Tujuh

2.3K 204 3
                                    

Selamat pagi menjelang siang hehee. Ada yang berpuasa hari ini? Untuk yang berpuasa hari ini selamat menunaikan ibadah puasa ya! 🙏❤

Danish menghampiri Rosa yang sedang sibuk dengan alat masaknya di dapur. Rosa terperanjat saat anak keduanya itu memeluk tiba-tiba tubuh Rosa dari belakang. Disimpannya kepala Danish di leher jenjang sang Ibu menelusuk harum khas Rosa. 

"Kenapa sih? Dateng-dateng langsung meluk Ibu gini," ucap Rosa sambil meneruskan memotong sayuran namun dengan hati-hati.

Bukannya menjawab, Danish melepaskan pelukan itu lalu mencium pipi kanan Sang Ibu.

"Danish sayang Ibu," ucap Danish lalu berjalan menuju kamarnya.

"Ada-ada aja anak itu," monolog Rosa saat melihat Danish menjauhinya.

Danish langsung berjalan ke kamar mandi membersihkan tubuhnya yang sudah lengket dengan keringat itu.

"Loh tumben banget KakNil ke kamar Danish," ucap Danish saat keluar dari pintu kamar mandi.

Nila yang sedang menjelajahi rak buku yang berada di ujung kamar Danish langsung membalikkan tubuhnya.

"Gak boleh Kakak ke kamar kamu?"ucap Nila.

Danish mengusap wajahnya dengan handuk kecil yang ia sampaikan di lehernya.

"Eh, bukannya gitu. Abisnya KakNil tuh sibuk banget sama urusan kerjaan KakNil sampe gak pernah lagi ke kamar Danish buat cerita-cerita kayak dulu lagi," ucap Danish sambil menyimpan handuk kecil itu di tempatnya.

Nila menghempaskan tubuhnya di kursi sofa hitam yang berada di kamar Danish. Kamar Danish ini bertemakan monokrom, barang-barang yang ada di kamarnya pun hanya berwarna abu, hitam dan putih. Dan satu hal yang kalian harus catat, kamar Danish sangat rapi, berbeda dengan kamar lelaki biasanya. Buku-buku yang tersusun rapi, alat tenun yang sangat rapi dan beberapa rak untuk menyimpan alat elektronik nya seperti laptop dan kamera, semuanya terkonsep di sini.

"Tadi Kakak pulang, ibu bilang kamu aneh. Makanya Kakak ke sini buat ngecek keanehan itu," ucap Nila.

Danish ikut menghempaskan tubuhnya di samping Nila. "Aneh gimana sih? Masih sama kok."

Nila mengubah duduknya, menghadap ke adik satu-satunya ini lalu menelisik apakah ada yang berbeda dari Danish.

"Kata ibu kamu dateng tiba-tiba meluk ibu, terus ditanya bukannya jawab malah langsung ke kamar. Kan, aneh."

Danish terdiam sampai lengkungan di bibirnya terangkat ke atas. "Kak?"

"Hm"

"Kaknil kapan bawa calon Kaknil ke rumah?"

Nila menyenderkan tubuhnya. "Ah kamu memang bisa ngeledek Kakak!"

"Eh beneran, Danish gak ngeledek. Danish tahu banyak yang mau sama Kakak, makanya Kak jangan terlalu cuek oh ya! dan turunin lah kualitas Kakak," ucap Danish.

Nila memijat dahinya. "Kakak belum kepikiran untuk itu, Dek. Lagian ya! Kakak masih mau ngejar S3 Kakak dulu, terus karier Kakak aja belum terlalu mapan. Dan masalah jodoh mah nanti juga dateng sendiri.

"Kaknil mau ngejar S3? Gila! Lama dong kak! Mana keliatannya Ibu sama Ayah udah pengen gendong cucu tuh," ucap Danish.

"Yaudah kamu aja yang nikah, Kakak mah ikhlas," ucap Nila sambil bersiap beranjak dari duduknya.

"Eh, Danish gak mau ngelangkahin Kakak ah. Katanya nanti malah suka sulit ke Kakaknya," ucap Danish.

"Sulit apaan sih? Udah ah males Kakak kalau harus bahas gituan," ucap Nila lalu beranjak dari duduknya.

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Where stories live. Discover now