Tiga Puluh Satu

2.2K 150 0
                                    

Hari ini hari minggu dan kebetulan nya Sheeda dan Danish tidak sedang berdinas, ah bukan kebetulan lebih tepatnya Sheeda berganti jadwal dengan temannya dan Danish memilih untuk mengambil cuti. Hari ini ada family gathering keluarga Wijaya, ya keluarga besar dari Ridwan Wijaya-Ayah Danish.

Sheeda sudah siap dengan pakaian casual nya tidak kalah Danish pun hanya memakai kaos putih tulang dengan celana pendek hitam dan tidak lupa sendalnya. Mereka harus ada di rumah Ridwan pukul 07.00 WIB jadilah pasangan ini berangkat lebih awal karena jarak dan dikhawatirkan kena macet.

"Sayang.... Udah ga ada yang ketinggalan, kan?" tanya Danish sekali lagi saat Sheeda akan masuk mobil.

Sheeda tampak menimang+nimang sampai akhirnya tersenyum. "Enggak sayang... Aman, mainan buat baby key dan pastinya squishy buat fiya sudah dibelakang, kalau cemilan makanan udah aku simpen di bagasi."

"Ok kalau gitu kita berangkat."

Empat puluh lima menit mereka habiskan di jalan, baru saja jam segini mobil dan motor sudah beradu kecepatan, tidak terbayang jika Danish berangkat lebih telat lagi mungkin hampir satu jam atau lebih untuk sampai ke rumah orang tuanya.

Danish masuk ke rumahnya dengan membawa paper bag hadiah untuk keponakan dan adiknya sedangkan Sheeda membawa cemilan yaitu kue red velvet dan bolen pisang untuk sang ibu mertua.

Keadaan rumah sudah lumayan rame, mengingat titik point nya di rumah Ridwan dan saudara Danish sudah mulai berdatangan dengan mobil mereka masing-masing. Sheeda langsung disapa hangat oleh keluarga Danish dan ia langsung menatap ke arah bayi mungil yang sedang berceloteh dengan aunty-nya.

"Sheeda ke Fiya dulu sebentar ya, Mas." Danish mengangguk dan Sheeda langsung menghampiri bocah mungil itu.

"Hai cantik, wah aunty Fiya lagi ajak main baby Kei ya?"

Fiya mendengar suara yang sangat dirindukan nya langsung bersorak bahagia dan memeluk Sheeda. Namun sepersekian detik Fiya memandang Sheeda dengan tatapan berbeda, seolah tahu apa yang dimaksud Fiya, Sheeda langsung menjawab.

"Semua pesanan squishy yang Fiya mau ada di Kak Danish, sayang." Mendengar itu langsung Fiya mencium bertubi-tubi kedua pipi Sheeda membuat si empunya pipi tertawa lepas.

"Ow ada kaka tersayangnya, baby key nya dicuekin," ucap Nila kepada Fiya.

Fiya langsung menatap dengan tatapan bersalah kepada Nila, namun Nila langsung tersenyum dan mengelus puncak kepala Fiya. "Gak papa, Fiya kangen kak Sheeda ya?" Fiya langsung mengangguk mengiyakan.

Sheeda beralih ke baby key yang semakin gembul dan pastinya bule. "Hey cantiknya aunty, udah gede aja nih pipi."

"Aunty-nya yang kelamaan ga ketemu aku, jadi berasa gede deh," jawab Nila dengan nada bayi.

"Ah maaf, tapi aunty punya hadiah buat baby key, nanti ya di om Danish."

"Siap aunty, makasih."

"Lucu banget sih, Kak. Pengen dibawa pulang jadinya," ucap Sheeda dengan anda gemash nya.

"Makanya bikin, Sheed. Biar nanti baby key punya temen."

"InsyaAllah do'ain, Kak. Tapi sebenernya Sheeda takut, takut ada apa-apa kalau hamil sekarang," ucap Sheeda mengungkapkan kekhawatiran nya selama ini.

"Loh ko gitu? Emang takut apa? Umur kamu udah cukup kok."

"Bukan itu, Kak. Resiko yang dihadapi loh, aku dengan kesibukan di RS yang rentan dengan penyakit. Takut malah mit amit sih ya ada apa-apa ke janin nya."

Nila berhenti sejenak lalu mengelus bahu Sheeda. "Iya juga sih, yaudah kan lagian kamu bentar lagi beres praktek nya. Pas udah lulus profesi ambil aja program hamil, lagian kayanya Danish pengen deh ada suara tangis bayi di rumah kalian."

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Where stories live. Discover now