Prolog

10.5K 411 6
                                    

Bruk

"Ah, udah pake kaca mata masih aja jatuh!" runtuk seorang perempuan yang sedang terburu-buru mengejar dosen yang sangat killer.

Tidak membutuhkan waktu lama, dirinya bangkit dan melanjutkan pelariannya menuju ruang dosen yang ia tuju.

"Selamat pagi, Pak," ucap Gadis yang baru saja masuk ke dalam ruangan dosen killer itu.

"Pagi anda bilang? Anda bisa lihat jam berapa sekarang?"

Sontak gadis itu melirik arloji miliknya.

"M-maaf, Pak."

"Absen kamu sudah melebihi batas Rakhsandrina, mau jadi apa kamu?" tanya dosen killer itu dengan melihat data absensi mahasiswa.

Ya gadis itu Rakhsandrina Kaysa Syifa Rasheeda. Gadis cantik, ramah, periang namun selalu saja terlambat untuk masuk kelas.

"M-maaf Pak, saya janji tidak akan mengulanginya," jawab Sheeda dengan kepala tertunduk.

"Selalu saja bilang seperti itu, tapi buktinya 0. Sudah kamu kembali ke kelas, dan ingat ini peringatan terakhir untuk kamu sebelum saya lapor ke rektor kampus agar kamu tidak diikut sertakan dalam praktik kerja lapangan nanti!"

Sheeda mengangguk.

"Terima kasih, Pak."

Dan saat Sheeda berbalik badan, dosen itu kembali berbicara.

"Detensi kamu buat SAP tentang kesehatan reproduksi, SAP tentang kesehatan lingkungan dan tugas itu besok harus sudah di meja saya pukul 09.00 WIB."

Sheeda berbalik lalu berkata, "Baik Pak. Saya akan segera kerjakan. Saya izin kembali ke kelas Pak."

"Ya ampun! Emang ya dosen tuh maha benar. Giliran gue telat cuman satu jam setengah dikasih detensi. Lah dosennya yang telat bobora'ah tuh ada mahasiswa memberikan detensi untuk dosen!" omel Sheeda saat dirinya berjalan menuju taman di Fakultas keperawatan.

Sheeda membuka laptopnya dan segera mengerjakan tugas yang diberikan dosen killer tadi. Untungnya Sheeda memiliki otak yang encer jadi mudah untuknya membuat dua SAP sekaligus.

"Heih, kok gue baru liat lo ya, tadi lo gak masuk kelas ya? kenapa?" Keira-sahabat Sheeda dari orok ini memang selalu kepo dengan urusan hidup seorang Rahksandrina. Pasti semua masalah hidup sampai aib Sheeda, Keira tahu.

Sheeda mendelik tajam ke arah Keira.
"Udahlah bct banget sih! Gue lagi ngerjain detensi nih jangan ganggu!"

Keira yang sudah sangat tahu sikap Sheeda langsung duduk dan asik dengan minuman yang ia bawa tadi. Ya Sheeda typical orang yang tidak bisa diganggu saat sedang melakukan sesuatu. Kalau diganggu beuh udah kayak macam betina lagi ngamuk pokoknya.

Satu jam berlalu, Sheeda akhirnya menutup laptopnya dan saat melirik ke sampingnya Keira sedang asik menyelami mimpi dengan menggigit jempol kanan. Sheeda menggoyang-goyangkan tubuh Keira sampai sang empunya tubuh menggeliat.

"Udah mimpinya, ayok ke kelas. Lo ada kelas maternitas, kan sekarang?" Sheeda berbicara dengan membereskan laptop dan isi tasnya yang berserakan di luar.

Keira mengucek-ucek matanya lalu berkata, "Ah lo mah gak asik. Giliran jadwal gue aja tahu, tapi jadwal lo sendiri suka telat, aneh!"

Sheeda terkekeh geli mendengar penuturan Keira.

"Gak papa lah, sekali-kali jadi anak nackal sebelum PKL."

