Tiga Puluh Empat

2.3K 149 0
                                    

Seorang anak tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi orang tuanya kelak, dari keluarga baik/buruk, ekonomi yang baik ataupun sebaliknya. Mungkin, jika seorang anak bisa di memilih ia akan memilih seorang ibu yang sempurna, yang bisa mendidiknya menjadi anak yang baik, keluarga yang Harmonis dengan ekonomi yang lebih dari cukup.

Pada zaman ini kebanyakan anak yang menjadi korban dari kesalahan ibu dan ayahnya. Padahal seorang anak itu suci walau bagaimanapun ia didapatkan. Banyak orang tua yang menelantarkan anaknya dengan alasan tidak siap menjadi orang tua ataupun tidak ada biaya untuk menghidupi nya ini adalah salah satu alasan klasik bukankah seorang anak dilahirkan beserta dengan rezekinya?

Buah hati dianggap sebagai harta terbesar oleh sebagian pasangan suami istri dan dianggap sebagai kesusahan oleh pasangan suami istri yang memang belum dapat menerima keadaan dan takdir Allah SWT.

Sebenarnya, masih banyak pasangan suami istri yang mati-matian agar mendapatkan buah hati sama halnya seperti Sheeda dan Danish. Mungkin ditunjukkan secara langsung tidak, namun jauhhh dilubuk hati paling terdalam mereka sangat menginginkan itu.

Setelah dari panti asuhan seminggu yang lalu, Sheeda selalu menanyakan kepada suaminya kapan mereka akan kembali ke sana kembali dan Danish pun berusaha menyempatkan waktu untuk ke sana.

"Kita ke rumah Ibu dulu ya?" ucap Danish.

Sheeda yang sudah siap langsung mengangguk, pasalnya Fiya anak perempuan itu memaksa untuk ikut menjemput calon keponakan barunya.

Ya, sahabat readers semua, karena Sheeda yang terus menerus bertanya kapan bertemu dengan ke-dua bayi yang sangat lucu-lucu itu mereka memutuskan untuk mengadopsi salah satunya. Mengingat Bayi Tisha yang masih mempunyai Ayah, jadi Sheeda dan Danish ingin mengadopsi Afsheen untuk menjadi anak pertama mereka.

Kedua orang tua mereka pun sangat senang karena di satu sisi Sheeda akan mulai belajar menjadi seorang ibu yang baik sebelum dirinya mendapatkan titipan dari Yang Maha Kuasa kelak dan juga mengisi waktu Sheeda karena Danish tidak mengizinkan Sheeda untuk bekerja setelah dirinya mendapatkan STR dengan berbagai alasan tentunya.

Setelah mendapatkan restu dari kedua orang mereka langsung membersihkan kamar yang Danish khususkan untuk menjadi kamar anak mereka kelak dan merenovasi dengan nuansa biru dan putih, tidak lupa dengan segala kebutuhan bayi tersebut. Mereka pun sudah mengutarakan niatnya kepada pembina panti asuhan itu dan diizinkan.

Pagi sekali Sheeda dan Danish menuju panti asuhan tersebut dengan Fiya pastinya. Sheeda sangat antusias, karena Sheeda yakin Afsheen adalah titipan dari Yang Maha Kuasa untuk dirinya dan suaminya.

Afsheen, bayi laki-laki yang sangat tampan namun nasibnya yang malang, Sheeda tidak tahu bagaimana kedua orang tuanya tega meninggalkan bayi lucu itu sendirian.

Sampai di panti asuhan, mereka sudah disambut oleh Ibu Rita dan Ibu Lila tentunya. Sheeda, Danish dan Fiya turun dari mobil lalu menghampiri wanita paruh baya itu.

"Assalamu'alaikum." Salam itu diucapkan oleh Danish dan Sheeda lalu mereka pun mencium punggung tangan keduanya.

"Wa'alaikumsalam. Wah ini anak pertama kalian? Cantik sekali," ucap Ibu Lila menyapa Fiya.

Fiya mengucapkan terimakasih dengan bahasa isyarat tentunya.

"Ini adik saya, Bu. Namanya Fiya, Sayang salim dulu ke Ibu."

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Where stories live. Discover now