Tiga Puluh Tiga

2.2K 144 0
                                    

Hari libur Danish sempatkan untuk mengunjungi panti asuhan yang selalu ia kunjungi bulan-bulan ini, bukan untuk apa-apa, hanya saja ia senang melihat anak-anak yang menggemaskan itu tertawa dan bermain bersama, tidak hanya itu di sana ia belajar untuk lebih bersyukur dan memang Danish sudah menjadi donatur tetap di panti asuhan A.

Kali ini berbeda, karena ia membawa istrinya untuk ikut bersamanya. Sheeda memang sudah tidak lagi praktek namun ia disibukkan dengan beberapa kegiatan komunitas seperti baksos dan lain-lain, Danish mengizinkan nya karena hal yang positif, tidak hanya itu Sheeda juga menjadi lebih ceria dilihat dari jika dirinya pulang istrinya itu akan banyak bercerita mengenai acaranya.

"Mas mau ngajak aku kemana sih?" tanya Sheeda saat sedang membenarkan kerudungnya.

Danish yang sedang duduk di sofa dengan arloji yang masih ia pegang langsung memandang istrinya. "Nanti juga kamu tahu, Saya gak akan buat kamu nyesel deh karena ikut dengan Saya hari ini."

Istrinya berjalan mendekati Danish. "Bener ya? Yaudah ayok! Bukannya jauh?"

Danish beranjak dari duduknya lalu membawa kunci mobil dan segera menggandeng istrinya.

Di perjalanan Sheeda asik mengamati pemandangan yang sangat menyejukkan.

"Masih jauh gak?"

Danish yang sedang fokus menyetir langsung menoleh sekilas. "Lumayan, kenapa? Bosen?"

Sheeda menggeleng. "Sheeda ngantuk."

Tangan Danish mengelus bahu istrinya. "Yaudah bobo aja nanti saya bangunin kamu kalau udah hampir sampai."

"Tapi pemandangannya bilang Sheeda gak boleh bobo, baguss banget!!"

Perkataan polos istrinya membuat Danish tertawa. "Nanti, kan pulangnya bisa lihat lagi. Lagian kalau kamu ngantuk mending tidur aja lumayan ada waktu empat puluh lima menit."

Sheeda membenarkan duduknya, ia lebih memilih untuk menyandarkan kepalanya ke lengan Danish.

"Kok Mas bisa tahu ke sini sih? Emangnya di sini ada apa?"

"Rahasia, pokoknya pasti kamu bakalan seneng di sana. Awalnya sih saya direkomendasiin sama rifqi tentang tempat itu, ya saya iseng aja ke sini eh ketagihan. Dan saya hari ini ingin ngasih tahu kamu....."

Karena tidak ada sahutan, Danish menoleh dan senyumnya terukir saat istrinya sudah terlelap tidur dengan bersender dan kedua tangan yang memegang lengannya, karena takut ada apa-apa Danish menepikan mobilnya terlebih dahulu dan membenarkan posisi tidur Sheeda dengan bantal tentukan agar tidak kena ke jendela.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dan agak sedikit bosan karena Sheeda yang tertidur sampai tempat panti asuhan, tidak ada kicauan istrinya yang selalu ada saja pembicaraan.

Tepukan kecil di pipi Sheeda membuat matanya dengan terpaksa ia buka dan pemandangan saat itu wajah Danish yang sangat dekat dengan Sheeda membuat Sheeda langsung menghindar.

"Iihh Mas!"

Danish terkekeh lalu menjauhkan wajahnya. "Udah sampe, ayok turun."

Mata Sheeda mengerjapkan dan plank di depannya adalah Panti Asuhan X, apa maksudnya? Ah tidak ingin membuat suaminya menunggu, ia langsung membenarkan kerudungnya dan sedikit membenarkan tampilannya.

"Panti Asuhan?" tanya Sheeda saat sudah keluar dari mobil.

Danish mengangguk dan menatap wajah istrinya. "Di dalem banyak anak-anak yang lucu-lucu. Pasti kamu suka. Yuk?"

Sheeda dengan ragu melangkah nya kakinya, dengan tangan yang berpegangan tentunya. Danish hari ini memakai kemeja maroon yang sengaja bagian lengan nya di singsingkan sampai sikut dan celana bahan berwarna biru dongker. Sheeda? Wanita itu memakai dress biru dongker dan kerudung maroon, ia samakan dengan sang suami karena lucu aja katanya, hadeuh hehehe.

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Where stories live. Discover now