Tiga Puluh Delapan

2.3K 155 1
                                    

Waktu begitu cepat berlalu, ntah karena manusia yang semakin betah di bumi atau putaran bumi yang semakin cepat. Kondisi Sheeda sudah sangat baik, bahkan dirinya sudah merawat baby Afsheen kembali dan memaksa Bunda dan Ibunya untuk tidak ke rumahnya kembali, karena menurutnya ia sudah tidak apa-apa bahkan kram yang selalu melanda nya sudah tidak muncul lagi.

Sebulan sudah Sheeda lewati. Pagi ini ia sudah berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya dan baby Afsheen? Bayi lucu itu sedang tidur setelah Sheeda mandikan dan sesekali Sheeda meminta tolong kepada bu Mirna untuk melihatnya.

Makanan yang Sheeda buat sudah tertata rapih di atas meja makan dan saat itu pula Danish sedang menuruni tangga berjalan menghampiri tempat makan.

"Pagi, Mas," sapa Sheeda dengan senyuman yang selalu membuat Danish bersyukur atas nikmat yang Allah beri untuknya.

"Pagi." Ucap Danish langsung duduk dan tak lupa mengecup kening Sheeda, dan Sheeda? Ia langsung menghidangkan beberapa makanan kesukaan Danish di atas piringnya.

"Bu Mirna kemana?" tanya Danish saat tidak ada Bu Mirna di dapur.

"Tuh bu Mirna," jawab Sheeda saat melihat Bu Mirna berjalan mendekati meja makan.

"Bu... Sarapan dulu sini," ucap Sheeda sedikit berteriak.

Bu Mirna langsung tersenyum dan mempercepat langkahnya. Ia sangat bersyukur mendapat majikan yang sangat baik bahkan selalu dianggap keluarga mengingat Bu Mirna yang hanya tinggal berdua dengan anaknya yang masih bersekolah SMP.

Sarapan kali ini sama seperti sarapan sebelumnya, hening. Sheeda tidak berani membuka percakapan duluan, semenjak kejadian itu banyak hal yang Sheeda tutupi namun ia selalu bersikap biasa saja di hadapan semua orang.

Tidak hanya Sheeda, Danish pun. Walaupun tidak seperti beberapa minggu yang lalu namun Danish masih banyak diam dan selalu menghindar jika Sheeda membawa nama 'Afsheen' di percakapan mereka, Sheeda memaklumi itu, makanya ia tidak pernah memancing semuanya.

Suara tangis bayi membuat Sheeda langsung mengambil air minum dan meminumnya sebelum ia beranjak dari duduknya untuk ke kamar Sang bayi.

"Ulu-ulu sayangnya bubu kenapa, hm? Mau mimi iya? Yaudah bubu buatin ya sayang. " Ucapan Sheeda saat baby Afsheen sudah di pangkuannya.

Buru-buru Sheeda buatkan susu yang sudah ditakar sebelumnya, dan tidak lama baby Afsheen terdiam dan kembali anteng sampai matanya ia pejamkan. Sheeda bersyukur karena Afsheen tidak pernah merepotkannya, saat dirasa sudah terlelap, Baby Afsheen dengan perlahan ia simpan kembali di box-nya dan segera berlari ke ruang makan membantu Bu Mirna membereskan semuanya.

Langkahnya terhenti saat hanya tinggal Bu Mirna yang sedang membersihkan meja makan.

"Mas Danish kemana, Bu?" tanya Sheeda.

"Oh itu, Bapak tadi bilang bahwa ada pekerjaan sebentar, mungkin sekarang sedang di ruang kerjanya, Bu," jelas Bu Mirna.

"Oh gitu ya, Bu. Yasudah kalau gitu Sheeda ke kamar dulu ya, Bu. Nanti kalau baby Afsheen bangun Ibu panggil aja ya, maaf Sheeda repotin," ucap Sheeda dengan tersenyum.

"Tidak Bu, yasudah kalau gitu saya pamit bu untuk bersihin yang lain." Sheeda mengangguk.

----------


"Afsheen mau apa sayang?"

"Ada sakit?"

" Aduhh jangan nangis terus dong, Bubu bingung jadinya."

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Where stories live. Discover now