Dua Puluh

2.4K 158 0
                                    

Hari telah berganti malam, Sheeda baru saja keluar dari ruang dosen untuk mengajukan skripsinya. Gadis itu menghela nafasnya, skripsinya masih ada yang harus di revisi, dan revisi itu besok harus sudah selesai, karena Sheeda ingin wisuda gelombang satu yang akan dilaksanakan kurang lebih lima minggu lagi. 

Sebelum dirinya melanjutkan langkah menuju mobil dan pulang, ia sempatkan untuk membuka gawai nya. Hanya ada satu pesan dari Danish--suaminya. 

My future [15.30 WIB]
Sore my future. Gimana bimbingannya? Semoga cepet di Acc ya, oh ya maaf saya gak bisa ngabarin kamu nanti, saya ada jadwal operasi sampai enam jam ke depan. Jaga kesehatan ya dan jangan lupa sholat minta semuanya sama Allah. ILY

Ya Danish sudah kembali lagi melanjutkan tugas terakhirnya sebelum ia disumpah sebagai Dokter. Tempatnya sih tidak jauh, hanya di Jakarta namun jadwalnya sangat rapat melebihi saat dirinya di Kalimantan. Ah rasanya bukan karena itu saya, kesibukan Sheeda yang bertambah membuat mereka bisa berhari-hari mereka tidak bertukar kabar via telepon.

Terkadang saat Danish ada waktu, Sheeda lah yang sibuk dan bahkan sebaliknya. Namun pasangan ini tidak pernah lupa untuk mengabari jadwal mereka masing-masing. 

Me [18.30]
Malam Mas, iya ini baru selesai bimbingan. Ah ternyata benar kalau skripsi bisa membuat mahasiswa hampir mati hehehe. Iya siap Mas, aku pulang dulu ya. Jaga hati di sana hehehe. ILY

Setelah mengetik pesan itu dan mengirimkannya, Sheeda langsung melanjutkan langkahnya.

----------&----------


Suara deringan telepon membuat Sheeda mengerjapkan matanya.

"Assalamu'alaikum." Suara Sheeda masih sangat serak khas bangun tidur.

Sheeda dengan hati-hati menyenderkan tubuhnya ke nakas, matanya baru saja memejam sekitar dua jam yang lalu. 

'Ganggu ya?'

"Enggak kok. Lagian aku yang makasih udah bangunin soalnya file skripsi aku belum sempet di print semalem."

'Yaudahh sana print dulu. Tar ke enakan ngobrol juga jadi lupa'

Sheeda langsung turun dari nakas lalu berjalan ke printan di kamar Danish.

"Udah, gimana kabar kamu, Mas?"

'Baik alhamdulillah. Kamu gimana di sana? Skripsi nya masih perlu revisian, hm?'

Sheeda mendesah, sudah hampir ke tiga kalinya skripsi yang ia ajukan di revisi. 

"Ya gitu deh. Tapi insyaAllah setelah ini ACC biar aku ikut wisuda gelombang satu."

'Aamiin, semangat istriku. Maaf saya gak ada di sisi kamu saat ini. Tapi do'a saya akan selalu dipanjatkan setiap saat.'

"Gak papa, kamu di sana juga baik-baik jaga diri sama hati juga hehe. Semangat juga buat lusa ujian kompetensinya, inget selalu bismillah."

'Iya sayang'

".... "

'San?'

"Hm."

'Jangan tidur lagi, setengah jam lagi masuk waktu subuh, daripada tidur mending wudhu gih'

Di Penghujung Waktu [COMPLETED]Where stories live. Discover now