Tiga

3.1K 244 0
                                    

"Rakhsandrina?" Merasa namanya terpanggil, Sheeda langsung mempercepat cuci tangannya lalu menghampiri orang yang memanggil dirinya.

"Ya ,ada yang bisa bantu?" ucap Sheeda saat sudah tepat di hadapannya.

"Kamu dipanggil sama dokter Ghani," ucap orang itu.

Sheeda mengangguk lalu mengucapkan terima kasih sebelum dirinya melangkah menuju ruangan dokter tersebut. Ada beberapa yang harus ia tanyakan kepada dokter itu.

Saat di jalan, ada seseorang yang menyamakan langkahnya. Refleks Sheeda menoleh dan memutar matanya jengah saat melihat sosok yang selama ini ia hindari, namun selalu dipertemukan tanpa disengaja. Seperti kemarin, saat dirinya sedang berjalan terburu-buru karena ada pasien yang mengalami code blue ia tidak sengaja menabrak dia-Danish.

"Mata kamu lucu deh, bisa jaipongan gitu,"puji Danish saat melihat gerlingan mata Sheeda.

Sheeda memilih diam dan melanjutkan langkahnya dengan terburu-buru.

"Sheeda... Tunggu, kaki kamu pake roda ya? Cepet banget sih, ya ampun!" ucap Danish dengan terus saja mengejar Sheeda.

Danish terus saja menyamakan langkahnya dengan Sheeda sampai Sheeda terhenti membuat Danish tiba-tiba mengerem langkahnya dan memberikan deretan gigi putihnya ke hadapan Sheeda.

Sheeda mendengus lalu berkata, "Kamu ngapain sih! Saya ke sana ikut ke sana saya ke sini kamu juga ikut ke sini. Emangnya gak ada kerjaan ya?"

Danish memasukan tangannya ke dalam saku celana jeans hitam yang ia pakai. "Hei! Kamu kira saya ke sini cuman iseng? Enggak lah! Saya ke sini mau penelitian, dan soal saya yang selalu ikutin kamu? Kamu aja ke GR-an. Ntah kenapa saat saya ke suatu tempat kamu juga ada di sana. Jangan salahkan saya, salahin aja situasi yang selalu menemukan kita. Atau jangan-jangan kita jodoh."

Sheeda mengerjapkan matanya, dia kira Danish akan menjawab dengan guyonan yang selalu dia lemparkan kalau Sheeta marah kepadanya.

"Lalu? Kamu ngapain ikutin saya ke sini?" tanya Sheeda.

"Saya bukan ikutin kamu, saya juga ada urusan dengan beliau, tapi saat saya ke ruangannya malah saya dikasih amanat buat ajakin kamu sekalian," jawab Danish dengan tenang.

Sheeda memalingkan wajahnya yang memerah. Ia malu, ternyata dirinya saja yang terlalu lebay dengan semua ini.

Danish mencuri tatap Sheeda. "Wah ada udang rebus nih, lumayan kalau dimakan bisa kenyang."

Sheeda mendengus tetapi saat Sheeda ingin protes suara lelaki memanggil nama mereka, membuat mereka langsung menghadap suara itu.

"Ngapain malah debat di sana? Saya sudah tunggu dari tadi. Ayok masuk!"

Sheeda dan Danish langsung mengangguk dan mengikuti langkah Dokter Ghani.

"Saya panggil kalian berdua karena ada yang harus saya sampaikan, jadi lusa rumah sakit akan mengadakan event yaitu promosi kesehatan." Dokter Ghani mulai menjelaskan maksud dirinya memanggil Sheeda dan Danish.

"Saya memanggil kamu, untuk saya jadikan moderator event itu, kamu bersedia?" tanya Dokter Ghani.

Sheeda terlihat menimamg-nimang.  "Hn, baik Dok saya bersedia. Kalau boleh saya tahu siapa dokter yang akan menjadi narasumber nanti?"

Dokter Ghani tersenyum lalu melangkah menuju Danish setelah itu menepuk bahu Danish. "Ramadanish, calon dokter muda ini. Karena kemarin Danish sempat bercerita kalau dirinya membutuhkan riset untuk penelitian. Dan event ini bagus untuk membantu penelitiannya."

Danish tersenyum ralaatt lebih tepatnya menahan tawa saat melihat ekspresi wajah Sheeda.

"Eungh, itu Dok. Hn... mendadak saya ada acara lusa," ucap Sheeda.

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Where stories live. Discover now