Satu

4.9K 293 6
                                    

Decitan pintu itu membuat seorang gadis yang sedang bergelung selimut tebal merah muda menggeliat.

"Eugh, Bundaa... Masih pagi udah mau bangunin aja," dengusan Sheeda dengan suara paraunya ketika melihat malaikat tak bersayap nya membuka pintu kamar Sheeda.

Shila-Bunda Sheeda hanya menanggapi dengan mengangkat lengkungan di bibirnya, sangat manis. Shila mirip sekali dengan Sheeda, mata yang belo, Irish mata yang sangat cantik di tambah bulu mata yang sangat cantik membuat semua orang terpana melihatnya. 

"Bangun dong sayang, nanti telat lagi, Papah marah loh nanti," bujuk Shila saat melihat putri sulungnya menutup mata kembali.

"Lima menit lagi, please!"

"Ok lima menit, nanti Bunda ke sini lagi kamu harus sudah bangun! Bunda keluar dulu."

Sheeda semakin menarik selimutnya dan kembali terlelap.

"Rakhsandrina Kaysa Syifa Rasheeda."

Suara itu membuat si empunya nama langsung terkesiap saat melihat sang Papah yang sudah melipat kedua tangan di dadanya.

"Janji berapa menit?"

"Lima menit, Pah."

"Sekarang jam berapa?"

Sheeda melirik jam di ujung kamarnya dan terbelalak saat melihat jam menunjukan pukul 08.00 WIB. 

"Ah Sheeda terlambat! Papah bangunin Sheeda dari tadi kek!" omel Sheeda dan langsung berlari ke kamar mandi.

"Itu tuh kelakuan anak kamu!"

Shila hanya menggelengkan kepalanya. Sudah berulang kali Sheeda ia bangunkan namun tetap saja anak itu susah sekali untuk bangun pagi.

"Pagi, Bun. Sheeda berangkat, Assalamu'alaikum," ucap Sheeda lalu mencium punggung tangannya dan segera menuju kampus.

"Hati-hati sayang. Wa'alaikumsalam."

Sheeda menginjak pedal gas dengan cepat, dirinya sudah terlambat setengah jam. Dan jadwal pagi ini adalah jadwal ibu Lili, salah satu dosen yang sangat killer. 

"Baik, pertemuan kita dicukupkan sampai di sini. Silakan bisa keluar," ucap Bu Lili lalu membereskan laptop dan beberapa buku yang ia bawa tadi. 

Saat Bu Lili keluar, Sheeda masuk dengan tergesa-gesa.

"Kamu lagi?!" Sontak Sheeda terkejut menyadari kelasnya telah berakhir.

"Hufth, maaf Bu, tadi jalanan macet," alibi Sheeda.

"Jalanan macet atau kamu yang terlalu lengket sama kasur! Sudah! kamu menghabiskan waktu saya saja. Untuk detensi nya saya tunggu besok jam 7 pagi." Setelah itu Bu Lili melanjutkan langkahnya menuju kelas lain.

Sheeda masuk ke kelas yang masih menyisakan teman-temannya.

"Ah gila, pagi-pagi udah olahraga aja," ucap Sheeda dengan mengambil air minum temannya-Aida.

"Lagian sih lo, kebo banget jadi orang!"

"Huh, belajar apa aja tadi? Gue minta catatannya ya," pinta Sheeda dengan mengedipkan matanya.

"Huu kebiasaan. Untuk otak lo encer jadi gak akan keteteran kalau cuman tinggal baca sekali langsung narep," ucap Gey dengan menyodorkan bindernya.

"Berlebihan banget tahu gak sih, ke kantin yu? Gue tadi gak sarapan nih," ajak Sheeda.

Sheeda dan teman-temannya menuju ke kantin. Namun Keira langsung menarik tangan Sheeda.

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang