Tujuh Belas

1.9K 160 1
                                    

"Kemana, Kay?" tanya Wildans saat melihat Sheeda menuruni tangga dengan pakaian yang siap untuk keluar.

KKN Sheeda sudah selesai tiga hari yang lalu, dan kemarin dirinya baru sampai di rumah Wildan.

Sheeda menoleh dan tersenyum ke arah Wildan yang sedang mengaduk kopi yang baru ia bikinn. "Kay ke rumah bunda dulu ya, Yah? Tadi bunda bilang Chio gak mau sekolah kalau Kay gak ke rumahnya."

Chio, anak lelaki gembul itu sudah mengetahui bahwa sang kakak sudah kembali ke Bandung kemarin, tapi karena Sheeda ada urusan dengan sang Ayah jadi dirinya pulang ke rumah Sang Ayah dan jadilah anak itu merajuk dengan tidak mau berangkat sekolah jika tidak ada Kakak tersayangnya itu. Bahkan hari pertama Sheeda berangkat ke tempat KKN, Chio mogok makan karena dirinya memaksa untuk ikut dan pastinya itu tidak diperbolehkan apalagi Sheeda di sana bukan liburan melainkan menjalankan proker yang telah di rancang dengan teman-temannya. 

"Anak itu. Ya sudah hati-hati, bawa mobil?"

Sheeda tertawa kecil. "Ayah.... Kay gak bisa bawa mobil, berat hehehe."

Wildan mengusap puncak kepala Sheeda. "Ah kamu ini, maksud Ayah kamu ngendarain mobil? Atau mau Ayah panggilkan supir?"

"Hehe Ayah sih udah berulang kali Kay kasih tahu masih aja lupa. Enggak Yah, Kay mau naik GrabCar aja."

"Ayah panggilkan supir Ayah kalau gitu."

Sheeda mencegah Wildan untuk menelpon supirnya. "Gak papa, Yah. Lagian Kay udah mesen juga, bentar lagi dateng."

Tidak lama dari itu iPhone Sheeda berdering.

"Tuh kan kayaknya udah di depan. Kay berangkat ya, Assalamu'alaikum." Sheeda mencium kedua pipi sang Ayah dan mencium punggung tangannya lalu berlari ke luar rumah.

--------

Mobil berwarna silver itu memasuki pekarangan rumah Shila. Sheeda segera membayar dan memasuki rumah sang Bunda.

"Chio nya dimana, Pah?" tanya Sheeda saat hanya melihat Aji yang sedang memakai sepatu.

"Di kamarnya. Bunda kamu lagi maksa dia buat sekolah," jawab Aji.

"Sheeda ke kamar Chio dulu ya. Papah berangkat sekarang?"

Aji membenarkan dasinya lalu berdiri dari duduknya. "Iya, takut kesiangan soalnya."

Sheeda mengangguk. "Hati-hati, Pah."

Aji mengangguk lalu Sheeda mencium punggung tangannya dan berjalan menuju kamar sang adik.

Benar saja, di kasur berbentuk mobil itu ada seorang anak laki-laki yang sedang tengkurap dengan wajah ditenggelamkan. Sheeda tertawa melihat tingkah sang adik.

Sebelum Sheeda menghampiri Chio, dirinya mencium punggung tangan sang Bunda. Setelah itu Shila memberikan kode untuk mendekati Chio.

Duduklah Sheeda dipinggir ranjangnya. Merasakan ada seseorang yang duduk di ranjangnya. Chio bergeser menjauhi.

"Chio sayang, sekolah yuk, mobil jemputan nya udah bunyiin klaksonnya." Suara itu berasal dari Shila yang tak bergeming di depan pintu.

"Gak mau! Chio mau kak Sheeda bukan sekolah Bundaaaaa."

"Yaudah yuk sekolah sama kakak?" ucap Sheeda membuat Chio langsung membalikkan tubuhnya.

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang