Lima

2.7K 222 2
                                    

Danish berulang kali melihat arlojinya dan sesekali menengok ke arah pintu masuk cafe di dekat rumah sakit. Dirinya sudah mengirimkan alamat cafe kepada Sheeda dan hanya centang dua biru tanpa ada balasan dari sang empunya nomor, namun itu tidak masalah yang terpenting sosok yang dinanti sudah terlihat dari luar cafe ini.

-----

"Sheed, bukannya lo ada janji ya sama calon dokter ganteng itu?" tanya Gey saat melihat Sheeda yang masih stay di ruang perawat dengan jarinya mengotak-atik iPhone nya.

"Hn? Eh gue gak bikin janji ya, dia aja yang ngambil keputusan sendiri," elak Sheeda.

Gey duduk di samping Sheeda lalu memegang kedua bahu Sheeda membuat Sheeda mengalihkan fokusnya ke gadis blasteran itu.

Sheeda menatap Gey dengan tatapan bertanya.

"Rakhsandrina Kaysa Syifa Rasheeda... Dengerin gue, lo emang gak janji tapi, kan lo juga gak bales ajakan dia, lo malah asik ngerjain laporan lo, ya pantes dia ambil keputusan kalau lo setuju. Lagian nih ya! Diemnya perempuan bearti iya! Itu prinsip cowok, Sheed. So, gih dateng, cuman lunch aja, kan?"

Sheeda mengarahkan pandangannya ke atas dan menyatukan kedua alisnya, memikirkan apa yang dikatakan Gey. Memang benar, kemarin dirinya tidak menjawab, tapi, kan dia yang ngeganggu Sheeda?

"Udahlah kebanyakan mikir, ntar rambut lo rontok kalau mikir terus," ucap Gey membuat Sheeda menatap tajam Gey.

"Cepetan! Pake ada acara marah segala, lo gak kesian gitu? Pasti dia udah nungguin lo daritadi," ucap Gey kembali.

"Tapi, kalau yang lain nyariin gimana?" tanya Sheeda melihat situasi ruangan yang sedang hening, para perawat senior ada yang sedang melakukan rapat evaluasi dan ada juga yang sedang melakukan tindakan perawat.

"Udah gampang, biar gue yang handle," ucap Gey.

Sheeda terdiam kembali, mencari alibi agar tidak datang ke cafe itu. Sekitar jam sepuluh tadi, Danish mengirimkan alamat cafe yang dimaksud namun Sheeda hanya membacanya tanpa ada niatan untuk membalas, jangankan membalas membacanya saja tidak. 

Gey yang melihat sahabatnya itu langsung dibuat greget. Ia menarik tangan Sheeda.

"Cepetan! Apa? Mau mikir alesan buat gak dateng ke sana? Yaudah kalau gitu biar gue yang dateng ke sana, bilang ke dia kalau Sheeda lagi kencan sama cowok lain," ucap Gey gemas.

"Eh, fitnah ya lo? Gak baik!"

"Yaudah cepet Rakhsandrina!"

Akhirnya dengan terpaksa Sheeda menghampiri Danish, lelaki yang sangat menyebalkan itu.

Danish yang melihat Sheeda langsung mengangkat tangannya agar Sheeda mengetahui keberadaannya.

Sheeda yang melihat lambaian tangan Danish langsung menghampiri meja Danish.

Sheeda mengerutkan dahinya saat melihat pakaian Danish tidak seperti biasanya, Danish hanya menggunakan kaos putih dan celana selutut.

"Oh ini, memang saya sudah tidak di rumah sakit lagi, jadi ya pakaian saya gak se formal biasanya," jelas Danish saat menyadari tatapan aneh Sheeda.

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Where stories live. Discover now