya.

Kafin terkekeh lalu menggeleng-geleng dramatis. "Galak lo nggak hilang-hilang ya, La? Pantes jomblo."

"Yeu! Gue jojoba."

"Apatu?"

"Jomblo-jomblo bahagia."

"Mana ada sih jomblo yang bahagia." Ujar Kafin sombong. Tangannya bergerak merangkul pundak Sang Pacar. "Iya nggak, Nin?"

"Gue kalau jadi Hanin, bakalan lebih bahagia jadi jomblo daripada punya pacar kayak lo!" Jawab Rila sewot.

"Udah ah, Nin. Gue cari Ghena dulu. Muak gue liat muka cowok lo." Lanjut Ghena sambil memberikan pelototan tajam pada Kafin yang asik tertawa.

Sejak dulu, memang menjadi hobi Kafin untuk menganggu tetangga galaknya itu. Wajah kesal Rila adalah kepuasan tersendiri bagi Kafin, tetangga sekaligus teman masa jahiliyah Rila.

"Yha, kok gitu tetangga? Kangen nih gue. Akhir-akhir ini jarang ketemu." Kafin mengutarakan isi hatinya.

Beberapa waktu terakhir, interaksi mereka memang semakin berkurang. Bahkan hampir tidak pernah nongkrong bersama seperti dulu lagi.

Rila terlalu sibuk dengan urusan sekolah dan kursus drumnya. Begitu juga dengan Kafin yang jarang berada di rumah.

"Iyalah! Lo kan sekarang mainnya sama tetangga baru kita." Ujar Rila tanpa takut.

Sebenarnya dia tidak mau ikut campur urusan Kafin, tapi kekesalannya membuncah melihat perlakuan manis tetangganya ke Hanin.

Padahal Rila sangat yakin kalau foto Maudy di snapgram Kafin belum terhapus.

Kafin tidak menjawab. Cowok itu hanya membalas Rila dengan jitakan pelan di dahi.

"Sakit bege!" Umpat Rila sambil memperbaiki poninya yang jadi sedikit berantakan akibat ulah Kafin.

"Cabut lo sono! Ganggu orang pacaran aja."

Rila mendengkus, tak urung bangkit dari duduknya dan pergi setelah pamit undur dari kepada Hanin yang sejak tadi hanya menonton.

..
Pendek ya? Wkwk

Sabtu 20 Juli 2019
Nana

Implisit ✔Where stories live. Discover now