Sheeda berjalan ke kantin, berbeda dengan Keira yang langsung menuju kelas yang berada di Fakultas Kedokteran. Keira dan Sheeda memang tidak satu prodi, Keira memilih jurusan Ilmu Kebidanan yang masih menyatu dengan Fakultas Kedokteran dan Sheeda yang lebih memilih Fakultas Ilmu Keperawatan.

------

"Mulai besok semuanya sudah berada di rumah sakit yang telah kami bagikan, dan mulai minggu ini saya tidak mau tahu, kalian semua harus menyetorkan hasil penelitian kalian tahap satu kepada pembimbing skripsi kalian. Mengerti?"

Semua menjawab "mengerti" Dan setelah itu mereka dibubarkan untuk siap-siap ke rumah sakit yang dimaksud.

"Lo kebagian dimana, Nish?" tanya Karin.

"Rumah Sakit Hasan Sadikin, Rin. Lo dimana?"

"Wah bagus dong, di sana, kan banyak kasusnya. Jadi gampang buat ambil satu penelitian. Oh gue kebetulan dapet di Rumah Sakit Rotinsulu."

Danish tidak menyangkal jika memang benar, di RSUS dirinya akan lebih mudah menemuka kasus untuk dijadikan penelitian.

"Sukses, Rin. Gue ke sana dulu ya," ucap Danish laku menjauhi Karin.

Karinia Putri Gricella, salah satu gadis yang menyukai Danish. Tapi Karin mampu menyembunyikan rasa itu, karena jika tidak dirinya tidak akan bisa dekat dengan Danish.

Fyi, Danish itu typical orang yang risih jika ada seseorang yang menyukainya, dan cenderung menjauhi orang yang menyukai dirinya.

Danish, lelaki tampan dengan tubuh yang ideal membuat kaum hawa tergila-gila kepadanya. Dan Danish tidak memanfaatkan semua itu untuk mendapatkan semuanya. Danish juga menjabat sebagai ketua Senat kampus dan ketua BEM satu tahun yang lalu. Semua prestasi itu Danish dapat karena otaknya bukan karena tampangnya. Walau tak bisa Danish hindari dirinya menang karena banyak kaum hawa yang memilihnya.

"Hey bro! Kapan nih kita usut masalah itu lagi?" tanya Rafif, wakil ketua senat kampus sekaligus teman baiknya Danish.

Danish menggulung lengan kemejanya sampai sikut, laku berkata, "Pending dulu aja, kita fokus ke tugas akhir ini. Atau kita serahin ke adik tingkat aja?"

"Nah mending serahin ke adik tingkat aja, toh kita udah sibuk sama skripsi yang siap untuk dilahap."

"Ah lo, skripsi tuh kalau kita liatnya menyeramkan ya bakal jadi sangat menyeramkan. Makanya bawa mudah aja, insha Allah dah lancar luncur."

"Iya ustadz mah beda lah."

Danish menyikut lengan Rafif.

"Apaan sih, lo mau ikut ke rumah gue gak?" tanya Danish.

"Ada apa di rumah lo?"

"Ada Ibu, Bibi, sama adik gue."

"Gue nanya serius kali-_"

"Yeh, becanda dikit boleh kali. Ibu ngadain syukuran kecil-kecilan gitu, Fif. Ikut yuk lumayan dapet makanan gratis."

Mendengar kata gratis mata Rafif langsung berbinar.

"Let's Go!" Rafif mendahului Danish. Sedangkan Danish mengikutinya dari belakang dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dasar anak kost! Hobi banget denger gratisan!"

------

Assalamu'alaikum
Gimana nih cerita barunya? Ini mah bakalan dikit kok partnya dan InsyaAllah akhir Agustus sudah rampung. Karena sebenarnya ini challange buat diri sendiri bikin cerita selama libur semester hehee.

Semoga syukaaa...
Syukron
Assalamu'alaikum

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt